Puisi Tentang Ibu Sedih "Wisudaku dan Doamu Perempuan Hebat" Puisi Muraz Riksi Seniman Bisu
"Wisudaku dan Doamu"
Karya :
Muraz Riksi
Ku tatap
rumah kayu
Ada ayah dan
Ibu
Ku ceritakan
sedikit tentang kuliahku
Menepaki
jejak masa depan yang baru
Setiap hari
dan setiap waktu
Ku
langkahkan kaki dalam tuntutan ilmu
Setiap hari
dan setiap waktu
Ku tadahkan
tangan atas doaku
Ku impikan
wisuda yang berkah ilmu
Yang ku
hadiahkan bahagianya kepada Ayah dan Ibu
Mereka
adalah pahlawan hebat untukku
Tak kenal
lelah terus menjagaku
Ku harap
ketabahan hati dan iman yang mengingatiku
Akan
pendidikan dan masa depanku
Untukmu Ayah
dan Ibu
Ku janjikan
wisudaku adalah jawaban dari doamu
Akan ku
lepas keluh kesahmu dari keringatku
Akan ku
lukiskan senyum di wajahmu dengan jari-jari tanganku
Aku akan
wisuda dengan doamu
Aku akan
membahagiakan kalian dengan berkah usahaku
Dengan Ridha
dari Allah dari setiap langkahku
Dalam
menuntut ilmu untuk masa depanku...
Bireuen, 29
Mei 2018
PEREMPUAN
HEBAT
MURAZ RIKSI
Bangga,
Aku bangga
sebagai anakmu
Engkau
memang bukan sarjana
Tapi anakmu
kau didik hingga sarjana
Engkau
memang tidak kaya
Tapi anakmu
kau besarkan dengan cinta
Wajahmu
tidak cantik
Kulitmu keriput
Suaramu
telah parau
Tapi aku
bangga berdiri disampingmu
Maaf,
Anakmu
memang telah sarjana
Dihari besar
ini, aku hanya mampu membawa pulang sekeping senyum untukmu
Aku belum
mampu menghadiahkanmu sesuatu
Saat ibu-ibu
yang lain dibawakan anaknya kerudung baru,
Dihadiahkannya
mukenah baru
Aku hanya
mampu memberikan senyum itu
Tak akan
selangkah pun ku tinggalkan engkau ibu
Takkan malu
ku akui engkaulah perempuan hebat itu
Bangga
anakmu
Setua apapun
dirimu, tetap ku jaga sampai akhir hayatku
Bukan aku manja
dan tak ingin jauh darimu
Aku hanya
tak ingin engkau khawatir akan hidupku
Bukan aku
tak mencari bahagia di luar sana
Tapi surgaku
ada di pelupuk mata...
Bireuen, 25
Juni 2017
***
Demikian puisi karya Muraz Riksi yang dikirim oleh penulis untuk dimuat dalam web ini.
(Catatan Penutup)
Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Salam kopi pahit...
Sampah Kata Seniman Bisu
Penulis Amatiran Dari Pinggiran
Secarik Ocehan Basi Tak Lebih Dari Basa-Basi
Post a Comment