Cerpen Cinta Romantis "Keteguhan Hati" Karya Muraz Riksi
"KETEGUHAN HATI"
Karya Muraz Riksi
Gadis cantik berkulit putih, ia anggun mempesona dengan semua yang ada pada dirinya. Sebuah restoran mewah, ditengahnya hamparan luas kolam ikan, bambu-bambu kecil tumbuh subur memagari tempat indah itu. Ia berdiri di sampingku, sembari menatap luasnya kolam ikan.
Aku datang kesana untuk menemui seseorang yang karenanya nafas cinta mengalir dalam nadiku. Dia adalah Jihan, kekasihku, pelangi dalam hidupku. Berdiriku pada pagar pembatas kolam, gadis cantik berkulit putih itu datang menghampiriku. Ia adalah anak tunggal pemilik sah semua warisan orang tuanya.
Dia menanyakan kabarku, sesekali ia juga menatap dengan penuh harap. Aku tidak mengerti pada tatapan tajam itu. Aku hanya berbicara santai dengannya, berceritaku tentang masa depan dan impian. Tak lama setelahnya, ia mengutarakan maksud dari tatapan yang penuh harap itu. Sungguhku terkejut, tak pernah terbayang oleh pikiranku.
Ia mengatakan telah lama memendamkan perasaannya padaku, aku heran dan bagaimana mungkin. Sedang aku tidak pernah bertemu dengannya dalam hal teman atau apapun hubungan itu. Siapa perempuan ini?, mengapa tiba-tiba dia mengatakan telah lama jatuh hati denganku?. Aku takut, begitu takutnya kehilangan seseorang.
Gadis itu, bola matanya telah tumpah dan mengaliri dua bilah pipi. Ia mengatakan, jika aku menerimanya ia akan menyerahkan semua warisan orang tuanya untukku. Bukan senyum yang kuberikan padanya, air mataku juga tumpah.
Kukatakan padanya, pernahkah kau melihat bulan terbit beriringan dengan matahari?, atau pernahkah kau melihat bintang kejora tanpa bulan di sampingnya?. Ia terdiam kebingungan memahami maksud pertanyaanku. Perhatikan kedua burung itu, mereka jenis burung yang sama!, merpati yang terbang bebas dan Punai Gading yang ada dalam sangkar besi milikmu. Kamu adalah punai gading itu dan kita tidaklah sama. Aku adalah merpati yang terbang bebas, namun aku sudah memiliki tempat untuk pulang.
Langkahku yang tanpa senyum itu, air mata yang berlinang tak tertahankan. Menaiki tangga menuju tempat parkiran, seseorang telah berdiri disana. Dia adalah Jihan, yang karenanya nafas cinta mengalir dalam nadiku. Ia menatap khawatir atas diriku, tanpa sepatah kata aku pun memeluknya. Ia bertanya, abang kenapa?. Tak kugubris dengan pertanyaannya.
Abang tak ingin kehilangan dirimu, suara parauku di telinganya. Aku terperanjat dari alam tidurku, aku duduk merenungi mimpi aneh itu. Sungguh dari lubuk terdalam hatiku, aku mencintai Jihan. Aku sangat sayang dengannya dan takkan ada siapapun yang mampu menggoyahkan hatiku untuknya.
Kamar Kecilku, 23 Juli 2018
Ingin kenal dengan penulis ini!
Langsung saja lihat Medsosnya :
Post a Comment