Puisi Devan Rafandra Gibran "Puisi Seorang Mantan Kekasih" - Sampah Kata
Dear,
kekasihku!
Wajahmu
terbawa angin.
Kenanganmu
dijatuhkan gerimis.
Kita pulang
ke rumah.
Rindu-rindu
yang memutus waktu sudah mati.
Kebersamaan
yang dijeda sunyi telah tiada.
Kita
hangatkan sejenak tubuh kita didepan perapian.
Perjalanan
kita sangat jauh dan melelahkan.
Kekasihku
yang bukan lagi kekasihku!
Duduklah
disampingku!
Kubacakan
puisi paling sendu yang kutulis atasmu.
Biar kau
tahu seburuk apa seluruhku ketika terlepas dari seluruhmu.
Kekasihku,
kau tahu?
Hal terakhir
yang kuingat ketika itu adalah aku keluar dari hidupku.
Orang-orang
yang kutemui semua palsu.
Mereka adalah kebohongan yang dikirim semesta
bahwa setelah kau tak ada semua akan
baik-baik saja.
Ternyata
sakit, ya!
Membohongi
perasaan yang masih suka.
Membunuh
hati yang masih cinta.
Hanya untuk
sebuah percaya yang masih tanda tanya.
Kekasihku
yang tidak lagi mencintaiku!
Aku berusaha
untuk tidak naif dan egois.
Yang kutahu,
setiap manusia berhak menemukan bahagianya.
Jika
bahagiamu bukan denganku, aku bisa apa?
Oleh karena
itu, kutitipkan saja padamu separuh kenangan kita!
Separuhnya
lagi, biar kubawa.
Setelah
hujan reda, kau boleh pergi.
Aku akan
merajut rindu dan kenangan sampai hujan jatuh dilain hari.
***
Januari,
hari ke-dua puluh delapan, 2021.
Aku
(Catatan Penutup)
Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Salam kopi pahit...
Sampah Kata Seniman Bisu
Penulis Amatiran Dari Pinggiran
Secarik Ocehan Basi Tak Lebih Dari Basa-Basi
Post a Comment