7 Puisi Cinta Pendek "Aku dan Kamu Tanyakan Pada Hatimu" Puisi Muraz Riksi Seniman Bisu
“Menyemai
Sedikit Asa”
Karya :
Muraz Riksi
Seribu mimpi
terangkai menjadi seikat bunga
Setetes air
mata mengalun nada berirama
Rindu yang
membelenggu satu nama
Menghapus
pilu hati yang merana
Hanya
berharap,
Ketika
dirimu merasa sendiri
Ada aku
disini,
Menantimu
bersama mentari pagi
Berharap,
Bisa menjadi
penghapus luka saat engkau berduka
Menjadi
pengingatmu saat engkau lupa
Menjadi
matamu saat engkau meraba
Berharap
diri ini,
Menjadi
suaramu saat engkau terdiam
Menjadi
kakimu saat gelap malam
Mengisi hari-harimu
dengan rasa yang semakin dalam
Berharap
hanya untuk berharap,
Bisa menjadi
semangatku dari keterpurukan
Hanya dirimu
yang tak terlupakan
Bersama
impian yang engkau abaikan...
Yang tak
terlupakan...
Bireuen, 06
September 2015
"Tanyakan
Pada Hatimu"
Karya :
Muraz Riksi
Apakah ini
hanya halusinasi?
Mungkinkah
ada jalan untuk meraihnya?
Atau akankah
terbuka pintu untuk mencapainya?
Hanya
bertanya pada diri?
Serasa
engkau jauh dari pandangan mata
Kala rindu
telah mengukir tentang cinta
Hasrat hati
ingin selalu bersamamu
Namun
tetesan embun tak mampu menulis namamu
Terbangun
dipagi hari melihat senyummu
Sampai
menutup mata masih denganmu
Andaikan
semua itu menjadi harapmu
Sungguh
indah cerita yang telah bertemu
Yang akan
terbingkai dalam rumah kecil
Di sudut
bukit yang terpencil
Menjelajah
kisah yang mengurai rasa
Menepaki
detik-detik waktu yang tak biasa
Haruskah
diriku menyendiri dalam sepi?
Agar datang
malam yang akan mengusik mimpi
Sampai
kegelisahan mencuri hatimu
Ada tanya
yang tertuju padaku
Senyumku
yang akan menjawabnya,
Jangan
tanyakan padaku
Tanyakanlah
pada hatimu
Seberapa
pentingkah aku untukmu?
Bireuen, 20
September 2015
"Langit
Malam Bersama Hembusan Kesunyian"
Karya :
Muraz Riksi
Rindu yang
kian memudar
Menemani
hati yang tak kunjung sadar
Hati yang
berkata untuk terus bersabar
Menunggu
datangnya sebuah kabar
Langit yang
mengisi ruang malam
Menemani
Hati yang terus tenggelam
Untuk Rasa
cinta yang semakin mendalam
Yang
mengharapkan pagi memberi sebuah salam
Sunyi senyap
yang menabur luka
Tangan yang
tak sanggup terbuka
Untuk
menepis pilu yang sedang menyapa
Tergoreskan
aliran nadi dalam lupa
Ingin ku
taburkan perasaan rindu dalam udara ini
Agar engkau
dapat menghirupnya
Dan
merasakan jika aku sangat merindu
Inginku
menjadi bayangmu dan menemani hari-harimu
Aku yang
mencintaimu seperti matahari
Hanya dapat
menghangatkanmu dengan cahayaku
Tak mengapa,
Aku tidak bertatap muka denganmu
Tak bertegur
sapa dengamu
Tak dapat
melihat senyum indahmu
Bagiku,
sudah cukup dengan mendengarmu bahagia
Aku hanyalah
bintang yang jauh di atas awan
Sedangkan
engkau, hanya sekuntum bunga di tepi jurang...
Bireuen, 21
November 2015
"Aku
& Kamu"
Karya :
Muraz Riksi
Bola mata
biru menusuk perhatianku
Dari
segerombolan mahasiswa baru
Tatapanku
masih tajam mengarah padanya, untukmu sang waktu
Dari
bising-bising mulut menggeruguti ingatanku
Ku coba
hapus naluri laki-laki
Yang
menyergap penantian pilu
Ku coba
dekati sembari menawarkan mimpi
Rasa-rasanya
inilah aroma khas khayalanku
Bukan
catatan atau seberkas cahaya rindu
Layaknya
inilah kisah yang pernah ku kubur dahulu
Kamu terlalu
tinggi untukku
Kamu terlalu
jauh dari jalanku
Aku masih
anak muda
Anak yang
serba belum ada
Selain
semangat dan mimpi yang menggoda
Selain
tujuan yang kukuh membara
Aku dan kamu
Seperti
bulan dan matahari
Jauh dari
perputaran rotasi
Begitu sulit
untuk saling menemui...
Bireuen, 14
Februari 2018
"Sebatas
Mimpi"
Karya :
Muraz Riksi
Ada
malam-malam yang begitu sepi
Saat bibir
mengucap janji
Dalam sendu
menunggu pagi
Tiada
pelukan yang menanti
Ketika dua
tangan erat bergandengan
Bola mata
yang saling bertatapan
Melihat
wajah malu-malu dalam senyuman
Kau
tersenyum cantik
Ku harap
selalu begitu
Semua
keindahan malam telah berlalu
Rupanya kita
hanya sedang bermimpi
Dalam ruang
di lain dimensi
Ternyata
benar, ini hanya sebatas mimpi
Tak perlu
ada khawatir
Kita takkan
bersama
Sebab itu
hanya sebatas mimpi
dan hal itu
tak akan mungkin benar-benar terjadi
Jika kita
tidak saling merindui...
Bireuen, 17
Februari 2018
"Aku
Adalah Sepotong Sajak Bisu"
Karya :
Muraz Riksi
Dalam diam,
dari tahun
ke tahun telah berlalu
Dalam semu,
oleh rindu
kalahkan langkahku
Aku bisu,
Saat
berhadapan dengan senyum cantikmu
Aku malu,
Saat hati
ingin mengutarakan dalamnya rindu
Pada siapa
kalimat hati dapat ku bagi
Bila kamu
belum mengepakkan sayap dihadapku
Adakah kamu
menatapku?
Saat cinta
membalut pilu
Menyelimuti
harapan dengan selongsong cahaya kalbu
Hati tak
dapat berdusta
Meski mulut
telah lama mengunyah busa
Ketulusan
takkan pernah ternoda
Meski rindu
hanya sebelah mata
Aku adalah
sepotong sajak bisu
Kalimat hati
yang selalu dihujani rindu
Hanya malam
dalam tatapan wajahmu
Yang ku
lukiskan di langit tua pada setiap tadah doaku...
Bireuen, 21
Maret 2018
"Aku
Berhenti"
Karya :
Muraz Riksi
Aku akan
berhenti
Berhenti
mencintai dalam diam
Berhenti
mencintai dalam doa
Berhenti
menadah tangan harapan
Untuk apa?
Untuk apa
aku bertahan
Bertahun-tahun
sudah aku dalam penantian
Bertahun-tahun
sudah aku dalam kebimbangan
Bila rasa
adalah perasaan yang nyata
Jangan
biarkan aku menerka-nerka
Katakanlah,
aku ini siapa?
Aku hanya
hanyut dalam harapan yang kau sendiri tak pernah mengharapkan
Aku hanya
kepura-puraan yang kau ciptakan
Sesekali kau
hidupkan
Sesekali
pula kau patahkan
Aku hanya
manusia biasa dengan perasaan yang ku punya
Tapi dalam
hidupmu, masih saja aku bukan siapa-siapa
Aku berhenti
Aku akan
berhenti
Berhenti
untuk harapan yang belum pasti...
Juli, 21
Maret 2018
***
Demikian puisi karya Muraz Riksi yang dikirim oleh penulis untuk dimuat dalam web ini.
(Catatan Penutup)
Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Salam kopi pahit...
Seniman Bisu
Penulis Amatiran Dari Pinggiran
Secarik Ocehan Basi Tak Lebih Dari Basa-Basi
Post a Comment