Cara Menulis Puisi Modern yang Baik dan Benar

Table of Contents
Cara Menulis Puisi Modern Yang Baik dan Benar
Sumber Gambar : Pixabay.com

sampahkata.com - Untuk menulis sebuah puisi yang baik dan benar maka terlebih dahulu kita memahami Pengertian Puisi Menurut Para Ahli dan perbedaannya. Berikutnya kita juga harus memahami Jenis-Jenis Puisi Yang Wajib Diketahui. Setelah memahami dasar-dasar tentang puisi maka selanjutnya kita harus mengenali struktur fisik atau unsur-unsur puisi.

Langkah pertama adalah memahami pengertian puisi secara umum dan menurut para ahli.

- Pengertian Puisi Secara Umum dan Menurut Para Ahli

Puisi, secara umum dapat diartikan sebagai ungkapan hati dan perasaan dari seseorang yang dituangkan dalam bentuk karya sastra. Puisi tersebut ditulis dengan bahasa indah atau menggunakan diksi dan majas yang di dalamnya mengandung pesan, makna, irama, rima dan bait.

Sedangkan menurut para ahli adalah sebagai berikut :

1. Muhammad Hj. Salleh

Puisi ialah sebuah bentuk karya sastra yang kental dengan musik bahasa serta suatu kebijaksanaan oleh si penyair dan tradisinya. Karena semua kekentalan itu, sesudah puisi tersebut dibaca akan menjadikan kita lebih bijaksana.

2. Herman Waluyo

Puisi menurut definisi Herman Waluyo adalah karya sastra tertulis yang paling awal ditulis oleh manusia.

3. James Reevas

Puisi menurut definisi James Reevas adalah ekspresi bahasa yang kaya dan penuh daya pikat.

4. Herbert Spencer

Puisi adalah suatu bentuk pengucapan gagasan yang sifatnya emosional dengan mempertimbangkan suatu keindahan.

5. Putu Arya Tirtawirya

Pengertian puisi ialah suatu ungkapan secara implisit dan samar, maknanya yang tersirat, dimana kata-katanya condong pada makna konotatif.

6. Usman Awang

Menurut Usman Awan, puisi bukanlah suatu nyanyian orang putus asa yang mencari ketenangan dan kepuasan dalam puisi yang ditulisnya.

7. Herman J. Waluyo

Pengertian puisi yaitu suatu karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan si penyair dengan cara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dalam pengonsentrasian sebuah struktur fisik dan struktur batinnya.


Selanjutnya kita juga harus tahu unsur-unsur dalam puisi sebagai berikut :

1. Tipografi merupakan bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi oleh kata, tepi kanan dan kiri serta pengaturan baris. Termasuk tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Sehingga hal tersebut menentukan permaknaan dari puisi.

2. Diksi adalah pemilihan kata yang dilakukan seorang penyair terhadap karya puisinya. Puisi merupakan karya sastra yang kata-katanya dapat mengungkapkan banyak makna, oleh karena itu harus cermat memilih kata. Pemilihan kata ini sangat berkaitan dengan makna, urutan kata dan keselarasan bunyi dari puisi.

3. Gaya bahasa atau yang biasa disebut dengan majas adalah penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan, memberikan efek dan dapat memberikan konotasi tertentu. Majas yang biasa dipakai dalam puisi yaitu majas personifikasi, metafora, repetisi, pleonasme dan lain sebagainya.

4. Imaji yaitu susunan kata yang melibatkan penggunaan alat indra seperti indra penglihatan, indra penciuman, indra pendengaran dan indra lainnya. Penggunaan imaji ini bertujuan agar para pembaca dapat membayangkan dan berimajinasi apa yang dirasakan penyair.

5. Rima atau irama adalah persamaan bunyi puisi baik di awal, tengah maupun akhir puisi. Irama/Rima sangat penting ditonjolkan dalam pembacaan puisi karena terkait dengan panjang dan pendek, tinggi dan rendah serta keras dan lemahnya bunyi.
***

Setelah memahami pengertian puisi dan unsur-unsur dalam puisi, ada baiknya kita mengulang sejarah tentang pelopor puisi modern. Yuks simak!!!

Chairil Anwar adalah penyair Indonesia, yang bersama Asrul Sani dan Rivai Apin dinobatkan oleh kritikus sastra H.B. Jassin sebagai pelopor Angkatan ’45, sekaligus pelopor puisi modern Indonesia.

Chairil banyak menciptakan puisi yang mayoritas bertemakan pemberontakan, kematian, individualisme, dan eksistensialisme, sehingga karya-karyanya menimbulkan multi-interpretasi. Karya-karya Chairil dikompilasikan dalam tiga buku, yaitu “Deru Campur Debu” (1949), “Kerikil Tajam Yang Terampas dan Yang Putus” (1949), dan “Tiga Menguak Takdir” (1950). Buku terakhir ini merupakan kumpulan puisi bersama Asrul Sani dan Rivai Apin, dan sudah diterjemahkan ke Bahasa Inggris, Jerman, dan Spanyol.

Chairil Anwar mengenal dunia sastra sejak usia 19 tahun. Namun, ia mulai dikenal setelah pemuatan tulisannya di Majalah Nisan pada 1942, saat itu ia baru berusia 20 tahun. Ia juga dikenal sebagai “Si Binatang Jalang” lewat karya puisinya yang fenomenal, “Aku.” Karya lain yang terkenal adalah “Krawang Bekasi.” Ia diperkirakan telah menulis sebanyak 94 karya, termasuk 70 puisi. Kebanyakan tidak dipublikasikan hingga kematiannya.

Lahir di Medan, 26 Juli 1922, Chairil adalah anak satu-satunya dari pasangan Toeloes dan Saleha, yang keduanya berasal dari Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Jabatan terakhir ayahnya adalah Bupati Indragiri Riau. Chairil masih memiliki ikatan keluarga dengan Perdana Menteri pertama Indonesia, Sutan Sjahrir.

Sebagai anak tunggal, orangtua Chairil selalu memanjakannya. Chairil bersekolah di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) yang kemudian dilanjutkan di MULO, tetapi tidak sampai tamat. Saat usianya mencapai 18 tahun, ia tidak lagi bersekolah. Chairil mengatakan bahwa sejak usia 15 tahun, ia telah bertekad menjadi seorang seniman.

Pada usia 19 tahun sesudah perceraian orangtuanya, Chairil bersama ibunya pindah ke Batavia (Jakarta). Walau telah bercerai, ayahnya tetap menafkahinya dan ibunya. Meskipun latar belakang pendidikannya terbatas, Chairil menguasai tiga bahasa: Bahasa Inggris, Belanda, dan Jerman. Selain menjadi penyair, Chairil pernah menjadi penyiar Radio Jepang di Jakarta pada masa pendudukan Jepang.

Chairil Anwar banyak membaca karya-karya pengarang internasional ternama, seperti: Rainer Maria Rilke, W.H. Auden, Archibald MacLeish, Hendrik Marsman, J. Slaurhoff, dan Edgar du Perron. Penulis-penulis tersebut sangat memengaruhi tulisannya dan secara tidak langsung terhadap tatanan kesusasteraan Indonesia.

Walaupun karir kepenyairan dan usianya sangat singkat, Chairil Anwar dan karya-karyanya sangat melekat pada dunia sastra Indonesia. Sebagai tanda penghormatan, dibangun patung dada Chairil Anwar di kawasan Jakarta. Hari kematiannya juga diperingati sebagai Hari Chairil Anwar oleh para pengagumnya.

Chairil Anwar pernah mendapat penghargaan Bhagasasi Award dari pengurus Badan Kekeluargaan Masyarakat Bekasi (BKMB). Ia juga memperoleh Bekasi Award, sebagai salah satu bentuk kepedulian dan perhatian dari pengurus Dewan Kesenian Bekasi (DKB) terhadap hasil karya besar Chairil Anwar.

Nah, itu dia sejarah singkat tentang sosok pelopor puisi modern. Selanjutnya kita akan bahas tentang jenis-jenis puisi dan perbedaannya.


Setelah mengetahui pelopor puisi modern maka selanjutnya adalah mengenal Puisi Baru atau Puisi Modern.

Puisi baru atau puisi modern atau puisi inkonvensional adalah bentuk puisi yang sudah tidak terikat oleh aturan-aturan yang mengikat puisi lama sehingga cenderung lebih bebas. Puisi baru berkembang dari puisi lama yang telah mendapat pengaruh dari luar, puisinya tidak terikat oleh aturan rima, jumlah baris, atau jumlah kata. Meskipun demikian, baik puisi lama maupun puisi baru di dalamnya masih terkandung ritme, rima dan musikalitas.

Ciri-ciri puisi baru :

a. Tidak terikat oleh berbagai aturan-aturan rima dan aturan puisi lama lainnya.

b. Diketahui nama pengarangnya.

c. Perkembangan secara lisan dan tertulis.

d. Penggunaan majas yang dinamis/berubah-ubah.

e. Biasanya menceritakan tentang kehidupan.

F. Lebih banyak memakai sajak pantun dan syair.

g. Bentuk yang lebih rapi dan sejajar.

h. Rima akhir yang biasanya teratur.

i. Setiap barisnya merupakan kesatuan sintaksis.

j. Bentuknya rapi dan biasanya simetris.

k. Mempunyai persajakan yang teratur di akhir.

l. Kebanyakan mempergunakan pola sajak pantun dan syair.

m. Sebagian besar puisi empat seuntai.

n. Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra atau dengan istilah laih sebagai kesatuan sintaksis.

o. Tiap gatranya terdiri atas dua kata dengan 4-5 suku kata.


Jenis-Jenis Puisi Baru Berdasarkan Isinya :

1. Hyme merupakan bentuk puisi berupa pujian-pujian yang diberikan kepada dewa, Tuhan, tanah air, pahlawan, maupun almamater. Biasanya hymne dinyanyikan dengan irama yang sesuai.

2. Balada adalah contoh puisi baru yang menceritakan kisah tertentu. Balada memiliki ciri-ciri yaitu terdiri atas 3 bait dalam satu puisi, setiap bait terdiri dari 8 baris, memiliki pola rima ababbccb kemudian berubah menjadi ababbcbc.

3. Orde sama seperti hymne karena di dalamnya terdapat pujian ataupun sanjungan. Puisi ini menggunakan bahasa yang resmi namun tetap anggung.

4. Kata romansa berasal dari bahasa Prancis yaitu romantique yang berarti sifat indah dalam perasaan. Sesuai namanya, jenis puisi ini mengungkapkan rasa kasih sayang dan rasa indah sebagai lambang keindahan.

5. Berbeda dengan romansa, elergi merupakan jenis puisi yang berisi kesedihan. Jenis puisi ini merupakan wujud ungkapan kerinduan, kesedihan, duka, maupun kepergian seseorang yang tidak pernah kita inginkan.

6. Epigram merupakan jenis puisi yang berisi tuntutan hidup.

7. Satire adalah jenis puisi yang berisi sindiran khusus ditujukan kepada orang-orang tertentu yang memiliki kedudukan atau jabatan tinggi.


Jenis-Jenis Puisi Baru Berdasarkan bentuknya :

1. Septime adalah puisi yang terdiri atas 7 baris atau puisi tujuh seuntai.

2. Oktaf atau Stanza adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 8 baris atau puisi 8 seuntai.

3. Soneta merupakan jenis puisi baru yang terdiri dari 14 baris, terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian pertama terdiri atas 2 bait yang masing-masing bait terdiri dari 4 baris. Lalu bagian kedua terdiri atas 2 bait yang masing-masing bait terdiri dari 3 baris.

4. Distikon adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 2 baris atau dengan istilah lain disebut puisi 2 seuntai.

5. Terzina hampir serupa dengan distikon yaitu puisi yang tiap baitnya terdiri dari 3 baris atau dengan istilah lain puisi 3 seuntai.

6. Kuatrain juga hampir sama dengan distikon dan terzina yaitu pada baitnya terdiri atas 4 baris atau disebut puisi 4 seuntai.

7. Kuint adalah jenis puisi baru yang terdiri atas 5 baris atau disebut juga puisi 5 seuntai.

8. Sektet adalah puisi baru yang terdiri atas 6 baris atau puisi enam seuntai.


Setelah mengetahui pengertian puisi, unsur-unsur dalam puisi dan jenis-jenis puisi maka langkah selanjutnya dalam membuat puisi adalah sebagai berikut :

1. Menentukan Tema dan Judul Puisi

Puisi harus memiliki tema dan judul yang jelas. Contoh jika temanya cinta maka judulnya harus berhubungan dengan cinta. Apabila tidak memiliki tema dan judul, maka puisi tidak bisa ditangkap maknanya. Oleh karena itu, tema dan judul adalah hal yang paling penting dalam membuat puisi.

2. Menentukan Kata Kunci

Setelah menentukan tema, langkah-langkah menulis puisi selanjutnya adalah menentukan kata kunci dan kemudian mengembangkan kata tersebut. Jika kamu telah menemukan tema, misalnya tadi kesetiaan, maka selanjutnya adalah menemukan kata kunci yang berkaitan dengan keabadian tersebut. Apabila sudah dirasa cukup untuk memulai membuat puisi, maka kamu tinggal mengembangkannya dalam sebuah kalimat atau larik puisi. Misalnya satu kata kunci digunakan untuk satu larik. Atau bisa saja, satu kata kunci kemudian dikembangkan menjadi satu bait.

3. Rasa

Rasa adalah perasaan dari seseorang yang dituangkan dalam puisinya. Tema dan rasa saling berkaitan erat dalam mengungkap latar belakang penulis.

4. Nada

Nada merupakan salah satu bagian yang berhubungan dengan tema dan rasa. Hal ini merupakan sikap yang diberikan oleh penulis terhadap pembacanya.

5. Amanat

Amanat adalah nilai moral dan pesan yang disampaikan oleh penulis kepada pembaca puisinya.

6. Kembangkan Puisi Seindah Mungkin

Selanjutnya adalah mengembangkan semua langkah di atas menjadi puisi yang indah. Susun kata-kata, larik-larik puisi menjadi bait-bait. Kembangkanlah menjadi satu puisi yang utuh dan bermakna. Kamu harus ingat bahwa puisi bukanlah sebuah artikel. Tulisan yang kamu buat untuk puisi harus ringkas, padat, sekaligus indah. Pilihlah kata yang sesuai yang mewakili unsur keindahan sekaligus makna yang padat.

7. Keterangan

Hal ini sangatlah penting. Artinya sebuah puisi harus ada nama penulisnya dan keterangan tempat serta waktu terciptanya sebuah puisi.***

Demikian pembahasan artikel ini tentang cara menulis puisi modern yang baik dan benar berdasarkan referensi bacaan dari artikel yang serupa. Semoga bermanfaat untuk kita semua!


***
(
Catatan Penutup)

Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Salam kopi pahit...

Sampah Kata Seniman Bisu
Penulis Amatiran Dari Pinggiran
Secarik Ocehan Basi Tak Lebih Dari Basa-Basi

Post a Comment