Cara Menulis Puisi Modern yang Baik dan Benar
sampahkata.com - Untuk menulis sebuah puisi yang baik dan benar maka terlebih dahulu kita memahami Pengertian Puisi Menurut Para Ahli dan perbedaannya. Berikutnya kita juga harus memahami Jenis-Jenis Puisi Yang Wajib Diketahui. Setelah memahami dasar-dasar tentang puisi maka selanjutnya kita harus mengenali struktur fisik atau unsur-unsur puisi.
Langkah
pertama adalah memahami pengertian puisi secara umum dan menurut para ahli.
- Pengertian
Puisi Secara Umum dan Menurut Para Ahli
Puisi, secara umum dapat diartikan sebagai ungkapan hati dan perasaan dari seseorang yang dituangkan dalam bentuk karya sastra. Puisi tersebut ditulis dengan bahasa indah atau menggunakan diksi dan majas yang di dalamnya mengandung pesan, makna, irama, rima dan bait.
Sedangkan
menurut para ahli adalah sebagai berikut :
1. Muhammad
Hj. Salleh
Puisi ialah sebuah bentuk karya sastra yang kental dengan musik bahasa serta suatu kebijaksanaan oleh si penyair dan tradisinya. Karena semua kekentalan itu, sesudah puisi tersebut dibaca akan menjadikan kita lebih bijaksana.
2. Herman
Waluyo
Puisi menurut definisi Herman Waluyo adalah karya sastra tertulis yang paling awal ditulis oleh manusia.
3. James
Reevas
Puisi menurut definisi James Reevas adalah ekspresi bahasa yang kaya dan penuh daya pikat.
4. Herbert
Spencer
Puisi adalah suatu bentuk pengucapan gagasan yang sifatnya emosional dengan mempertimbangkan suatu keindahan.
5. Putu Arya
Tirtawirya
Pengertian puisi ialah suatu ungkapan secara implisit dan samar, maknanya yang tersirat, dimana kata-katanya condong pada makna konotatif.
6. Usman
Awang
Menurut Usman Awan, puisi bukanlah suatu nyanyian orang putus asa yang mencari ketenangan dan kepuasan dalam puisi yang ditulisnya.
7. Herman J.
Waluyo
Pengertian
puisi yaitu suatu karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan si
penyair dengan cara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua
kekuatan bahasa dalam pengonsentrasian sebuah struktur fisik dan struktur
batinnya.
Selanjutnya
kita juga harus tahu unsur-unsur dalam puisi sebagai berikut :
1. Tipografi merupakan bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi oleh kata, tepi kanan dan kiri serta pengaturan baris. Termasuk tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Sehingga hal tersebut menentukan permaknaan dari puisi.
2. Diksi adalah pemilihan kata yang dilakukan seorang penyair terhadap karya puisinya. Puisi merupakan karya sastra yang kata-katanya dapat mengungkapkan banyak makna, oleh karena itu harus cermat memilih kata. Pemilihan kata ini sangat berkaitan dengan makna, urutan kata dan keselarasan bunyi dari puisi.
3. Gaya bahasa atau yang biasa disebut dengan majas adalah penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan, memberikan efek dan dapat memberikan konotasi tertentu. Majas yang biasa dipakai dalam puisi yaitu majas personifikasi, metafora, repetisi, pleonasme dan lain sebagainya.
4. Imaji yaitu susunan kata yang melibatkan penggunaan alat indra seperti indra penglihatan, indra penciuman, indra pendengaran dan indra lainnya. Penggunaan imaji ini bertujuan agar para pembaca dapat membayangkan dan berimajinasi apa yang dirasakan penyair.
5. Rima atau
irama adalah persamaan bunyi puisi baik di awal, tengah maupun akhir puisi.
Irama/Rima sangat penting ditonjolkan dalam pembacaan puisi karena terkait
dengan panjang dan pendek, tinggi dan rendah serta keras dan lemahnya bunyi.
***
Setelah
memahami pengertian puisi dan unsur-unsur dalam puisi, ada baiknya kita
mengulang sejarah tentang pelopor puisi modern. Yuks simak!!!
Chairil
Anwar adalah penyair Indonesia, yang bersama Asrul Sani dan Rivai Apin
dinobatkan oleh kritikus sastra H.B. Jassin sebagai pelopor Angkatan ’45,
sekaligus pelopor puisi modern Indonesia.
Chairil
banyak menciptakan puisi yang mayoritas bertemakan pemberontakan, kematian,
individualisme, dan eksistensialisme, sehingga karya-karyanya menimbulkan
multi-interpretasi. Karya-karya Chairil dikompilasikan dalam tiga buku, yaitu
“Deru Campur Debu” (1949), “Kerikil Tajam Yang Terampas dan Yang Putus” (1949),
dan “Tiga Menguak Takdir” (1950). Buku terakhir ini merupakan kumpulan puisi
bersama Asrul Sani dan Rivai Apin, dan sudah diterjemahkan ke Bahasa Inggris,
Jerman, dan Spanyol.
Chairil
Anwar mengenal dunia sastra sejak usia 19 tahun. Namun, ia mulai dikenal
setelah pemuatan tulisannya di Majalah Nisan pada 1942, saat itu ia baru
berusia 20 tahun. Ia juga dikenal sebagai “Si Binatang Jalang” lewat karya
puisinya yang fenomenal, “Aku.” Karya lain yang terkenal adalah “Krawang
Bekasi.” Ia diperkirakan telah menulis sebanyak 94 karya, termasuk 70 puisi.
Kebanyakan tidak dipublikasikan hingga kematiannya.
Lahir di
Medan, 26 Juli 1922, Chairil adalah anak satu-satunya dari pasangan Toeloes dan
Saleha, yang keduanya berasal dari Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.
Jabatan terakhir ayahnya adalah Bupati Indragiri Riau. Chairil masih memiliki
ikatan keluarga dengan Perdana Menteri pertama Indonesia, Sutan Sjahrir.
Sebagai anak tunggal, orangtua Chairil selalu memanjakannya. Chairil bersekolah di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) yang kemudian dilanjutkan di MULO, tetapi tidak sampai tamat. Saat usianya mencapai 18 tahun, ia tidak lagi bersekolah. Chairil mengatakan bahwa sejak usia 15 tahun, ia telah bertekad menjadi seorang seniman.
Pada usia 19
tahun sesudah perceraian orangtuanya, Chairil bersama ibunya pindah ke Batavia
(Jakarta). Walau telah bercerai, ayahnya tetap menafkahinya dan ibunya.
Meskipun latar belakang pendidikannya terbatas, Chairil menguasai tiga bahasa:
Bahasa Inggris, Belanda, dan Jerman. Selain menjadi penyair, Chairil pernah
menjadi penyiar Radio Jepang di Jakarta pada masa pendudukan Jepang.
Chairil
Anwar banyak membaca karya-karya pengarang internasional ternama, seperti:
Rainer Maria Rilke, W.H. Auden, Archibald MacLeish, Hendrik Marsman, J.
Slaurhoff, dan Edgar du Perron. Penulis-penulis tersebut sangat memengaruhi
tulisannya dan secara tidak langsung terhadap tatanan kesusasteraan Indonesia.
Walaupun
karir kepenyairan dan usianya sangat singkat, Chairil Anwar dan karya-karyanya
sangat melekat pada dunia sastra Indonesia. Sebagai tanda penghormatan,
dibangun patung dada Chairil Anwar di kawasan Jakarta. Hari kematiannya juga
diperingati sebagai Hari Chairil Anwar oleh para pengagumnya.
Chairil
Anwar pernah mendapat penghargaan Bhagasasi Award dari pengurus Badan
Kekeluargaan Masyarakat Bekasi (BKMB). Ia juga memperoleh Bekasi Award, sebagai
salah satu bentuk kepedulian dan perhatian dari pengurus Dewan Kesenian Bekasi
(DKB) terhadap hasil karya besar Chairil Anwar.
Nah, itu dia
sejarah singkat tentang sosok pelopor puisi modern. Selanjutnya kita akan bahas
tentang jenis-jenis puisi dan perbedaannya.
Setelah
mengetahui pelopor puisi modern maka selanjutnya adalah mengenal Puisi Baru
atau Puisi Modern.
Puisi baru atau puisi modern atau puisi inkonvensional adalah bentuk puisi yang sudah tidak terikat oleh aturan-aturan yang mengikat puisi lama sehingga cenderung lebih bebas. Puisi baru berkembang dari puisi lama yang telah mendapat pengaruh dari luar, puisinya tidak terikat oleh aturan rima, jumlah baris, atau jumlah kata. Meskipun demikian, baik puisi lama maupun puisi baru di dalamnya masih terkandung ritme, rima dan musikalitas.
Ciri-ciri
puisi baru :
a. Tidak
terikat oleh berbagai aturan-aturan rima dan aturan puisi lama lainnya.
b. Diketahui
nama pengarangnya.
c.
Perkembangan secara lisan dan tertulis.
d.
Penggunaan majas yang dinamis/berubah-ubah.
e. Biasanya
menceritakan tentang kehidupan.
F. Lebih
banyak memakai sajak pantun dan syair.
g. Bentuk
yang lebih rapi dan sejajar.
h. Rima
akhir yang biasanya teratur.
i. Setiap
barisnya merupakan kesatuan sintaksis.
j. Bentuknya
rapi dan biasanya simetris.
k. Mempunyai
persajakan yang teratur di akhir.
l.
Kebanyakan mempergunakan pola sajak pantun dan syair.
m. Sebagian
besar puisi empat seuntai.
n. Tiap-tiap
barisnya atas sebuah gatra atau dengan istilah laih sebagai kesatuan sintaksis.
o. Tiap
gatranya terdiri atas dua kata dengan 4-5 suku kata.
Jenis-Jenis
Puisi Baru Berdasarkan Isinya :
1. Hyme
merupakan bentuk puisi berupa pujian-pujian yang diberikan kepada dewa, Tuhan,
tanah air, pahlawan, maupun almamater. Biasanya hymne dinyanyikan dengan irama
yang sesuai.
2. Balada
adalah contoh puisi baru yang menceritakan kisah tertentu. Balada memiliki
ciri-ciri yaitu terdiri atas 3 bait dalam satu puisi, setiap bait terdiri dari
8 baris, memiliki pola rima ababbccb kemudian berubah menjadi ababbcbc.
3. Orde sama
seperti hymne karena di dalamnya terdapat pujian ataupun sanjungan. Puisi ini
menggunakan bahasa yang resmi namun tetap anggung.
4. Kata
romansa berasal dari bahasa Prancis yaitu romantique yang berarti sifat indah
dalam perasaan. Sesuai namanya, jenis puisi ini mengungkapkan rasa kasih sayang
dan rasa indah sebagai lambang keindahan.
5. Berbeda
dengan romansa, elergi merupakan jenis puisi yang berisi kesedihan. Jenis puisi
ini merupakan wujud ungkapan kerinduan, kesedihan, duka, maupun kepergian
seseorang yang tidak pernah kita inginkan.
6. Epigram
merupakan jenis puisi yang berisi tuntutan hidup.
7. Satire
adalah jenis puisi yang berisi sindiran khusus ditujukan kepada orang-orang
tertentu yang memiliki kedudukan atau jabatan tinggi.
Jenis-Jenis
Puisi Baru Berdasarkan bentuknya :
1. Septime
adalah puisi yang terdiri atas 7 baris atau puisi tujuh seuntai.
2. Oktaf
atau Stanza adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 8 baris atau puisi 8
seuntai.
3. Soneta
merupakan jenis puisi baru yang terdiri dari 14 baris, terbagi menjadi dua
bagian, yaitu bagian pertama terdiri atas 2 bait yang masing-masing bait
terdiri dari 4 baris. Lalu bagian kedua terdiri atas 2 bait yang masing-masing
bait terdiri dari 3 baris.
4. Distikon
adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 2 baris atau dengan istilah lain
disebut puisi 2 seuntai.
5. Terzina
hampir serupa dengan distikon yaitu puisi yang tiap baitnya terdiri dari 3
baris atau dengan istilah lain puisi 3 seuntai.
6. Kuatrain
juga hampir sama dengan distikon dan terzina yaitu pada baitnya terdiri atas 4
baris atau disebut puisi 4 seuntai.
7. Kuint
adalah jenis puisi baru yang terdiri atas 5 baris atau disebut juga puisi 5
seuntai.
8. Sektet
adalah puisi baru yang terdiri atas 6 baris atau puisi enam seuntai.
Setelah
mengetahui pengertian puisi, unsur-unsur dalam puisi dan jenis-jenis puisi maka
langkah selanjutnya dalam membuat puisi adalah sebagai berikut :
1.
Menentukan Tema dan Judul Puisi
Puisi harus memiliki tema dan judul yang jelas. Contoh jika temanya cinta maka judulnya harus berhubungan dengan cinta. Apabila tidak memiliki tema dan judul, maka puisi tidak bisa ditangkap maknanya. Oleh karena itu, tema dan judul adalah hal yang paling penting dalam membuat puisi.
2.
Menentukan Kata Kunci
Setelah menentukan tema, langkah-langkah menulis puisi selanjutnya adalah menentukan kata kunci dan kemudian mengembangkan kata tersebut. Jika kamu telah menemukan tema, misalnya tadi kesetiaan, maka selanjutnya adalah menemukan kata kunci yang berkaitan dengan keabadian tersebut. Apabila sudah dirasa cukup untuk memulai membuat puisi, maka kamu tinggal mengembangkannya dalam sebuah kalimat atau larik puisi. Misalnya satu kata kunci digunakan untuk satu larik. Atau bisa saja, satu kata kunci kemudian dikembangkan menjadi satu bait.
3. Rasa
Rasa adalah perasaan dari seseorang yang dituangkan dalam puisinya. Tema dan rasa saling berkaitan erat dalam mengungkap latar belakang penulis.
4. Nada
Nada merupakan salah satu bagian yang berhubungan dengan tema dan rasa. Hal ini merupakan sikap yang diberikan oleh penulis terhadap pembacanya.
5. Amanat
Amanat adalah nilai moral dan pesan yang disampaikan oleh penulis kepada pembaca puisinya.
6. Kembangkan
Puisi Seindah Mungkin
Selanjutnya adalah mengembangkan semua langkah di atas menjadi puisi yang indah. Susun kata-kata, larik-larik puisi menjadi bait-bait. Kembangkanlah menjadi satu puisi yang utuh dan bermakna. Kamu harus ingat bahwa puisi bukanlah sebuah artikel. Tulisan yang kamu buat untuk puisi harus ringkas, padat, sekaligus indah. Pilihlah kata yang sesuai yang mewakili unsur keindahan sekaligus makna yang padat.
7.
Keterangan
Hal ini sangatlah penting. Artinya sebuah puisi harus ada nama penulisnya dan keterangan tempat serta waktu terciptanya sebuah puisi.***
Demikian pembahasan artikel ini tentang cara menulis
puisi modern yang baik dan benar berdasarkan referensi bacaan dari artikel yang
serupa.
***
(Catatan Penutup)
Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Salam kopi pahit...
Sampah Kata Seniman Bisu
Penulis Amatiran Dari Pinggiran
Secarik Ocehan Basi Tak Lebih Dari Basa-Basi
Post a Comment