Puisi Sumiati "Air Mata Amarah" Puisi Kehidupan - Sampah Kata
Apa aku bisa
marah
Tidak
Aku hanya
terdiam dalam kemarahan
Bersama
air mata yang mengalir perlahan
Semua
seperti bara
Yang
membakar jiwa
Dan hanya
air mata yang bisa kutumpah
Aku ingin
menjerit
Berteriak
Meluapkan
semua sesak dada
Namun aku
tak bisa
Lagi
Dan lagi
Aku hanya
terdiam dalam kebisuan
Berteman
sendu yang kian membeban
Ya ku akui
Argumen
selalu benar
Tapi ini
soal hati ku
Soal
perasaan ku
Soal privasi
ku
Kita memang
meyatu pada ikatan
Namun tidak
semua harus diucapkan
Mungkin bagi
mu biasa hanya bercanda
Tapi bagi ku
Itu luka
Itu
meyakitkan
Karena rasa
wanita dan pria berbeda
Jangan kau
tanya soal sayang
Separuh
nyawa rela kuserah asal dirimu mu
Jangan pula
kau tanya soal pengorbanan
24 jam waktu
sehari hanya kuberi dan kupersembahkan
pada mu
Sebagai
bakti setelah aku diserah oleh ayah ku
Dalam ikatan
yang suci
Atas ridho
hukum dan Ilahi robbi
Namun
Mengapa aku
tak bisa bersuara
Walau
mengelegar dera amarah di dada
Cinta dan
kasih ini menjadi pengikat sejati
Walau lelah
tetap tertawa
Walau kesel
senyum tetap menyapa...
Amarah ku sirna bersama airmata
Plg.1222021
Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Penulis Amatiran Dari Pinggiran
Secarik Ocehan Basi Tak Lebih Dari Basa-Basi
Post a Comment