Puisi Muraz Riksi "Malam Para Pemilik Rindu" Contoh Puisi Kritik Sosial Seniman Bisu

Table of Contents


Malam Para Pemilik Rindu

Oleh : Muraz Riksi

Tema : Kritik Sosial


Nyanyian musik sendu

Segelas kopi menunggu

Sunyi malam merayu

Katakan wahai hati mengapa ada tetes embun rindu?


Kepada siapa ia harus berbisik pilu

Tentang temu yang tak lagi tamu

Hanya kenangan yang masih berlalu

Antara harap dan rindu


Malam para pemilik rindu

Adalah hati yang masih setia menunggu

Adalah jiwa yang masih berharap jawaban palsu

Bahwa dia mulai jatuh hati denganku


Musik itu masih mengusik telingaku

Dering ponsel masih saja menggangguku

Rupanya itu hanya penagih utang yang rindu

Rindu jawaban kepastian dariku


Tunggulah sayang, aku sedang kacau dengan negeri ini

Di PHK dari kerja lalu susah untuk cari kerja

Belum lagi masalah pandemi yang masih menguasai

Tak ada tempat nyaman

Selain rumah dan tiduran


Tapi tahukah sayang?

Perut ini butuh makan

Lalu bagaimana atau hal apa yang harus kulakukan?

Biarlah rindu ini berisi dering ponsel penagih utang...

Bireuen, 26 Juni 2021



Negeri Para Pendongeng

Karya : Muraz Riksi


Jalanan sepi seperti tak ada penghuni

Ada anak yang sedang sakit

Ada ibu yang sedang bergadang menjaganya

Sang ayah duduk di atas kursi kayu


Sesekali terdengar suara kendaraan melaju

Dari jauh terdengar halus

Dari dekat terdengar bising

Langit bergemuruh riuh


Di negeri para pendongeng tak ada celah menolak kisruh

Tentang bebasnya yang tangguh dan lemahnya buruh

Setiap malam hanya ada doa dan keluh

Agar kaki bisa melangkah jauh


Negeri Para Pendongeng adalah tempatnya para pemikir

Banyak ide lahir namun menjalankannya yang tak mahir

Bicara santun dengan gagasan tak lagi culun

Semua dengan tujuan membangun


Tentang hasil yang masih nihil

Karena maunya dimengerti tapi tak mau memahami kondisi

Menyalahkan atasan seakan benar bawahan

Lupa bahwa persoalannya ada di dalam diri kita

yang tak mau lepas dari yang namanya bantuan…

Bireuen, 20 Juni 2021


***
Demikian puisi karya Muraz Riksi yang dikirim oleh penulis untuk dimuat dalam web ini. 

(Catatan Penutup)

Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Salam kopi pahit...

Sampah Kata Seniman Bisu
Penulis Amatiran Dari Pinggiran
Secarik Ocehan Basi Tak Lebih Dari Basa-Basi

Post a Comment