15+ Puisi Cinta Sedih Romantis Untuk Meluluhkan Hati Kekasih "Kalimat Cinta" Puisi Muraz Riksi Seniman Bisu
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salam kopi pahit...
Puisi merupakan ungkapan perasaan yang menggambarkan tentang cinta, kehidupan, bahagia, sedih, rindu dan alam. Oleh karenanya pada postingan ini, admin ingin membagikan puisi karya Muraz Riksi.
Dalam hal ini admin menekankan bahwa sumber tulisan dan hak cipta sepenuhnya milik penulis. Selamat membaca!.
Profil singkat penulis :
- Instagram Muraz Riksi
- Youtube Muraz Riksi Seniman Bisu
TERBANGUN,
TERSADAR DARI ALAM LUKA
MURAZ RIKSI
Bila senyum
penutup luka
Lantaran
hati titipkan kecewa
Untuk
berpura-pura cerminkan bahagia
Saat yang
lainnya menatap jendela mata
Tapi tidak
denganku
Perihmu
dapat ku rasa
Sayatan
pilu, guncangan asa dan rindu nestapa
Semuanya
terbiaskan cahaya
Tertera
guratan kusut itu di muka
Ketika
wajahmu sedang berpura-pura
Dengan
senyum yang kau tepis luka
Hadirku
hanya sekedar cerita
Bukan aku
pemeran pelipur lara
Untukku, kau
adalah secuil cahaya senja
Bukan sosok
impian yang deraikan air mata
Aku dekat
tidaklah artinya suka
Karena
cinta, diriku telah punya
Sungguh ia
yang terlukiskan doa
Meski
terbangun dari alam luka
Masih ia
yang ku cinta
Takkan
berubah sampai akhir masa...
Bireuen, 24
September 2017
SEUTAS TALI
CINTA
MURAZ RIKSI
Aku ingin
rumah untuk pulang
Disaat jenuh
dan lelah pada keadaan
Lemah
mengguncang menggema kesakitan
Mengusik
kerapuhan juga kesedihan
Bila saja
untaian rasa menggoda
Menghapus
semua bercak-bercak noda
Melihatmu
saja sudah lebih dari cukup untuk membuatku bahagia
Apalagi
dapat menjadi tangan disaat engkau meraba
Pahit,
benar-benar pahit yang ku rasa
Kesendirian
yang terus bercengkrama
Menostalgiakan
semua mimpi yang ada
Antara
nestapa dan guncangan jiwa
Semestinya
aku berani berkata
Merajut asa
dengan seutas tali cinta
Kelak engkau
baru dapat memahami
Memendam
rasa layaknya meracuni diri
Seperti
sekumpulan rintik air mata
Yang deras jatuh
membasahi jendela
Bukan pula
hasrat kuat berbicara
Melainkan
ketulusan hati penuh tanya
Berharap
pada kepastian
Bermusuh
pada kebencian
Berjalan
demi keinginan
Dan
membenarkan pengetahuan perjalanan...
Bireuen, 07
Desember 2017
MERAJUT HATI
MURAZ RIKSI
Telah
terkoyak
Pecah belah
bagaikan kaca jendela
Yang
dilempari batu
Keping-keping
kaca berhambur di lantai tak bernoda
Datang dan
pergi
Waktu yang
silih berganti
Belum pernah
ku temui dan ku percayai lagi
Sedari ku
benci pada perasaan hati
Bukan seumpama
matahari
Adanya sepi
yang tidak lagi merindui
Seketika
malam datang menghampiri
Mengajakku
berdiskusi tentang bangunan mimpi
Dalam
sepi-sepi yang tak ku pungkiri
Rajut,
menjahit kepingan rasa
Merekatkan
kaca dengan batang jendela
Begitulah
perasaan itu datang lagi
Dari
wajahnya
Ku dapati
kembali senyum yang menggoda
Menebarkan
rasa menggetarkan hati
Ku ingin
perasaaan ini terlukis abadi
Dalam ikatan
yang nantinya diridhai…
Bireuen, 14
Mei 2018
RINDU
SEPERTI HUJAN
MURAZ RIKSI
Rintik-rintinya
jatuh
Seperti
embun dipagi buta
Tidak deras
begitu pula air mata
Doa-doa yang
mengalir
Membentuk
sungai-sungai kecil
Di atas
wajah rindu pada mata yang berkaca-kaca
Rindu telah
basahi bumi, duniaku merajut mimpi
Ya, hanya
duniaku tempat kamu berada
Yang ku tampung
dalam wadah cinta
Sabtu pagi
atau petang
Saat kita
sedang duduk bercerita
Membagikan
rasa yang setangahnya adalah doa
Rindu
seperti hujan
Akan
membasahi waktu kita
Akan
kugenggam tangan indahmu
Akan kutatap
wajah cantikmu
Takkan
sedetikpun aku berpaling
Untuk senyum
yang merekah padamu
Ya, aku
adalah milikmu
Kamulah yang
telah memiliki hatiku
Kamulah yang
telah ada dalam doaku
Karenamu
satu-satunya rinduku...
Kamar Kecil,
18 Oktober 2018
HUJAN RINDU
MURAZ RIKSI
Selongsong
peluru cinta menghujam dada
Tertancap
kuat doa yang artikan satu nama
Darah-darah
rindu mengalir dalam urat-urat asa
Berdetak
jantung dengan semua perihal rasa
Rindu itu
turun deras
Membasahi
lalu membanjiri jiwa-jiwa cinta
Yang terus
menadahkan tangan di bawah jendela harapan
Hatinya kuat
menahan godaan bahkan matanya tertutup pada rayuan
Ia hanya
melihat satu nama yang telah lama diam dan tinggal dalam doa
Ia hanya
tahu bahwa tatapannya tak pernah salah
Sebab hati
telah memilih dan cintanya hanya untuk seorang kekasih
yang turun
deras sebagai hujan rindu...
Ruang Malam,
19 Oktober 2019
KALIMAT
CINTA
MURAZ RIKSI
Semesta
terlelap oleh rindu
Akan
kuceritakan tentang kalimat cinta
Kepada
setiap jiwa yang telah tumbuh rasa
Sesuatu yang
hanya dapat ditulis dan dicerita
Telah
melingkar cahaya
Di ujung
jari manis mengikat janji dan doa
Kekasih hati
anak manusia
Tentang
semua kalimat cinta adalah hati yang setia
Adalah tulus
yang bicara
Adalah kasih
dan sayangnya
Kenapa ada
rindu?
Karena ada
cinta
Ada harapan
dan doa…
Kamar Kecil,
25 Oktober 2018
LANGIT SENJA
MURAZ RIKSI
Ombak-ombak
mengudara di pantai lepas
Pada kursi
bambu di bawah langit biru
Senja yang
tertutup awan
Ada pelangi
yang tersenyum bebas
Suara
gemercik angin melirik tatapanku
Ada jingga
yang duduk di sebelahku
Sekali-kali
raut wajahnya malu-malu
Saat
tatapanku pada dua telaga biru
Aku rindu
bertatap senyum dengannya
Menghabiskan
beberapa waktu
Sosok anggun
dan paras yang cantik
Diantara
langit senja, rindu jatuh setiap detik
Pantai
Lepas, 04 November 2018
SECARIK
KERTAS PUISI
MURAZ RIKSI
Tidak ada
rindu yang lebih indah
Selain pada
secarik kertas yang bertuliskan puisi
Tidak ada
mimpi yang lebih kurindu
Selain
harapan kita dapat bertemu
Tidak ada
pelangi yang lebih merona
Kecuali
lengkung garis senyummu yang mewarna
pada
wajahmu…
Ruang Malam,
31 Oktober 2018
SECANGKIR
KOPI SUSU DAN SELARIK PUISI RINDU
MURAZ RIKSI
Kutemukan
kehangatan dalam secangkir kopi
Diantara
pesona seladang yang sunyi
Selarik
kertas dan sebatang pena
Dalam
ruangan kayu tua
Aroma bayu menyeru
rinduku
Kutuliskan
kalimat cinta serpihan rasa
Untuk
perempuan berpuisi yang jauh di mata
Tatapku pada
lukisan abstrak yang terpajang
Ada cinta
yang mengalir di ujung kuas
Seperti
warna hitam yang telah membeku keras
Kutemukan
kehangatan dalam ruang waktu
Sembari
kuseruput secangkir kopi susu
Yang tumpah
basah pada selarik puisi rindu
Dengannya
semua harapanku tertuju...
Kota Dingin,
08 November 2018
LEMBAYUNG
RINDU
MURAZ RIKSI
Kutatap
lembayung wajah cantik
Tertulis
pesonanya pada setiap lirik
Ada semesta
yang melingkup bola mata
Tentang
puisi yang dituliskan pujangga
Ini tidak
hanya tentang cinta
Yang menukik
daratan hijau kota tua
Tapi juga
hujan gerimis tentang cita
Yang
membasahi ruang hati anak manusia
Diantara
rindangnya hutan pinus
Di bawah
langit mendung
Menggigil
rindu akan wajah lembayung
Semesta
alam, adanya hamparan danau adanya gunung
adanya kota
tua dan pujangga yang duduk seorang diri
Kota Dingin,
08 November 2018
TENTANG
CINTA
MURAZ RIKSI
Sebenarnya
ada yang sedang bertanya
Tentang
cinta, perihal rasa yang tumbuh dari lubuk hati
Aku tak
berani menjawabnya
Tentang apa
dan bagaimana
Banyak buku
menerjemahkan tentang cinta
Sebagimana
pemahaman itu datang mengudara
Kutatap
langit, setiap waktu ia berganti warna
Tentang pagi
yang hangat
Tentang
siang yang langitnya membiru
Kita lupa
hanya melihat indahnya saja
Katakanlah
senja pasti tatapannya langit yang menua dengan jingga
Sebenarnya
mendung juga bagiannya
Kita
memaknainya dengan kesedihan dan kesakitan
Gelap, hitam
namun semua itu arti keindahannya
Pelangi
hadir seusai hujan air mata
dan tentang
cinta adalah saat kita melewati suka duka bersama
Ruang Kopi,
15 November 2018
PADA HUJAN
MURAZ RIKSI
Usai waktu
berjalan, kita sedang menatap cahaya
Menikmati
separuh waktu yang masih tersisa
Berjalanlah
pada jalan yang gelap dan kita akan melihat setitik terang
Kau akan
percaya bahwa aku sedang menunggu
Di bawah
lampu jalan diantara bulir hujan
Nantinya aku
akan kembali
Pada ruang
persegi dengan cahaya yang sama
dan
malam-malam dengan sepinya
Pada hujan,
usai waktu berjalan
Ruang Malam,
21 November 2018
KATA MAAF
MURAZ RIKSI
Pada sebuah
kata
Terkadang
tersirat banyak makna
Diantaranya
adalah cinta
Yang
tertulis dan terucap penuh rasa
Lalu pada
sebuah kata maaf
Begitu
mudahnya keluar dari ruang bicara
Adakah kau
bertanya?
Benarkah
disaat salah harus mengatakan maaf?
Dengarkan
aku!
Jangan
meminta maaf
Karena
memaafkan itu suatu perkara yang mudah
Namun
sudahkah kata maaf itu benar-benar dari hatimu?
Sebab jika
kata maaf keluarnya hanya dari lisanmu
Maka
kesalahan yang sama akan terulang kembali
dan kata
maaf takkan ada arti
Lebih baik
kau menyesali
Dengan
begitu kau akan tahu
Bahwa kata,
tersirat banyak arti
dan cinta
adalah bahasa yang seharusnya menjagamu
dari
kesalahan-kesalahan yang takkan terulang kembali…
Bireuen, 11
Januari 2019
BERUNTUNGNYA
AKU
MURAZ RIKSI
Kekasih
Kebahagian
itu adalah kamu
Seperti
sebuah penantian yang teramat panjang
Dan bahkan
tak satu orang pun yang tahu
Ketika
doa-doa yang kulangitkan
Agar semua
mimpi yang pernah kuimpikan
Agar semua
rasa yang pernah kurasakan
Dapat
Kusuguhkan padamu
Disetiap
pagi, menggantikan secangkir kopi
Lalu kita
duduk tan tertawa
Membicarakan
masa yang akan kita lewati bersama
Beruntungnya
aku
Karena kamu
adalah kekasihku…
Bireuen, 13
Januari 2019
TENTANG
KEPERGIAN
MURAZ RIKSI
Bukan siapa
yang pergi atau siapa yang datang mengobati
Luka bukan
luka
Sakit bukan
sakit
Tapi rasa
yang harus diakhiri
Mengapa?
Terkadang
kita harus menyadari apa yang berarti dan apa yang sedang ia cari
Bagiku pergi
adalah untuk pulang
Menghilang
untuk datang
Menanti pada
yang didoakan
Berharap
pada ia yang menyimpan perasaan
Kecuali
bagimu yang mudah melafazhkan kalimat cinta
Karena
bagimu rasa bukan segalanya
Kau hanya
penggoda yang datang menyapa
lalu pergi
meninggalkan luka...
Bireuen, 15
Januari 2019
***
Demikian puisi karya Muraz Riksi yang dikirim oleh penulis untuk dimuat dalam web ini.
(Catatan Penutup)
Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Salam kopi pahit...
Sampah Kata Seniman Bisu
Penulis Amatiran Dari Pinggiran
Secarik Ocehan Basi Tak Lebih Dari Basa-Basi
Post a Comment