Puisi Devan Rafandra Gibran "Di Persimpangan" Puisi Cinta Sedih - Sampah Kata
Ada tangan
yang ingin terlepas dari genggaman.
Ada
genggaman yang terlalu lemah menahan;
Sebuah puisi
sedih lahir di persimpangan.
Mengharuskan
kenangan disimpan sedalam ketabahan.
Adalah kita
yang bergegas menyudahi cerita.
Langkahmu-langkahku
sepakat untuk tak lagi seirama.
Meski aku
masih percaya;
Bukan ini
akhir yang kita semoga.
Kau dan aku
berjalan berlainan arah.
Waktu
menjadi gerah.
Detik-detik
gundah
Sepasang
hati pecah.
Sudahlah,
puisi!
Bicara saja pada jejak bisu
yang sedang menangis membohongi semesta.
Yakinkan
padanya bahwa cinta tidak sepicik itu.
Jika memang iya,
pasrahkan saja takdirnya pada Tuhan yang Maha Tahu.
Februari,
hari ke-dua belas, 2021
Aku
(Catatan Penutup)
Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Salam kopi pahit...
Sampah Kata Seniman Bisu
Penulis Amatiran Dari Pinggiran
Secarik Ocehan Basi Tak Lebih Dari Basa-Basi
Post a Comment