13+ Puisi Cinta Romantis Puisi Sedih Puisi Kecewa Singkat "Tulus" Kisah Kasih Di Hatinya Kekasih Puisi Rita Mayasari

Table of Contents


Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salam kopi pahit...
Puisi merupakan ungkapan perasaan yang menggambarkan tentang cinta, kehidupan, bahagia, sedih, rindu dan alam. Oleh karenanya pada postingan ini, admin ingin membagikan puisi cinta romantis karya Rita Mayasari

Dalam hal ini admin menekankan bahwa sumber tulisan dan hak cipta sepenuhnya milik penulis. Selamat membaca!.

Profil singkat penulis :
Facebook Rita Mayasari
Instagram Rita Mayasari

Puisi Sampah Kata Seniman Bisu
Sumber Gambar : Pixabay.com

"TULUS"

Karya Rita Mayasari

Aku mencintaimu dengan sederhana..

Dalam kesuyian yang beriring senyap..

Dengan kalam yang tak bersuara..

Aku mencintaimu seperti lilin yang tak pernah mengeluh kepada api yang melelehkannya..

Aku selalu ingin mencintaimu dengan cara paling sederhana..

Seperti buih yang menemani debur ombak

yang tak mengisyaratkan bahasa kepada pantai meski ia tak pernah dianggap ada..

Aku hanya ingin menjadi tulang rusuk yang menyempurnakan benteng tarbiyahmu..

Berjalan di sisimu hingga pagiku beranjak menuju senja usiaku...

Hingga tiba saatnya aku kembali kepada Sang Pencipta..

Tanjung Pinang Kepri/ Selasa, 23 Juni 2020/ 18.02

 

"Jeritan Sunyi"

Karya Rita Mayasari

Mencintaimu laksana mendekap bayangan dalam kegelapan..

Jerit-jerit kesunyian memanggil sang waktu agar kembali ke masa dimana kau berdiri dengan tatapan tajam namun lembut khas dari cirimu..

Menerbangkan angan kepada harapan yang membumbung tinggi menyentuh langit ketidakpastian..

Kesetiaan pada raja yang tak mengenal hamba adalah pusaka yang kunamai cinta..

Kau bahkan kuibaratkan dewa, ketika rasa tetap ada meski ribuan purnama telah berlalu dan kau tak lagi terlihat bentuk rupa..

Saat rinduku menjadi sebuah dosa, takdir kembali mempertemukan kita..

Pesonamu tetap sama..

Meski raut wajahmu sedikit berbeda..

Kau tetap pemilik setengah jiwaku yang berkelana..

Aku fikir dengan berjalannya waktu, kau perlahan terlupakan, lalu bayanganmu menjadi samar dan memudar..

Namun kau semakin nyata, dan aku makin menggila dalam kerinduan..

Tanjung Pinang, KEPRI/ Selasa, 16 Juni 2020 ( 21.54)

 

"Kembali"

Karya Rita Mayasari

Kau datang, lalu pergi..

Kemudian datang lagi..

Aku masih disini..

Puas kau patri janji, kau beranjak pergi..

Tanpa kabar tanpa berita..

Namun tetap ku sulam kesetiaan..

Dan benar saja, kau pun kembali..

Kita ukir hari-hari indah bersama, dalam balutan asmara yang tak perduli itu cinta atau pelepas hasrat kerinduan saja..

Meretas batas yang terjahit sempurna saat kau tak ada..

Senja menjelang mengiringi punggungmu yang menghilang..

Aku sudah terbiasa..

Hadirmu adalah matahari yang bertamu kala siang benderang..

Ku siapkan hati menjadi pintu dimensi dimana kaulah yang memegang kunci..

Aku tak lagi mencari dan memanggil-manggil namamu ketika dilanda sepi..

Aku pasrah pada lelah..

Karena lelah juga yang akan membawamu kembali..

Aku mendeskripsikan diri sebagai rumah tempatmu kembali sejauh apapun kau melangkah..

Tanjung Pinang KEPRI, Kamis 16 Juli 2020/ 21.38 WIB

 

"BERPISAH"

Karya Rita Mayasari

Pasrah mengiringi tanda tanya yang menuntun aku menuju titik jenuh..

Mengulum resah menelan gundah..

Menggantung asa pada seutas tali ketidak pastian..

Menunggu langkah yang terbelenggu pada ikatan sakral untuk berbalik arah..

Bagai bocah yang berusaha menggenggam angin..

Telah kutitip rindu pada hembusan bayu..

Kurapal bait-bait mantra cinta ditengah malam buta...

Ku kirimkan syair-syair hati yang lara dalam pesan singkat mengudara..

Hanya suaramu yang kudengar melalui irama yang mengalun bersama nada..

Kau tak jua berbalik..

Sampai suatu ketika langkahmu mencari jejak ku karena naluri yang terlanjur terbiasa..

Dan kau temukan aku yang tengah bersenandung..

Meski kau dengar nyanyian yang aku dendang tak lagi mengisyaratkan melodi kerinduan..

Percayalah.. rasa ini masih ada..

Aku hanya sedikit merajuk mengharap bujuk dalam rima rayuan yang kau puisikan..

Namun hatimu tak mampu menelaah hatiku..

Kaupun berjalan menjauh hingga berakhir pada bayangmu yang ikut menghilang..

Tanpa salam perpisahan kita pun berpisah...

Tanjung Pinang KEPRI, Senin 27 Juli 2020

 

"KATA KITA"

Karya Rita Mayasari

Katamu...

Alunan syair rindu terus saja menggema memenuhi ruang rasa..

Menggetarkan dunia cinta tempatmu berpijak..

Katamu..

Aku adalah kesempurnaan dalam kebisuan lidahmu yang tak mampu menuturkan puja..

Aku adalah Keindahan yang tak bisa dilukiskan, meski kuas sang seniman bergumul dengan ribuan warna..

Katamu..

Aku umpama sajak-sajak yang memenuhi minda sang pujangga..

Aku selalu menjadi inspirasi yang melahirkan goresan pena..

Dariku bait-baik puisimu tercipta..

Katamu..

Aku tetap istimewa meski terkadang aku juga yang menjadi alasan air mata membasahi pipimu..

Katamu..

Seperti sang mawar hitam yang tetap indah dalam warna kelam, meski duri-duri ditangkaiku mengancam, tetap menggoda untuk digenggam..

Katamu..

Bersamaku telah kau labuhkan bahtera harapan..

Kau tinggalkan samudera pencarian, dan menjadikan baitul jannah sebagai tujuan..

Kataku..

Layaknya untaian kalimat indah yang kau uraikan, aku mungkin sang mawar, aku pun bisa saja dermaga tempatmu bersandar..

Namun dari semua tentangku yang begitu mengagumkan kau kiaskan, aku hanya ingin menjadi makmum yang berada dibelakangmu ketika sholat kau tegakkan, bukan menanti saat berbaring didepanmu ketika kau sholatkan..

Aku tak ingin rumah surga kita hanya menjadi dongeng cinta semata…

Tanjung Pinang KEPRI, Senin 10 Agustus 2020

 

"Tentang Rasa"

Karya Rita Mayasari

Langkah mengayun..

Tapak demi tapak menelusuri lorong tanpa cahaya..

Hingga langkahku terhenti disudut malam..

Meraba raba, semua inderaku mati..

Tiada suara, tiada rasa, tiada aroma apalagi rupa..

Tentangmu yang tersisa adalah potret usang dalam lukisan ingatan..

Terbingkai dalam sebuah figura rapuh nyaris luruh menjadi serbuk-serbuk..

Meski terselubung badai debu yang menerjang dinding gudang rinduku, kau tetap terjaga..

Namun..

Bagaimanakah aku bisa menemukanmu, sedangkan kau pun bisu, buta dan lumpuh?

Dapatkah kau mendengar lirih suaraku memanggil namamu sedang gemanya hanya pecah dalam jerit-jerit sunyi palung hati?

Umpama dzikir, kau selalu ku seru dalam butiran tasbih harapan..

Kau membuat hitam ku menjadi putih lalu seiring waktu kau biarkan abu-abu menjadi citraku..

Dan kau menghiasi diri dengan warna pelangi..

Aku bisa mengingat semua keindahan tentangmu,

namun kini

kau hanya menjadi ingatan yang ku buru sedang aku tak mampu melihatmu..

Kerapkali do'a yang ku ucap menjadi sumpah serapah, tapi tetap jua semuanya tentangmu..

Egoku yang tak ingin mati, mulai berharap kau saja yang musnah, agar rasa ini tak perlu lagi kuberi pupuk, hingga ia tak tumbuh...

Namun... sekali lagi..

ianya tetap mekar meski kubiarkan matahari kemarahan membakar kering tangkainya..

Ohh Tuhan... rasa ini terlanjur mengakar...

Tanjung Pinang KEPRI, Jumat/ 21082020

 

"TRAGEDI CINTA"

Karya Rita Mayasari

Begitu banyak duka yang yang memeluk cinta..

Berselubung rasa terbuai asmara terkadang membuat hati begitu ringkih dalam takut akan sebuah kehilangan..

Hanya fokus pada hati yang memupuk taman indah bernamakan harapan membuat logika menjadi serpihan terberai..

Begitu banyak tercipta hati yang menjanda..

Meratapi luka hingga tenggelam dalam jurang hitam yang lebih dalam..

Memahat topeng pengorbanan, menapaki jalan maut menuju altar penghakiman, dan cinta pun menjadi hal yang paling bodoh..

Cinta tetaplah keindahan, andai kau titipkan hati pada Tuhan..

Mencintai dengan penuh iman..

Maka ketika kau harus merelakan, tiada luka yang mampu menggores perasaanmu..

Janganlah engkau meneguk racun dari gelas iblis yang bersembunyi di ujung hati, hingga mabuk pada khayalan sendiri..

Tanjungpinang KEPRI, Kamis 03092020

 

"GORESAN TINTA CINTA"

Karya Rita Mayasari

Sejurus tatap luluhkan hati..

Dalam lelap kau usik mimpi..

Bayang wajahmu nan teduh adalah hiasan khayalanku..

Senyum itu begitu mengacaukan rasa..

Ada debar asing didalam dadaku..

Bukan degup yang biasa berirama mengiringi nafas kehidupan..

Fikiranku jadi dunia tempat kau bernaung..

Ruang lamunanku terpatri semua lukisan sempurna dirimu..

Ku simpan segala asa dalam malu yang menyelimuti kepolosan sang dara..

Hingga sepucuk surat itu aku terima..

Dari Cibia kau rangkai kata..

Bait-bait indah terbentuk dari menyatunya puzzle aksara..

Begitu membuat bahagia..

Ketika itu usia masih sangat muda..

Kita hanyut dalam sajak-sajak rayuan saling menyahut..

Berawal dari pandangan pertama, rasa ini kita namai cinta..

Kisah kasih yang berawal dari goresan tinta, berakhir juga melalui tinta..

Cerita cinta sebatas tarian pena, menjadi kenangan manis, antara Pinang dan Cibia...

Tanjungpinang, Rabu 16092020

 

"KAU YANG BERTAHAN"

Karya Rita Mayasari

Tidak ada manusia yang sempurna..

Dan kau adalah satu diantaranya..

Jika yang ku lihat adalah lautan kesalahan mu, maka aku akan buta hingga tak melihat indahnya kebaikan didasar hatimu..

Ketika semesta bergelut dengan perannya..

Aku menyadari banyak hal dan belajar darinya..

Bayangan akan hilang dikala gelap..

Matahari akan pergi ketika malam tiba..

Jarum detik akan meninggalkan tiap angka, meski akan kembali menyinggahinya..

Tak ada yang benar-benar tetap ada..

Namun kau adalah terang yang kubenci, ketika cahayamu terlalu menyilaukan, tapi pasti ku rindukan tatkala hidupku dicengkeram gulita..

Kau yang pertama mendengarkan..

Tentang segala hal..

Laksana lembaran buku harian, padamu tertulis semua cerita tentangku..

Sedihku, tangisku, marahku, senangku,  tawaku semua kau tau..

Tak jarang pula mata pena lisanku melukaimu dengan kisah ku..

Dan kau tetap dengan kemaafanmu..

Terimakasih suamiku, kau tetap bertahan disini ketika semua perlahan beranjak dariku..

Terimakasih atas segalanya..

Terimakasih karena selalu berusaha mencintai tidak hanya kelebihanku..

Harapan ku, jika tiba masanya kita tak lagi bisa berdampingan, entah itu karena kehidupan atau kematian, kita tetap saling melafazkan doa agar tetap ada jembatan yang menghubungkan kita..

Tak perlu ada kebencian, meski mungkin saja nanti ada luka yang membuat jurang diantara kita..

Tanjungpinang KEPRI, 17092020

 

"BUMI DAN HUJAN"

Karya Rita Mayasari

Kita laksana bumi dan air hujan..

Kau adalah bumi yang terus saja mengeluh pada gersang..

Merengek agar hujan terus mengguyur..

Aku seolah hujan yang harus turun demi menyejukkan mu meski saat kemarau..

Melawan hukum alam, melawan rotasi kehidupan, menentang ketentuan kodrat, menjadi budak cinta...

Segalanya demi cerita tentangmu..

Sedangkan ketika semua yang ada pada diriku tercurah untukmu, seluruh waktuku tersita padamu, kau mendadak menjadi bumi yang ketakutan akan datangnya banjir bandang..

Aku pun perlahan-lahan menjauh..

Membuang segala harap yang kian rapuh..

Kenyataan membuka mataku yang buta oleh rasa..

Salahku mendekap asmara meski ia terlarang pantang..

Sejatinya aku hanya pemeran pendukung dalam sebuah dongeng cinta sempurna milik kau dan dia..

Lagi dan lagi kau egois tak ingin aku pergi..

Aku mulai muak dengan kau yang begitu hebat melakoni peran ganda..

Aku tak ingin lagi menjadi sang hujan yang kau atur agar tetap menjadi gerimis, tanpa khawatir menjadi banjir ketika kau menikmati mata air kehidupanmu..

Relakan saja aku pergi, jangan ditahan lagi..

Cukuplah mimpi dan angan yang kita bangun berakhir disini..

Biarkan segala kisah tentang kita menjadi kenangan manis..

Tanjungpinang, Kamis 24092020

 

"HITAMNYA PRASANGKA"

Rita Mayasari

Ada rindu yang menderu diantara angin berhembus lesu..

Rayuan pujangga perlahan hilang di persimpangan malu..

Tenggelam di tengah riuh perang kata-kata tak terpaut norma..

Pujian yang dilontarkan kehilangan makna, berubah jadi sebatas gombalan..

Ahhh... tak ada lagi getaran-getaran indah yang menggelitik hati..

Dulu..

Kita adalah keindahan ketika beradu pandang..

Kau dan aku saling memaknai dengan kekaguman beribu puja lalu mengukir senyuman yang dikulum diiringi kepala menunduk tersipu..

Suaramu adalah nyanyian merdu yang memimpikannya pun aku fikir tabu..

Tawaku adalah khayalan yang kau bayangkan menjelang tidurmu..

Ditempat berbeda kita sama-sama merangkai kata diatas selembar kertas, sementara sekitarnya tak terhitung gumpalan kertas lainnya laksana hamparan awan..

Mata pena liar mencumbu muka sepucuk surat,  menuliskan mantra-mantra cinta..

Betapa indahnya masa itu..

Kini zaman telah berbeda..

Sangat berbeda..

Jauh meninggalkan jalan kenangan menempuh masa yang baru..

Semua cerita kita dulu hanya banyolan yang mengundang tawa remaja di era kaum milenial ini..

Bagi mereka, menahan rindu adalah hal yang tak perlu.. Karena kini bertatap muka antar benua pun tak ada lagi penghalangnya..

Tanjungpinang Kepri, Minggu 01112020/ 22.23 WIB

 

"LEBUR DALA ASA TERBERAI"

Rita Mayasari

Kau adalah awal yang kuharap menjadi akhir..

Pagi yang menuntunku melintasi hari menuju malam beriring rotasi waktu..

Celotehmu akan mimpi yang akan kau ramu bersamaku adalah do'a panjang yang ku lafadzkan dan selalu ku Aamiin kan..

Bahkan ketika hujan dan badai kehidupan menerjang keyakinanmu, aku pun selalu menjelma menjadi perisai..

Tak ku biarkan gelombang pasrah menggulungmu agar kau menyerah..

Itulah aku yang terus ku tempa untuk menjadi senjatamu..

Membabat habis semua yang menjadi musuh dihadapanmu..

Namun perlahan kau menjadi mutiara yang terbentuk dari pasir keegoisan yang melukaiku dari dalam...

Apa yang harus kulakukan?

Aku masih terus menyaksikan kau yang sombong karena keindahan..

Dipuja dan didambakan semua mata tanpa tau bagaimana pengorbanan yang ku lakukan..

Ku biarkan kau merasa hebat dengan kemegahan..

Hingga akhirnya benteng pertahanan ku rapuh dimakan zaman..

Aku runtuh..

Lebur dalam asa yang terberai..

Kemudian sedikit demi sedikit keinginanku menjadi serpihan yang bertebaran..

Aku tak lagi utuh..

Kabiasaan pun membentuk ku jadi sosok lain..

Sosok yang tak lagi merasakan impian itu hal yang harus ku perjuangkan..

Hanya tersisa hati yang terus menghasut untuk selalu membenci..

Bersama angin yang berhembus disekitarmu, kini aku menyaksikan kau hancur karena pujian..

Dan tak ada lagi airmata yang tersisa untukmu meski sekedar rasa iba..

Maafkan aku, karena aku yang dulu telah mati tanpa kubur ataupun nisan..

Tanjungpinang Kepri, Senin 30112020/ 12.34 wib

 

"MUNAJAT LUKA"

Karya Rita Mayasari

Dulu aku selalu berdoa agar Tuhanku menyatukan kita dalam halal..

Mengecap pahit manis kehidupan bersama..

Ketika do'a ku terkabul, aku selalu berharap kita tetap kuat membawa bahtera kasih mengarungi pasang surut lautan cobaan yang menerjang..

Aku terus mendampingi mu saat kemudi yang kau genggam remuk dalam genggam..

Tak ku tinggalkan kau bahkan ketika kapalmu karam hingga dasar lautan, dan hanya ada satu sekoci yang kuat menopang satu orang..

Namun terlalu banyak derita yang hanya aku yang tau rasanya..

Sedangkan kau selalu pasrah padaku yang seolah sangat pantas kau jadikan perisai untuk semua bencana yang kau undang..

Hingga aku lupa, entah sejak kapan munajatku berubah kata-kata..

Aku tak lagi berharap untuk cerita tentang kita..

Aku bahkan telah begitu fasih dengan pinta yang sama..

Meminta agak kita dipisahkan saja..

Tidak lagi terpisah oleh maut, karena aku sudah merasakannya..

Aku menanti saat dimana kau meratap..

Ketika kau menyaksikan bahwa aku bahagia setelah tak lagi berdiri di sekitarmu dan menghadang ribuan bahkan milyaran belati ujian..

Aku berharap akan ada saatnya tangisanmu begitu pilu hingga darah yang menggantikan air mata dari semua sakitku yang pernah ada..

Tanjungpinang Kepri, Kamis 08102020


***
Demikian puisi karya Rita Mayasari yang dikirim oleh penulis untuk dimuat dalam web ini. 

(Catatan Penutup)

Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Salam kopi pahit...

Sampah Kata Seniman Bisu
Penulis Amatiran Dari Pinggiran
Secarik Ocehan Basi Tak Lebih Dari Basa-Basi

Post a Comment