23+ Puisi Cinta Romantis Percakapan Dua Orang Kekasih
“Dua Hati
Berbicara Lewat Puisi”
Karya :
Muraz Riksi & Oza
(Cowok)
Aku hanya
bisa tersipu
Saat engkau
memainkan bait-bait cinta
Mungkin aku
rindu akan ungkapan kasih sayang
Selama ini,
yang kurasakan hanyalah kesepian
(Cewek)
Takkan
Pernah kasih ini
Kujadikan
bait-bait yang mempermainkanmu
Terkapar tubuh
dalam rasa
Merasuk jiwa
yang sepi
Takkan
ternoda oleh kenestapaan puisi
Hanya saja,
mungkinkah engkau yang ku nanti?
Bila
mengingat kabar dari merpati
Yang
menyatakan engkau terlalu dekat dengan sahabat sejati
(Cowok)
Bahasamu
membuatku semakin tak mengerti
Seakan kau
memang telah tepat berada di hati
Aku memang
teman dari sahabat sejatimu
Apakah salah
bila akhir dari penantian ini, akulah cinta sejatimu?
(Cewek)
Jika pun
harus terbawa
Biarkan saja
mengalir dalam jiwa
Hasrat tak
terbentuk dengan cara
Dia hanya
menjalar masuk pada yang ia
Tak perlu
jua engkau menerka
Akan banyak
hati yang terpikir
Saat datang
larangan dari kurir
Merangkak
pun aku tak mampu
Apalagi
mencoba untuk bersua
Bila mereka
sudah membenci
Menangis jadi
cerita antara rasa dan duka
(Cowok)
Bila cinta
memang sudah hadir, benci akan menjadi sayang
Larangan
mereka hanyalah tantangan
Tertatih dan
tersandung pun aku rela
(Cewek)
Akhirnya
mekar sudah hati ini
Setelah
lelah mengisah harum
Angin pagi
menghembus sunyi
Aku
bertanya, sampai kapan engkau akan bersabar hati?
(Cowok)
Pagi
menjelang petang dan sang malam yang telah kembali
Meski subuh
sudah menyapa mimpi
Aku akan
terus sabar menanti
Sampai
engkau menjadi kekasih hati
(Cewek)
Seribu kata
akan tertuangkan
Dalam lubuk
hati yang terasingkan
Bila awal
cerita ini adalah suci
Izinkan aku
menari pada arti kisah ini
(Cowok)
Maafkan
lisan yang belum bisa mengerti
Akan
perasaan yang penuh arti
Adakalanya
hanya butuh teman sejati
Seirng berjalannya
waktu yang berbisik pada renungan sepi
(Cewek)
Keraguanmu
dalam puisikan hati
Antara
keinginan mimpi yang dibatasi
Atau menjauh
ketakutan
Lantaran
telah terucap kebenaran
(Cowok)
Cinta yang
telah terucap
Lewat
bait-bait puisi yang tersirat
Kata-kata
yang tulus dan suci
Namun aku
ragu akan ungkapan dari kekasih hati
(Cewek)
Tak mengapa,
Bila
pemaknaan ini belum sampai ke hati
Biarkan
kisah yang mencairkan simpati
Wujud kata
meluap-luap
Menepis
lukaku dalam tawamu
Derai air
mata muncul ke muka
Saat membaca
isi suratmu
(Cowok)
Hati mulai
terasa senang
Saat engkau
datang
Apakah ini
cinta?
Janganlah
engkau membuat air mata membasahi wajahmu
Aku terima
belaian kasihmu saat kita bersua nanti
(Cewek)
Janganlah
engkau bertanya tentang kebenaran cinta
Lihatlah
dengan pandangan mata
Nilailah
dengan semua cerita
Kesadaran
yang mulai menyapa
Ingin ku
tentang agar terlupa
Wahai sang
gadis ayu, maukah engkau menerima kekuranganku?
(Cowok)
Bila rasa
ini adalah nyata
Yang tak
mampu aku tepis dengan segala cara
Insyaallah
aku akan mencoba...
Bireuen
& Langsa, 13 Desember 2015
“Doa Yang
Menjelma Pada Sebuah Nama”
Karya :
Muraz Riksi
Fajar yang
kian terang di ujung mata
Terbangun
dalam lelap tanpa suara
Air mata
yang menetes membasahi luka
Menginginkan
rasa pada keindahan senja
Ku rasakan
gelombang asmara
Muncul dan
terbiaskan bagaikan mutiara
Dalam
dekapan harsat yang bergelora
Mencari
sekeping hati yang tak bersuara
Bulan demi
bulan hanyalah diam menjadi berita
Berjalan
melewati asa hingga muncul satu kabar
Tentang
gadis yang jauh dari pandangan mata
Hati yang
merona laksana birunya cinta
Salam sapa
mulai merajut kisah bahtera
Lewat
bait-bait puisi kita bercerita
Seakan
mengisyaratkan kata-kata rahasia
Ketetapan
janji mulai tertulis diakhir masa
Penghujung
tahun 2015 menjadi sejarahnya
Pemuda yang
berkelana dari doa-doanya
Sang putri
anggun adalah titahnya
Sepucuk
surat mulai tertuliskan namanya
Senja,............ Ya, engkaulah Gadis Pujangga
Yang selama
ini tak pernah terduga
Senja,............Ya,
engkaulah lambang kasih sayang
Saat rindu
terus terbayang-bayang
Senja,
engkaulah pendampingku sampai Tua...
Bireuen, 06
Januari 2016
"Terbayang-Bayang
Rindu"
Karya :
Muraz Riksi
Aku lukiskan
tentangmu dipikirku
Telah
tergambarkan dan tak lagi semu
Menemukanmu
adalah mimpiku
Tertatap
wajahmu dalam setiap temu
Rindu hati
saat jauh darimu
Ku rindu
tatapan indahmu
Engkau yang
buatku tersipu malu
Menatap
wajahmu, aku sungguh tak mampu
Rintik hujan
membasahi bumi
Lewat angin
yang menghembuskan rasa semi
Di mana hati
dan jiwa ini?
Saat engkau
tinggalkan rindu yang tak berpenghuni
Wahai engkau
yang ku sayang
Mengapa hati
terus terbayang-bayang
Aku hanya
bisa menunggumu di tempat sunyi
Dan
menantimu untuk kembali...
Bireuen, 22
Desember 2015
"Engkaulah
Anugerah Cinta"
Karya :
Muraz Riksi
Ingin sekali
hati berkata
Dalam sebuah
pandangan mata
Lisan akan
dapat bersua
Engkaulah
gadis yang ku cinta
Engkaulah
permata yang indah
Rupamu
bagaikan langit yang cerah
Senyumku
adalah rasa yang takkan pernah berubah
Sungguh
engkaulah kerinduan yang akan menjadi kisah...
Bireuen, 08
Januari 2016
“Suara Hati”
Karya :
Muraz Riksi
Rasa,
Aku hanya
tahu saat menemukan cinta
Sayang,
Ku tahu
itulah anugerah cinta
Saat senyummu
mulai ada
Kasih,
Engkaulah
yang selama ini ku nanti
Yang akan
terus ada dalam hati...
Bireuen, 18
Januari 2016
“Yang Ku
Tahu”
Karya :
Muraz Riksi
Setiap nafas
ini yang telah ku hembuskan,
Setiap
perkataan yang telah ku ucapkan,
Setiap janji
yang telah ku sematkan,
adalah
prinsip dalam hidupku
Aku takkan
goyah oleh ombak yang menghantam langkahku
Aku takkan
mengungkiri hati yang telah bersemayam rasamu
Karena yang
ku tahu,
Engkaulah
asa dalam mimpiku
Engkaulah
kisah dalam hidupku...
Bireuen, 22
Februari 2016
“Engkaulah
Cahaya”
Karya :
Muraz Riksi
Hati, dari
sanalah bermula rasa sayang
Kepada
sesosok jiwa yang terus terbayang-bayang
Kala kisah
cinta telah datang
Menawarkan
rindu yang tak menghilang
Janji adalah
semboyan
Oleh waktu
yang tak mau lekang
Dirimu
adalah sang bintang
Menyinari
hidupku dengan cahaya yang terang...
Bireuen, 11 Maret 2016
“Di Balik
Batas Penglihatanku, Senyummu selalu ada”
Karya :
Muraz Riksi
Senandung
rindu menemani malamku
Kesunyian
hati terus merona ingatanku
Sejenak aku
berhenti,
Menatap
kelamnya jalanku
Diantara
bebatuan di ujung daratan
Aku berdiri
dan melihat bentangan alam
Pohon-pohon
kecil yang menggemgam tangaku
Lautan biru
membatasi langkahku
Adakalanya
mengerti akan asa
Adakalanya
mencari serpihan rasa
Juga
adakalanya harus menemui panggilan masa
Tidak, tak
akan semudah itu aku lupa
Saat
rintihan air mata ini membasai muka
Mengajarkanku
untuk bertahan dalam duka
Menyelami
ribuan nestapa samudera
Berbagai
luka telah menjadi lentera
Engkau yang
telah memberi sapa
Kala mata
tak mampu menjamu cahaya
Dibalik
batas penglihatanku, senyummu selalu ada
Mewarnai
pesona suara yang kian lembut bak sang nada...
Bireuen, 24
Maret 2016
"Tatapan
Kita Beda Namun Tujuan Kita Sama"
Karya :
Muraz Riksi
Pandangan
mata kita, arahnya berbeda
Latar
belakang kita, bentuknya berbeda
Impian hidup
kita, jalannya berbeda
Tempat duduk
kita juga sangat berbeda
Namun hatiku
menatap tajam ke arahmu
Bahagiamu
adalah janjiku
Senyummu
adalah doaku
Begitu juga
dengan hatimu
Karena
tujuan kita adalah sama
Sebagaimana
lisan ini telah berikrar
Akan
memegang teguh kepada perkataan
Bertahan
melawan berbagai macam ujian
Laksana
tetesan keringat pengorbanan
Yang telah
membasahi lembah pikiran
Sebab
semuanya tentang pengharapan
Yang akan
berujung kepada kebaikan...
Bireuen, 29
Maret 2016
“Suaramu”
Karya :
Muraz Riksi
Beratapkan
langit berhiaskan bintang
Kerlap-kerlipnya
laksana lampu penerang
Berdiriku di
bawah sinar rembulan
Diantara
sejuknya malam ku teringat namamu
Hawa dingin
yang menusuk tulang
Tersapu
lembut oleh indahnya alam
Hamparan
sawah membentang bak lukisan
Dipagari
oleh bukit barisan
Merahnya
mega dipagimu menjadi sebuah salam
Yang
menyambutku dengan kehangatan
Adakah kau
rindu seperti hatiku
Seperti
indahnya senyummu saat bersamaku
Kau hadir
dikala ku sendiri
Kau temani
aku dalam kesedihan
Aku tak tahu
siapa yang memiliki suaramu
Namun
izinkan aku untuk selalu mendengarnya...
Bireuen, 05
Juni 2016
"Resapan
Rindu"
Karya :
Muraz Riksi
Aku berfikir
tentang impian
Saat diri
ini menghabiskan hari tua bersamamu
Kala
mengejar rindu dan mengobatinya dengan air mata
Menjagamu,
Menyayangimu
Mendoakanmu
adalah cerita untuk hidupku
Bersamamu
akan aku tuliskan semua mimpi-mimpiku
Agar kelak
nanti mereka semua akan tahu
Betapa
berartinya ketulusan dari sebait janji
Berjalan dan
berlalunya suatu keadaan
Tak jauh
dari bentuk-bentuk bayangan
Biarkan
kesulitan melalui kenyataan
Asalkan prinsip
tetap dalam genggaman
Biarkan
harapan berwujudkan penantian
Asalkan
janji selalu berada dalam ingatan
Biarkan
waktu menjadi jawaban
Asalkan hati
masih memiliki keyakinan
Engkaulah
alasan aku bertahan
Engkaulah
rindu yang terus kuperjuangkan
Karena hadirmu
adalah kebahagian untukku
Saat diri
ini telah lelah dengan kesedihan...
Bireuen, 19
Juli 2016
“Dua Bintang
Dalam Gelap”
Karya :
Muraz Riksi
Ketika satu
cahaya merajut malam
Antara
pepohonan berintiskan perasaan yang dalam
Menepis luka
yang melukiskan aura kelam
Laksana hati
yang terikat oleh ujian
Kala suara
ketulusanlah yang kembali mempersatukan
Telah
terbuka lembaran baru, untuk kita merajut cerita cinta
Harapannya
teruslah dalam rajutan kebaikan
Hanya
tanganmu yang mampu untuk mengurainya
Saat kisah
ini telah menjadi selendang sutra
Biarkan
lukisannya yang membawa bahagia
Menatap
wajahmu membuatku semakin bersahaja
Dalam satu
sajadah kita akan bersua
Semua
harapanmu akan mengikat buih-buih nestapa
Hingga jalan
ini tidak rumit untuk dilewati
Takkan
pernah ada kesulitan
Bila
ketenangan dan keterbukaan, selalu menjadi jawaban
Bagiku,
engkaulah arti kebahagian
Sebab dari
dalam hatimu, aku dapat menemukan impian
Akan sampai
pada waktunya, sebait cinta mengalirkan kehidupan
Untuk semua
janji yang telah terucapkan...
Bireuen, 29
Juli 2016
“Hatimu
Telah Menetap Dalam Jiwaku”
Karya :
Muraz Riksi
Seberapa pun
engkau menggoda
Mengusik
pemikiranku hingga memayungi lupa
Atau
membuatku untuk melepaskan hatimu adinda
Itu takkan
pernah terlaksana sampai kapanpun jua
Saat lisan
telah mengutarakan cinta
Saat harapan
menjadi semboyan rasa
Gemuruh
nestapa akan hilang ditelan pinta
Sebab ialah
rindu yang menemani bahagia...
Bireuen, 07
Agustus 2016
“Hati Yang
Bicara”
Karya :
Muraz Riksi
Aku
mencintaimu dengan prinsip
Menjaga
dengan setulus hati
Dan akan
melepaskanmu pergi
Bila itu
menjadi kehendakmu
Sebab bisa
jadi aku bukan yg terbaik buatmu,
Yang bisa
aku lakukan
Buat dirimu
bahagia selama bersamaku
Akan aku
usap air matamu
Akan aku
hapus dukamu dengan membuatmu tertawa
Dan bila
dirimu pergi
Maka akan
aku antar kepergianmu
Karena suatu
saat dirimu akan sadar
Kalau aku
adalah yang terbaik buatmu
Namun,
Aku tidak
akan selamanya harus menunggu dirimu sadar
Karena
dibalik semua ini
Allah SWT.
Mau menyadarkan diriku
Kalau ada
seseorang di luar sana
Yang sedang
menunggu kedatanganku...
Bireuen, 22
Februari 2015
“Senja Dalam
Doaku”
Karya :
Muraz Riksi
Secercah
kesedihan menemaniku
Telah
terlelapnya fajar dipagiku
Cinta yang
telah mati dalam malamku
Telah
tertinggal jauh diujung waktu
Doa menjadi
tinta dan harapku
Untuk terus
menjamu kesendirianku
Terjawab
sudah air mataku
Saat senja
menampakkan wajahnya di hadapanku
Cahayanya
menghapuskan gelap hatiku
Mewarnai
laksana lukisan qalbu
Kala
mempesona dalam senyummu
Senja,
engkaulah yang setia mendampingi hidupku...
Bireuen, 5
Maret 2015
“Fajar Yang
Merindu”
Karya :
Muraz Riksi
Fajar,
Engkau
senantiasa menyapaku dipagimu
Engkau
datangkan kehangatan dalam dinginku
Sunyi malam
yang membelenggu jiwaku
Terusir
lembut dalam dekapan rasamu
Fajar,
Engkau
datang menjemput mimpiku
Engkau
tawarkan cinta dalam lubuk hatiku
Sendu pilu
dalam tetesan embunmu
Menguap
dalam cahaya heningmu
Di ujung
jendela harimu
Engkau
tinggalkan senja untukku
Yang
menuntun malamku untuk menemuimu
Melalui
senja engkau titipkan salammu
Fajar,
Engkau yang
merindu
Tak bertahan
lama dalam hari-hariku
Tepiskan
gelisah dalam keindahan senjamu
Engkau
senantiasa menemani hidupku...
Bireuen, 25
Nopember 2015
"KETEGUHAN
HATI"
Karya Muraz
Riksi
Hanya
kesadaran yang akan memanggil jiwa
Saat mimpi
yang terus menggoda
Aku tidak
akan merayu apalagi memaksa
Biarkan
keadaan dan kenyataan yang berkata
Melihat,
Biarkan mata
hatimu yang melihat meskipun bukan sekarang
Saat sebuah
gelombang menghamparkan bermacam buih
Kala awan
melintang ditengah kegelisahan terang
Ketika jalan
sudah tidak lagi terbentang
Saat
hembusan pedang demokrasi berperang
Tidak akan
luput pandangan akan tujuan
Diam,
Dirimu akan
terus melangkah untuk setiap pijakan
Akan
kesadaran rasa malu pada setiap hinaan
Ketika
tangan menutupi setiap pandangan
Kala
keramaian membunuh kepedulian
Bagaikan
angin yang tenggelam dalam air yang tenang
Mengubah bentuk
menjadi gelombang
Akan rasa
takut yang sesaat bergejolak
Katakan,
Apa yang
ingin dirimu bendung
Kala
kebohongan tetap akan menjadi kebohongan belaka
Walaupun
dirimu hias dengan berbagai bunga
Saat langit
menjadi hitam
Pelangi
tidak lagi berwarna
Hingga angin
tersipu diam dalam setiap sapaan
Biarkan,
Jadilah
sesuatu yang mengukir indah dihatimu
Tanpa takut
yang mengepung jiwa
Untuk
menjadi diri sendiri yang mengakui kebenaran hati
Saat bunga
akan terus layu
Ketika
datang akan kesadaran tentang siapa yang terus mengakuimu
Yang terus
hadir di kejauhan untuk menjagamu
Dengan terus
melihat senyuman diwajahmu
Meskipun
senyuman itu bukan untuknya dan karenanya
Namun
hatinya akan terus terjaga untukmu selamanya...
Bireuen, 28
Juni 2010
"PENANTIAN"
Karya Muraz Riksi
Anugerah
cinta
Suatu hari
dalam penantian
Doa-doa yang
kulangitkan
Semua
tentang dia adalah hal yang tak pernah kuduga
Dia sosok
yang sederhana
Dia,
Dia hanya
sosok biasa
Yang dulunya
sering kulihat
Tapi tak
pernah kusapa
Entah kenapa
dan bagaimana?
Dia yang
menyimpan perasaan
Mungkin ini
yang disebut anugerah cinta
Tuhan tahu
bahwa dia yang terbaik untukku
Dalam
tatapan bola matanya
Terdengar
suara lembut
Sangat
sederhana
Dengan
kata-kata yang mengikat perasaan seutuhnya
Perlahan-lahan
luka yang lama menjadi sirna
Karena
cintanya hati ini kembali berwarna…
"Mencintaimu"
Karya Muraz Riksi
Mencintaimu…
Adalah
tentang ketulusan
Saat marah
takkan jadi amarah
Saat
kesedihan yang menjadi air mata
Saat langkah
adalah selalu memaafkan
Mencintaimu…
Perihal hati
yang saling mengerti
Perihal rasa
yang saling memahami
Tentang
menjalani hari
Tentang
waktu, senja dan pelangi
Disetiap
jalan yang berliku
Melewati
tanjakan, jalan yang menurun
Disetiap
hari-hari yang berlalu
Kadang
terik, kadang hujan
Mencintaimu…
Adalah doa
yang terucap dikala rindu
Adalah bahagia saat melihat senyummu
Adalah kamu
yang menjadi detak nadi jantungku…
Ruang Malam,
19 Juli 2020
"RUANG
SENJA"
Karya Muraz Riksi
Hidup adalah
perjalanan
Saat sekuntum
bunga yang mekar
Ada harum
dan keindahan
Adalah alam
yang melukiskan
Kenapa kita
harus kaku dalam berjalan?
Atau tegang
oleh keadaan
Bahkan
aturan-aturan itu mengharuskan kita saling berjauhan
Jangan
terlalu…
Kita
melangkah dengan keinginan
Dengan
impian yang awalnya saling kita ceritakan
Yang awalnya
adalah rasa suka yang membuat hati terpesona
Ketahuilah
bahwa kita memulainya dari cerita itu
Senja yang
tersorot camera lensa
Atau abadi
oleh tulisan para pujangga
Mengetahuinya
saja membuat kita bahagia
Kala warna
jingga mewarnai hari-hari kita
Berjalanlah…
Jangan
terlalu…
Kadang kita
butuh ruang
Namun ingat
bahwa ruang itu milik kita
Bukan lagi
ruang kosong yang tak berpenghuni
Semuanya
telah kita isi dengan bongkahan-bongkahan impian
Berjalan
sendiri adalah kesalahan
Karena kita
telah melangkah bersama sebagai tujuan…
Ruang Senja,
11 September 2020
"BERJUANG
BERSAMA"
Karya Muraz Riksi
Tanpa letih
kita melangkah
Tak ada
sakit yang abadi
Tak ada
lelah yang resah
Kecuali
pikiran yang menodai
Kita,,,
Bersama,,,
Berjuang
untuk satu tujuan
Mencintaimu
adalah nafas dari kehidupanku
Sempurna,,,
Kehidupan
yang indah,,,
Terkadang
hanya dilihat dari sudut mewah
Benar,
barangkali dengan banyaknya kemewahan akan menawarkan bahagia
Tapi cinta
dan ketulusan itu tidak akan pernah bisa diperjualbelikan
Kamu adalah
sosok kuat
Memiliki
hati yang tulus
Terkadang
kasih sayangmu terlalu sulit untuk diutarakan lewat kata
Namun di
sudut bola mata
Kasih
sayangmu sangatlah dalam
Untuk orang-orang
yang telah engkau tuliskan namanya dalam doa-doamu
Percayalah
sayang,
Kita yang
tertatih-tatih takkan selamanya begitu
Akan ada
masanya dimana kita menghelakan nafas dan bercerita bahwa kita pernah di masa
sulit
Namun
kesulitan itu hanya bunga-bunga dari kehidupan
Agar kita
selalu ingat artinya bersyukur...
Tetaplah
tersenyum, kita berjuang bersama
Dengan
langkah yang seiring...
Aku
mencintaimu karena kamu adalah tulang rusukku...
Bireuen, 07
Agustus 2020
PEREMPUAN
BERKACAMATA
KULUKISKAN
SENJA DI SUDUT LENSA
Karya Muraz Riksi
Kau yang
sudah menetap, kau yang sudah melekat erat
Kau adalah
sosok yang membuat impianku terikat kuat
Kau adalah
senyum pada wajahku yang tak terlihat
Kau adalah
kisah-kasih yang kutulis tanpa kata semat
Perempuan
berkacamata
Di sudut
ruang persegi tanpa sengaja
Dahulu saat
kau belum menyadari pancaran tatapan cinta
Saat aku
menatapmu diantara orang-orang dan kau sedang tertawa di sana
Perempuan
berkacamata
Di bawah
kaki langit yang sama
Kulukiskan
senja di sudut lensa
Saat tatapan
kita bertemu dan kau tersenyum dengan manja…
Ruang Senja,
29 Oktober 2020
"DUNIA
KITA"
Karya Muraz Riksi
Kampung
teduh
Tak ada
bunyi
Selain nada
alam
Suara
kicauan burung
Hamparan
sawah
Di ujung
barat ada jingga yang menatap
Di hari
senja kita duduk tertawa
Menikmati
secangkir aroma
Kau
menyebutku rindu
Sedang aku
menamaimu kekasihku
Tataplah
dunia dengan cara kita, karena kita yang menjalaninya
Bukan mereka
Karena
mereka hanya sebatas berkata tapi tak sepenuhnya mengenal dunia kita...
Jeumpa
Hospital, 04 Nov 2020
***
Demikian puisi karya Muraz Riksi yang dikirim oleh penulis untuk dimuat dalam web ini.
(Catatan Penutup)
Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Salam kopi pahit...
Seniman Bisu
Penulis Amatiran Dari Pinggiran
Secarik Ocehan Basi Tak Lebih Dari Basa-Basi
Post a Comment