Cerpen Cinta Sedih "Mentari Di Sukabumi" Cerpen Muraz Riksi

Table of Contents

 

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salam kopi pahit...
Cerpen merupakan cerita pendek atau kisah yang menggambarkan tentang cinta, kehidupan, bahagia, sedih, rindu dan alam. Oleh karenanya pada postingan ini, admin ingin membagikan cerpen karya Muraz Riksi. 

Di bawah ini tersedia daftar isi yang akan memudahkan untuk melihat dan membaca lebih banyak gubahan karya Muraz Riksi lainnya.

Dalam hal ini admin menekankan bahwa sumber tulisan dan hak cipta sepenuhnya milik penulis. Selamat membaca!. 

Profil singkat penulis :

- Instagram Muraz Riksi


"Mentari Di Sukabumi" Oleh : Muraz Riksi

Berawal dari suaranya yang hangat dan lembut. Wajahnya ayu dan ia seorang guru. Terakhir suaranya terdengar saat ia membawakan sebuah podcast tentang mengejar impian.

Mahasiswi semester 8 tentunya sedang bergelut dengan skripsi. Akhir cerita ia pun lulus dan menjadi seorang sarjana.

Tak ada lagi kabar darinya, dunia kita sekarang berbeda. Sebagai teman, kita pernah berbagi cerita dan canda.

Ku pikir sebagai seorang teman, aku harus mengunjunginya. Lewat pintu dimensi mimpi aku datang ke Sukabumi.

Bukan tak ada alasan, aku melanjutkan pendidikan S2 di sana.

Suatu hari aku bertemu dengannya untuk pertama kalinya. Dia berlari menjauh dariku.

Aku segera mengejarnya hingga ia berhenti di salah satu toko di sana. Keluar laki-laki berbadan kekar. Niatku untuk bertemu dengannya pun pudar.

Esoknya aku pun kembali berhadapan dengannya, dan ia pun masih lari menjauh. Demikian juga dengan hari-hari berikutnya.

Sampai hari di mana aku akan selesai pendidikan S2. Tak ada lagi sosoknya, tak ada lagi pertemuan dengannya.

Aku sadar waktuku tidak lama lagi, aku harus kembali ke dimensi sebenarnya aku tinggal.

Mencari alamat tinggalnya adalah jalan terbaik. Aku mengetuk pintu rumahnya. Seorang ibu keluar.

"Kau pulang saja nak, jangan tambah luka", itulah kalimat dari ibu itu.

"Tidak Bu, aku datang ke sini ingin berpamitan dengannya. Aku akan pulang ke negeriku". Jawabku dengan wajah penuh harapan.

Ia keluar dengan matanya yang sembab, ia memeluk ibunya.

Aku masuk dan hanya menatapnya. Ia masih memeluk erat ibunya.

"Bu, saya datang kesini untuk berpamitan dan meminta maaf".

Kenapa kau harus datang kemari?, Tanya ibunya.

Jika hanya datang untuk meninggalkan luka sebaiknya kau pulang.

Kata-katanya penuh amarah dan kekecewaan. Suasana ruang tamu menjadi hening. Aku tersentak tak punya pilihan. Terjebak keadaan yang tidak bisa aku ubah.

Air mataku jatuh, tak sepatah kata bisa aku ucapkan.

"Aku tak bisa tinggal di sini atau menetap di negeri ini. Aku dari dimensi lain". Terbesit di dalam hati.

***TAMAT***

***
Demikian cerpen karya Muraz Riksi yang dikirim oleh penulis untuk dimuat dalam web ini. 

Post a Comment