SMK Nusantara Bagian 5 Cerbung Kutitip Rindu Untuk Ayah Karya Nova Elvira

Table of Contents

SMK Nusantara Bagian 5 Cerbung Kutitip Rindu Untuk Ayah Karya Nova Elvira


BAGIAN 5 “SMK NUSANTARA”

#Halaman 15

SMK Nusantara adalah SMK yang dipilihkan sebagai jenjang pendidikan yang terbaik untuk ku bagi mereka. Walau sesungguhnya keinginan hati kecilku hanya menginginkan skolah SMA biasa pada umumnya. Walau berat hati menerima keputusan dari mereka aku tetap berusaha mengikuti keinginan mereka. Toh apapun jenjang pendidikan yang kita tempuh tetaplah bertujuan baik untuk masadepan ku nanti. Di smk nusantara ini memiliki 4 jurusan pendidikan.

Mulai dari busana,kecantikan,perhotelan serta tata boga. Aku memilih jurusan tata busana itupun sesuai yang mereka anjurkan dan walau aku blum begitu memahami pembelajaran yang akan ku terima namun aku juga akan mencoba mencintai pendidikan yang sudah ku pilih. Masa senggang pndaftaran ini membuat hatiku sangat sunyi berdiam diri di rumah tanpa bertemu teman. Tapi semua itu bisa ku hapuskan dengan mendengarkan suara sang senandungku new boyz.

Hari ini hari pendaftaran sekolah di mulai, Aku dengan iklas melangkah mendaftarkan diri untuk menjadi siswi di smk nusantara. Tanpa ragu aku datang dan mengisi formulis serta melengkapi surat_surat yang di butuh kan. Suasana lingkungan sekolah ini tersa bersahabat dan tenang karena belum begitu bnyak yang datang untuk mendaftar maupun guru masih rada sepi.seusai mengisi formulir ku sempatkan untuk melihat_lihat denah ruangan yang ada. Mulai dari perpustakaan,musola,kantin dan kelas_kelas yang begitu banyak ruangannya.

Di saat aku melewati perpustakaan kangjah ku terhenti sejenak. Bola mata ku terpedaya pada sebuah papan segi empat yang tergantung di antara dua tiang yang ter sabdar di dinding. Papab itu di hiasi sangat menarik dengan pernak pernik simpulan origami. Perlahan ku dekati papan itu dan tertera bnyak sajak di origami yang indah itu. Seakan kertas origami itu tersenyum bahagia karena di hiasi kata_kata Indah. Walau berbagai suasana hati yang terlukiskan di setiap kalimatnya. Lama ku tertegun di papan yang di penuhi origami itu.

Menikmati kalimat demi kalimat sajak itu. Aku merasakan ketenangan,kedamaian saat membacanya. Sama seperti saat aku menikmati suara sang senandung ku vokalis new boyz yang sangat ku minati. Rasanya tulisan_tulisan itu membuat ku ingin menggoresi kertas juga. Tapi di tangan ku tidak ada kertas yang ada hanya pulpen. Lalu aku menulis di bawah sajak seseorang dengan satu kalimat.,,ibu,ayah aku rindu. Seakan bayangan kedua orang tuaku hadir tersenyum padaku. Tak terasa waktu berlalu hari pun sudah siang aku harus segara pulang. Sebelum pulang aku mengambil berkas tentang mos yang akan kami jalani setelah kami di nyatakan di terima di sekolah ini.

Di saat aku akan pulang tiba-tiba ada seseorang yang datang dari arah belakang berlari dan menabrakku hingga aku terjatuh. Orang itu tampk sangat tergesa_gesa entah sedang mengejar apa. Melihat aku terjatuh dia hanya bilang maaf sambil berlari. Sungguh hati ku sangat kesal dan lutut ku terasa sakit. Perlahan aku berdiri dan kembali berjalan untuk pulang. Untunglah lututku tidak terluka hanya sedikit tergores namun lumayan perih.

Sesampai dirumah seperti biasa setumpuk setrikaan sudah menunggu ku. Sebelum mengerjakan semua itu aku bergegas mengganti pakaian dan menyetel lagu faforitku serta mengisi perut terlebih dahulu. Bersama alunan lagu new boyz seberapa bnyakpun setrikaan menunggu tersa ringn ku kerjakan. Ketika malam datang aku teringat akan selembaran yang berisi peraturan tentang pelaksanaan mos. Namun sblum mos tiba kami harus datang kebali mengisi pendaftaran ulang bagi semua siswa yang di nyatakan sudah di terima di smk nusantara. Disaat hari itu tiba aku kembali kesekolah tersebut untuk melihat pengumuman lulus tidaknya masuk ke smk nusantara. Dan alhamdulilah di urutan ke sepuluh tercantum namaku. Kemudian aku menemui guru tata usaha yang bertugas memberikan surat pendaftaran ulang. Surat pendaftaran itu harus di isi segara di sana. Tanpa bnyak berfikir dan ragu aku mengisi formulir sebagai tanda bahwa aku sudah menjadi murid di smk nusantara ini.

Tidak butuh lama secarik kertas itu selesai ku isi. Lalu kami yang sudah ada di beri arahan oleh guru agar mempersiapkan segala hal yang di butuhkan untuk mos yang akan di adakan hari senin selama satu minggu. Mulai dari kegiatan baris berbaris,perkenalan lingkungan,kegiatan ke agamaan dan akan di tutup dengan acara seni. Semua kegiatan sudah di atur oleh pembina osis dan akan di dampingi oleh semua perangkat osis. Seusai mengisi berkas dn pengarahan entang mos aku kembali melewati papan yang penuh dengan hiasan dan tulisan. Papan ini adalah majalah dinding tempat siswa siswi menggoreskan karya tulisan dan sebagainya.

Papan itu masih sama seperti waktu pertama kali kulihat belum ada perubahannya kecuali selebaran pengumuman tentang perencanaan mos yang baru saja di intruksikan. Tapi entah kenapa mata kembali tertarik pada papan itu. Mataku serasa ingin membaca semua yang tertulis. Tapi saat aku asik membacanya seseorang berkata: jangan di rusak mading itu,susah loh menghiasinya. Dengan nada rada terdengar cetus. Tapi aku tidak mau memperdulikan suara itu,aku terus saja membaca semua tulisan itu satu demi satu. Lagi_lagi saat aku sedang asik membaca seruan seperti itu terdengar lagi dari nada suara yang sama. Kali ini aku menyahutinya: siapa bilang aku ingin merusak hiasan ini,aku hnya ingin membaca di setiap kalimatnya. Tanpa melihat siapa orang yang kusahuti itu. Sambil mengomel mataku terus saja menyusuri kata demi kata yang tertulis.

Tak kusadari saking aku menikmati kalimat yang terungkai di mading seseorang telah berdiri di sampingku. Aku tidak sadar sudah berapa lama ia berdiri di dekatku. Entah apa yang ia fikirkan sehingga ia memandangiku dengan rawut dahi penyebrangan jalan itu.

Saat ku tersadar ada seseorang di dekatku spontan saja mulut ku berucap : apaan sih ngeliatin saya segitunya.? Lalu dengan rada risih akupun pergi menjauh dari dia dan mading tersebut. Dalam melangkah pergi hati ku masih saja kesal akan kehadiran pria itu yang membuat ku terganggu menikmati sajak sajak yang ada. Tapi langkahku terus berlalu menuju gerbang sekolah untuk kembali pulang. Sesampaipun di rumah aura kesal ku masih saja tidak hilang.kebetulan hari ini tugasku di runah tidak bgitu banyak seperti biasanya karena sudah ku selesaikan semalam. Di kamar 2x2,5 ini ku baringkan tubuhku agar rasa kesal itu segera hilang. Bamun hingga sudah tertidur dan bangunpun rasa kesal itu tidak juga hikang. Lalu tibia_tiba saja diary mungngil menyita pandangan mata ku. Kuraih dan ku goresi dengan perasaan ku hari ini. Kesal..kesal....dan kesal....lalu ku hempaskan kata demi kata menjadi sebuah rangkaian sajak.

Kesalnya ketika hati sedang menikmati dinding yang bersemedi penuh kata

Kesalnya tiada terkira. Ingin ku congkel saja jendela matanya.

Seuntas kalimat yg ku gambarkan kekesalanku hari ini. Dapat ku kepas lewat tinta dan kestas. Sehingga hatiku kembali lega. Sembari pulang dengan se carik kertas yang berisikan sejumlah perauran yang harus kami ikuti dalam acara mos esok hari. Mulai dari ikat pinggang dari ali rapia,kalung dari pete,anting dari cabe tak lupa kaos kaki warna warni serta ikat rambut dari tali rapia warna warni juga. Membaca semua peraturan di kertas itu seakan sudah terbayang bagai mana hari esok akan ku jalani yang tak ubahnya seperti orang yang tidak waras.

Tapi apa daya ini adalah peraturan dalam rangka mos yang bertujuan mendidik mental. Sehari sebelumnya aku sudah mempersiapkan segala sesuatunya yang akan di gunakan dalam mos esok. Akan tetapi ada satu benda yang tidak dapat ku miliki yaitu pete,menggunakan kalung dari pete.haaah.. Saat pagi tiba sebelum berangkat ke sekolah seperti biasanya aku sibuk dengan mempersiapkan sarapan. Tapi aku juga tidak lupa mempersiapkan keperluanku khususnya semua alat yang aku butuhkan dalam mos hari ini.


#Halaman 16

Hari Pertama MOS

Hari ini aku bangun tidak lebih lambat sama seperti biasanya, mulai dari subuh hingga berangkat kesekolah dengan waktu yang tepat. Akan tetapi saat sampai di sekolah aku bisa masuk kedalam barisan seperti murid baru lainnya entah apa sebabnya aku tidak menyadarinya. Langkahku di hadang oleh salah satu perangkat osis yang sedang bertugas.seketika saja renyut wajah ku hadir dan rasa kesal mulai muncul. Berbaris terasing dari yang lain membuat aku jadi pusat perhatian. Sesekali terlintas dibenakku teringt akan warna suara yang baru saja menghadang langkah ku. Warna suara itu sama persis dengan orang membuatku kesal di hari sebelumnya. Namun perasaan itu ku usir dengan mengalihkan pandangan pada taman kecil yang di penuhi bunga. Aroma bunga di pagi hari membuat senyumku lepas seakan mereka sangat ingin di sapa dengan siraman di pagi hari.

Ketika barisan usai akupun lansung ikut bubar. Tapi lagi-lagi langkah ku di halangi oleh senior pelaksana mos itu. Renyut dahiku kembali membentang. Dan dadaku seakan berdegup kencang seakan sedang menghadapi bahaya saja. Sesekali aku menghela nafas sembari mengikuti arahan mereka. Sebanyak ini murid baru kenapa ya cuma aku saja yang disisihkan padahal aku tidak terlambat,gerututu dalam hati. Nah ini lagi mereka kok malah ngajak modar mandi gini apa sih maksudnya. Lagi lagi aku hnya mengerutu sembari merenyutkan dahi. Lalu tiba di sebuah lorong kelas langkah mereka di depan ku berhenti,spontan aku menatap ke mereka yang jg memandang ke arah ku. Dan salah satu dari mereka berkat kenapa cuma kamu yang tidak mau mematuhi aturan yang kita buat !

Mendengar perkataan salah satu dari mereka yang bernada tinggi membuat ku merasa heran dan bingung aturan yang mana tidak ku patuhi kataku dlm hati.lalu karenab merasa tak salah aku menjawabnya,tidak mematuhi aturan !aturan yang mana kak ?lihat dandanan aku aja udh seperti ini,apa masih ada yang kurang kak ?jawabku bertubi_tubi. Mendengar jawabanku merwka malah makin menatapku kesal.sudah tau salah masih aja ngejawab.ujar salah satu dari mereka.sembari ia menyodorkan sehelai kertas dan menyuruhku membacanya. Kertas itu berisikan surat peraturan dan daftar acara mos selama satu minggu.

Lalu ku baca lantang sesuai permintaan mereka. Namun bibirku terdiam saat tiba di aturan ke tujuh tentang harus menggunakan pete sebagai kalung. Aku baru teringat waktu di mobil melepaskan kalung pete itu karena malu menggunakannya. Baru ku sadari kenapa mereka cetus padaku. Dengan segera aku minta maaf pada mereka dan berterus terang kalo aku lupa akan hal itu karena pete itu tertinggal di mobil angkot yang ku tumpangi pagi ini. Tapi entah kenapa  jawaban ku sepertinya tidak bisa mereka terima,amarah mereka terlihat dari rawut wajah mereka. Lalu salah satu dari mereka pergi mengambil beberapa alat kebersihan dan menyuruhku membersihkan koridor sekolah. Dengan rasa tidak bersahabat aku terima permintaan mereka sebagai hukuman kelalaian ku.

Ketika aku sudah mau menerima hukuman itu merekapun kembali ke tugas mereka menuju ruang para mos. Akan tetapi ada salah satu dari mereka yang tinggal mengawasiku. Sungguh tidak nyaman merasa di mata_matai begini,omelku pelan. Saat asik bersih_bersih aku mendengar suara siulan yang berasal dari senior itu. Nada yang ia keluarkan sangat akrab di telingaku. Siulan itu membuat ku terhenti bekerja karena menikmati nada yang ia hadirkan. Seketika siulan itu berhenti kedua bola matanya jadi menatap tajam pada ku. Spontan ia berkata,kenapa berhenti ? Kau pikir aku disini mau melihat mu diam begitu,bosan tau,buruan selesaikan hukumanmu biar kamu bisa ikut bergabung sana. Besok jangan di ulangi lagi ! Tidak ada yang namanya alasan lupa,peraturan di buat untuk di patuhi bukan untuk dilanggar! Duh..omelannya nyorocos tanpa koma,macam mak joya aja.gerutu ku pelan. Tiba_tiba saja ia mendekatiku dan berkata:kau bilang apa barusan ? Ternyata ia mendengar perkataan ku walau tidak jelas dan hal itu membuat ia kesal lalu pergi begitu saja.

Melihat pria itu pergi dadaku berasa lega karena jadi leluasa menyelesaikan hukuman itu.tapi entah kenapa hal itu malah membuat suasana jadi sunyi tidak ada seorang pun di lorong itu hanya aku saja. Dan bahkan secara tiba_tiba bulu kudukku jadi berdiri mdan membuat suasana hati ku tidak bersahabat rasa mual mulai datang sebagai pertanda alam lain mulai mendekati ku.sesegera mungkin hukuman itu ku selesaikan dan bahkan entah masih belum besih sudah ku tinggal pergi. Karena sudah tak sanggup menahan rasa mual di lorong itu. Dengan langkah yang tergesa_gesa aku kembali keruangan kelas ku. Dengan wajah yang mulai pucat dan keringat mulai membasahi. Ku masuki ruangan kelas terdekat dari lorong itu. Tanpa melihat semua orang yang ada di kelas itu aku langsung menuju sebuah kursi yang masih kosong. Aku lansung duduk dan menekuk wajah ku kemeja.

Ruangan yang ku dengar ramai riyuh dari luar seketika senyap dengan kedatangan ku yang tiba_tiba tanpa salam dan permisi. Tidak lama saat itu aku merasakan seseorang datang ke arahku dia berdiri tepat di hadapanku namun aku masih tidak ingin mengangkat wajah ku. Lalu kudengar suara mendehem beberapa kali dan mengetuk meja sebagai pertanda ia ingin bicara pada ku. Sekali dua kali ketukan ku abaikan namun di ketukan ketiga lebih keras dan aku mencoba melihat ke arah nya. Alangkah kagetnya aku ketika melihat orang yang berdiri di hadapanku. Ia adalah orang yang tadi mengawasiku dan lebih kagetnya lagi ketika ku lihat disekelilingku semua memandang kearahku dan tak satupun mereka yang menggunakan aksesoris sepertiku.

Sungguh keheningan yang mencekam karena ternyata aku salah masuk ruangan. Aku bukanya masuk keruangan ku tapi malah masuk keruangan kkk kelasku,tepatnya lagi ruangan para osis. Entah kemana aku sembunyikan rasa malu ku itu. Tapi pria yang sedang berdiri di depan ku tampak merenyutkan dahinya. Dan ia pun berkata : Apa yang terjadi ?kenapa kau tampak pucat seperti ini ? Apa tugas dari kami terlalu berat ?. Pertanyaan yang bertubi_tubi menyerang ku sdangkan perutku masih saja mual karena aroma dari alam lain. Tanpa menjawab pertanyaan nya aku kembali berlari keluar dari ruangan dan memuntahkan isi perutku di saluran air di depan kelas itu.

Setelah isi perutku keluar badan ku terasa lemas dan perlahan jatuh dan tidak sadar. Ketika aku sadar suasana asing terlihat di sekelilingku. Ruangan yang dipenuhi nuansa putih dan beberapa tempat tidur terlihat kosong. Badan ku yang masih lemas ku coba bangun dari tidurku namun masih terasa sangat berat. Dan saat aku ingin duduk ada seseorang yang membantuku perlahan. Dia adalah pria yang sudah berkali_kali membuat ku kesal. Tapi saat ini aku tidak melihat sifat arogannya. Justru sebaliknya ia tampak lembut dan baik. Sorot matanya tk lagi tajam seperti sebelumnya. Ketika badanku terasa sudah baikan aku ingin segera kembali ke kelas. Akan tetapi pria itu melarangku dan memintaku kembali istirahat dan kembali berbaring. Karena aku merasa sudah baikan dn aku sudah bisa bicara lagi. Saat ia akan kembali kekelasnya aku sempat berucap terimasih atas semua bantuannya yang sudah mengantar ku keruangan uks dan menemaniku hingga aku sadar.

Saat ia pergi ruangan itu terasa sangat sunyi dan hampa perasaan ku sangat tidak nyaman. Lalu perlahan aku beranjak pergi juga dari ruangan itu walau badan ku belum begitu kuat. Karena suasana sepi bisa membuat rasa mual itu kembali datang dan mereka_mereka yang tak kasat mata. Namun ketika ku sampai di pintu ruangan uks itu tiba_tiba saja pria itu kembali dan memandang ku dengan renyut dahinya yang menandakan kekhawatirannya. Kamu mau kemana,dengan kondisi lemas seperti itu ?udarnya padaku. Aku tertunduk dan menjawabnya pelan.Maaf kak aku tidak ingin di ruangan ini sendiri lebih baik saya ke ruangan kelas saja,disana mungikin lebih baik banyak orang kak. Tapi kamu belum pulih,nanti malah makin sakit.ulasnya khwatir lagi. Aroma baru lokasi ini yang membuat saya sakit kak.jawabku lagi. Seakan ia bingung dengan kata aroma lokasi yang aku ucapkan. Tapi ia tidak memperdulikan itu ia menemani ku hingga kekelas.

Ruangan ini baru nampak seperti ondel_ondel yang sedang berkumpul dengan segala pernak perniknya. Sama seperti yang aku gunakan hari ini. Sebelum pria itu berlalu sekali lagi aku mengucapkan terimakasih padanya. Walau ia tidak menjawab ucapanku namun ia tersenyum sebagai pertanda ia. Dan sama sekali tidak terlihat sorot tajam di matanya yang terlihat kelembutan. Setiba di kelas ini aku merasa nyaman dan tidak sepi sunyi seperti di koridor dan ruang uksntadi. Rasa mual itupun berangsur hilang dn tubuhku kembali mulai segar. Walau fikiran ku masih terganggu oleh suasana sunyi itu sesekali ada pertnyaan yangntimbul.

Kenapa aku merasakan aroma yang tidak nyaman itu di lokasi sekolah ini. Aroma amis yang begitu pekat di saat aku berada sendiri. Dan aroma itu hilang ketika ramai. Anah memang suasana seperti itu jarang terjadi. Jika adapun itu ketika aku di kampung dan tidak separah ini. Hari ini kegiatan berlanjut memperkenalkan seluruh ruangan gedung sekolah. Dan aku melilih ikut bersama teman_teman dari pada aku tinggal sendirian di kelas karena aku khawatir aroma itu mendekatiku lagi. Dan setelah usai berkeliling melihat setiap ruangan satu demi satu kamipun kembali berkumpul di kelas lagi. Aku merasakan suasana hangat dengan semua teman baruku walau dalam keadaan kostum.seperti orang gila namun membuat suasana jadi ramai. Saat tiba di jam istirahat kedua kegiatan dilanjutkan lagi dengan goro di setiap loksi sekolah.

Kebetulan kelompok ku dapat tugas di bagian gedung paling pojok. Awalnya aku enjoy saja bekerja dan bergembira namun setelah beberapa saat aroma amis mulaimuncul lagi tapi tidak begitu menyengat. Namun aku melihat segelebak asap hitam menyebar mengejar kearah beberapa teman_teman ku yang sedang asik bekerja. Dalam sekejam mereka jatuh pingsan satu persatu dan bahkan ada yang menjerit kesakitan seperti orang yang sedang kesurupan. Aku tidak begitu yakin dengan apa yang ku lihat karena hal seperti ini sangat jarang ku alami. Awalnya aku bingung dan panik kenapa bnyak yg jatuh pingsan seperti ini. Aku tidk tau harus berbuat apa, guru-guru pada berdatangan menolong teman yang pingsan. Terlihat salah satu guru komat kamit membaca ayat-ayat suci pelan dan membasuh muka yang pingasan. Namun tidak juga bangun kembali lalu aku mencoba mendekati temanku itu,aku lepaskan sepatunya dan aku sentil beberapa kali jempol kakinya. Anehnya kenapa tiba-tiba aku melakukan itu dan tidak berapa lama mereka pun terbangun.

Melihat apa yang aku lakukan pria yang mmenemani aku di ruang uks itu entah kenapa ia segera mendekatiku dn seketika juga tubuh ku kembali lemah seakan ia tahu apa yang sedang terjadi di dalam diriku. Dan kembali aku di boyong ke ruang uks. Sudah dua kali dari pagi aku menyapa ruangan uks dan di temani pria itu lagi. Tapi kali ini aku tidak pingsan hanya lemas saja. Sesampai di uks pria itu memandang ku marah sorot matanya amat tajam. Sembari ia berkata: kamu ceroboh maunya kamu membagi energimu untuk mereka !liahat kondisimu sekarang! bertubi-tubi ia marah padaku. Melihat sikapnya aku sangat bingung seakan dia benar_benar tau apa yang terjadi. Lalu aku bercap pelan ,Ada apa sebenarnya ini kak ?kenapa aku mencium aroma itu ? Jika kakak tau kenapa diam saja ?

Bertubi-tubi pula aku menghujaninya dengan pertanyaan. Lalu ia mendekatiku. Ia yang kamu lihat dan rasakan hari ini bukanlah seutuhnya kesehatanmu yangbterganggu tapi alam lain yang sedang menegurmu. Mendengar jawabannya seakan ia jugansangat mengetahui alam lain selain alam dunia ini. Akan tetapi aku tidak mau mempercayai itu karena tidak kasat mata dan tidak ada dalam logika kosong. Lalu aku tersenyum seakan menertawainya. Walau sesungguhnya itu ada dan akunrasakan. Berhubung alam lain aku tidak ingin lemah dari mereka aku lebih galak loh kak. Guyonku padanya. Aku tau itu ada dan aku seperti ini sekarang karena itu tapi kembali lagi ini semua karena aku sedang kekosongan lebih tepatnya kesunyian ulasku lepas padanya. Tidak ingin aku berlama-lama disini kak aku mau kembali ke kelas ujar kuntersenyum karena melihat amarahnya itu. Dia tidak menjawab ucapanku seakan dia tau bahwa aku sudah terbiasa melawan hal yang membuat rasa takut menjadi tempat makhluk lain bersembunyi.


#Halaman 17

Hari ini kujalani dengan rasa yang penuh kebingungan. Dan juga hal-hal di luar fikiran terjadi. Memang tuhan menciptakan segala sesuatu dengan bnyak pertimbangan. Tapi aku tidak ingin mempercayai itu. Karena semakin di percayai penglihatan semakin terbuka. Hari pertama mos ini terasa suram tidak menyenangkan hati. Walau di tengah-tengah kebersamaan masih ada canda tawa bersama namun hatiku terganggu oleh hal yang membingungkan. Aku sangat ingin mengakhiri hari ini sesegera mungkin untuk pulang untuk beristirahat. Tidak lama kemudian lonceng pulang pun berbunyi kami semua bersiap untuk pulang. Namun sebelum plng perangkat osis perpesan agar tetap berkostum seperti ini selama satu minggu. Di saat pengarahhan terakhir aku merasa lelah dengan kostum ini dan juga lelah dengan suasana yang ada. Bayangan buruk seakan mengintai langkah ku esok hari.

Saat keluar dari gerbang pun perasaan ku belum hilang dari gundah dan bahkan fikiran buruk jadi menghantuiku. Hari berlalu begitu cepat malam pun tiba seperti biasanya. Namu sebelum mataku tertidur kejadian yang ku alami di sekolah menjadi tanda tanya di hati ku. Pertnyaan yang tidak harus ada jawabannya. Karena jika ada akan membuat semakin buruk untuk ku.di teras sunyi lantai dua kamar ku ,kulepas pandang dn menghirup udara malam yang begitu dingin. Ku pejamkan mata dan berharap hari esok dapat kulewati tanpa ada lagi yang mengganggu ku seperti hari ini. Di malam ini ingatan kerinduanku juga mulai memuncak sudah lebih dari setahun aku jauh dari keluargaku dan bahkan sudah sangat jarang menerima kabar dari kampung. Tiba_tiba saja air mata ku mengalir tak dapat ku halangi. Aku hanya bisa bilang,:Ayah,ibu dan tian aku rindu kalian. Semaga semua sehat selalu di sana. Malam kian larut tapi mataku tetap saja tidak mau tertidur. Rasa takut akan kejadian hari ini akan terulang kembali.


   Bu, apa yang sebenarnya ada dalam diriku

   Bu, kenapa aku begitu sunyi tanpamu

   Tanpa ayah dan juga tian ?

   Bu aku tau apa yang ku alami hari ini

   Juga pernah ku alami tapi bersamamu

   Di pelukan mu aku tidak pernah merasa takut

   Bu engkau yang tau bagai mana diriku

   Engkau yang tau kekurangan dan kelebihhanku..

   Bu aku rindu dirimu

   Aku rindu semua cerita dari ayah sebelum tidur..


Hatiku selalu berkata dan berkata seakan engkau ada didekatku mendengar jeritanku. Merasakan semua ketakutan ku. Disini seakan ceria ku telah dibunuh. Tapi bu demimu aku akan berusaha untuk kuat. Aku berjanji bu aku pasti mampu tanpa dirimu untuk kembali pada mu.

Malam kian larut mataku sangat sulit untuk tidur. Lalu ku putar lagu yang bisa membuatku tidur. Yaitu lagu_lagu new boyz grob band dari negeri jiran yang sangat ku gemari sambari menutup mataku. Namu ketika mataku mulai berat suara siulan terdengar sangat segar di telingaku seiring nada lagu yang ku putar yaitu siulan pria yang ku dengar hari ini. Namun perlahan matakupun dapat tertidur. Didalam tidur ku aku bermimpi bertemu dengan seseorang yang sangat mirip dengan ku yang membedakan hanyalah warna kulit.

Kulitnya jauh lebih cerah dariku bagai di lumuri cahaya yang indah. Ia mengajak ku kesebuah danau yang sangat indah dan bertepi. Ia hanya memandangiku dan selalau tersenyum padaku. Tapi disaat aku melihat air bangannya tiada terlihat oleh ku seperti aku melihat bayangan ku. Ia jg mengajakku menaiki perahu tapi perahu itu tidak beranjak lagi setelah sampai di tengah dan perahupun tenggelam. Saat tenggelam tiba_tiba saya terbangun dan suara ayam jantan berkokokpun terdengar pertanda sang fajar akan datang. Dengan matayang rada sembab aku beraktifitas seperti biasanya lagi hingga mobil angkot datang menjemput.


Hari Kedua MOS

Dengan harap_harap cemas aku melangkah menuju sekolah. Aku takut akan hal yang kemarin akan terjadi lagi. Tidak berapa lama menunggu angkotpun datang. Tiba_tiba saja jantungku berdebar kencang melihat kedalam angkot yang kosong belum ada penumpangnya. Karena takut akan terlambat aku lawan rasa takut yang muncul. Aku naik dan duduk di bagian belakang agar aku bisa melihat jalan yang di tinggalkan mobil ketika sudah berjalan. Tidak lama kemudian alhamdulilah penumpang angkot sudah mulai bertambah sebelum sampai di sekolah. Kesunyian hilang dengan keramaian penumpang sehingga rasa takut itu menepi dengan sendirinya. Tak terasa akhirnyapun sampai di sekolah. Tampak semua murid sudah menempati barisan dan akupun segera meletakkan tas dan lansung masuk barisan untuk melaksanakan upacara bendera. Lega pagi ini tidak ada hal yang mengganggu langkah ku dan aroma kemarin pun tidak lagi kurasakan dan apa bila aroma itu muncul kembali aku sudah membawa sejenis minyak yang beraroma buah untuk segera ku hirup. Seusai upacara kegiatan kembali di ambil alih oleh perangkat osis yang bertugas melaksanakan bimbingan mos. Dan di pagi itu di ingatkan bahwa acara kami yaitu perkenalan dalam seni.


#Halaman 18

Siulan itu sedikit mengangkat kelopak mataku.huff..akhirnya selesai juga di jam ini. Kamipun kembali beristirahat ,kali ini aku menuju kantin sendiri. Untuk menuju kantin harus melewati koridor kemarin yang beraroma amis itu. Sebelum melewati koridor itu aku mengoleskan minyak di bagian hidungku agar aku tidak mencium bau yang tidak membuat ku nyaman itu. Setelah usai mengganjal perut di kantin aku kembali menyusuri koridor yang ada papan berhias itu. Entah kenapa aku merasa semakin tertarik dengan papan itu. Dan bahkan aku mulai ingin menyalin setiap kalimat itu. Tapi ketika berada disana seakan_akan banyak mata yang memperhatikanku. Hal itu membuatku mengurungkan niatku untuk menyalin semua sajak-sajak itu. Dan hanya sekedar menikmati ketika berada di situ saja. Jam istirahat tidak begitu lama sehingga aku jg tidak bisa berlama-lama memandangi majalah dinding itu. Merasa tak puas membacanya namun cukup menghibur fikiranku. Dan seiringnya berjalan waktu dan aktifitas kembali berlanjut namun masih berisikan agenda artikel-artikel yang membosankan. Mulai dari setiap materi yang akan di pelajari dari setiap kejuruan yang dipilih. Dan juga semua peraturan yang harus di patuhi. Melelahkan sekali kuping ini mendengarkannya namun harus mendengarkannya. Sesekali aku mencoba mencoret-coret kertas yang dibagikan itu, ya artikel yang dibacakannya. Aku menulis bberapa kalimat di bagian kosongnya.

Jenuh pendengaranku jenuh tanpa canda. Jenuh fikiranku jenuh dengan semua artikel yang sama dan lain-lainnya. Setelah puas mencoret-coret kertas itu ternyata kertas itu harus di kumpulkan kembali. Dan aku lupa mencoret kata-kata yang kutulis dan bahkan aku menuliskan namaku di kertas itu. Aku terkejut seketika akan semua coretan itu karena cuma aku yang sudah merusak kertas itu dengan coretanku. Untunglah setelah kertas itu terkumpul semua bel pulang pun berbunyi. Aku sedikit bernafas lega akan perihal yang baru saja ku lakukan.

Seperti biasa pulang sekolah pekerjaan sudah menunggu. Semua pekerjaan itu kulakukan dengan senang hati sembari memutar semua lagu sang senandungku,grob band new boyz. Tapi disela-sela pekerjaan, kegiatan disekolah menggangu fikiranku namun tidak mengganggu pekerjaanku. Hanya sepintas teringat dan hilang begitu saja. Waktu berlalu begitu cepat hingga malampun kembali datang. Rasa lelah terkadang membuatku cepat mengantuk dan tertidur. Lagi-lagi saat kupejamkan mata suara siulan pria itu menggangguku seakan suara itu sedang segar kudengarkan.

Padahal itu aku dengarkan di siang hari bukan malam hari. Namun suara siulan itu membawaku kedalam mimpi, walau gambaran yang samar tapi begitu terasa. Di dalam mimpi aku melihat pria itu sedang bernyanyi bersama sang senandungku tomok vocalis grob band new boyz. Aku merasa sangat menikmati penampilan mereka di sebuah panggung besar. Huf..apa yang terjadi didalam diriku? Suara siulan itu sangat menyita pendengaraku seperti suara sang senandungku. Ah..apa yang kufikirkan ini semua tidak benar adanya. Saat bangun dari mimpi itu hatiku seakan berdebat namun tidak kubiarkan berlama-lama. Segera aku beranjak pergi dari kamar tidur untuk melakukan aktifitas seperti biasanya sebelum berangkat.


Hari Ke Tiga Mos

Dengan semangat yang masih sama seperti hari sebelumnya dan masih berkostum serba aneh. Dan bahkan sayuran di badan sudah mulai kering. Dan juga bau pete yang sudah makin pekat. Seharusnya aku mengganti sayuran itu tapi aku tidak punya waktu pergi ke kedai. Nitip sama mbak tatikpun dia lupa membelinya ya.. terpaksa masih menggunakan sayuran kemarin. Di dalam angkot, pagi ini kuhantarkan doa di dalam hati ya Allah semoga hari ini kegiatanku berjalan dengan baik. Aku sangat lelah jika harus dihadapkan dengan persoalan yang tidak ku sukai. Sambil aku memeriksa minyak telon yang wangi. Dan alhamdulilah ternyata aku tidak lupa membawanya. Tidak berapa lama kemudian angkot berhenti untuk menaikan penumpang lagi.

Dan sungguh aku sangat kaget lagi-lagi pagi ini aku harus bertemu dengan pria yang sudah beberapa kali membuatku kesal. Hamm..hufff..ku hela nafas perlahan dan melalingkan mukaku ke kaca, sambil berharap dia tidak menyadari aku disini. Khamm..kham..terdengar di telingaku suara deheman beberapa kali. Tapi tidak aku pedulikan. Sempit banget ya hari-hari kita sehingga kita sangat sering bertemu! Ujarnya padaku. Tapi aku masih saja tidak peduli. Dan kembali dia mendehem..serta berkata : kamu budek ya? Di ajak bicara kok diam aja? Sepi kayak kuburan ni angkot. Di ujung kata-katanya tiba-tiba saja angkot berhenti padahal tidak ada penumpang yang ingin naik. Spontan aku kaget dan lansung memutar arah pandanganku kedepan yang tepatnya di depan pria itu. Jantungku berdegup kencang wajah ku langsung pucat.

Dan aku lansung mencari minyak telon yang ada di dalam tas ku. Karena semenjak hari pertama mos itu jiwa rasa ku sering tidak stabil sehingga kembali bisa merasakan kehadiran mereka yang tidak kasat mata.

Karena melihat aku begitu pucat ia memegang tanganku agar rasa cemas yang timbul segera hilang padaku. Namun aku malah jadi salah tingkah berfikir tidak baik padanya dan segera melepaskan tangannya dariku. Sebisa mungkin kecemasanku itu aku sembunyikan dan kembali bersikap seperti biasa. Dan juga membalas kata-katanya. Bukannya aku tidak mau bicara kak tapi aku canggung harus bilang apa? Dan takut berucap tidak sopan padamu nanti bila kita bercanda.

Oh.. Begitu toh, ulasnya lalu ia berbalik membelakangiku seperti aku membelakanginya. Sungguh suasana angkot jadi tidak nyaman. Ah..tapi biarlah dari pada aku banyak bicara dengan pria ini yang sikapnya kadang-kadang nyebelin dan kadang-kadang perhatian. Tidak begitu lama setelah itu angkotpun berhenti tepat di depan gerbang sekolah dan ia turun terlebih dahulu dariku. Sungguh sikap pria itu susah di tebak sekarang dia malah membayarkan ongkosku. Dan tanpa memberiku kesempatan berterima kasih ia begitu cepat meninggalkan ku. Ia melangkah dan berlari dengan cepat ke salah satu ruangan di sekolah itu. Tapi bukan arah ruangan kelasnya. Setelah turun dari angkot hingga jam istirahat pertama aku tidak lagi bertemu dengannya dan bahkan jam jam istirahat keduapun sudah tiba. Entah kenapa selama mos berlansung dari pagi aku jadi teringat tentang sikap pria itu dan suara siulan itu sangat segar ditelingaku.

Seusai pengarahan kami kembali keruangan dan kembali bertemu dengan senior perangkat osis. Di tengah asik bercanda dengan kawan-kawan baru merekapun datang dan masuk keruangan kami. Aku tidak habis fikir yang mendampingi kami mereka yang lain sudah bertukar ruangan tapi kenapa tidak dengan orang yang satu ini. Renyut wajah ku muncul karena heran. Di awal pagi ini kami diminta mengisi data profil yang lengkap lalu membacakannya satu persatu ke depan. Di dalam kegiatan ini semua di minta memperagakan setiap hobi yang dimilikinya.

Ada yang menari, olah raga dan sebagainya. Namun tiba disaat giliranku lagi-lagi aku mendapatkan persoalan karena kali ini aku menuliskan hobiku adalah mendengarkan lagu saja. Jadi apa yang harus ku peragakan? Suasana gembira seketika hening karena salah satu dari pembimbing osis mengetuk meja sebagai pertanda harus diam. Semua sorot mata tertuju padaku. Respek aku menatap mereka heran. Lalu aku diminta menyebutkan hobiku yang lain untuk di peragakan tapi aku tidak tau apa yang harus ku tampilkan. Tidak mungkin aku berlari di ruang kelas ini untuk memperagakan hobi lariku. Aku tidak menjawab tantangan dari mereka. Dan mereka marah dan tetap memintaku untuk memperagakan hobi yang lain.

Di sela suasana itu kembali kudengar siulan nada lagu sejarah mungkin berulang. Dan entah kenapa spontan aku jadi ikut menyanyikan lagu itu. Walau aku tidak bisa benyanyi dan seketika ruangan jadi riuh dengan teriakan. uuu...uuu...payah kata mereka. Duk..duk...duk... Kembali terdengar suara ketokkan meja sebagai tanda diam. Lalu pria yang bersiul itu berkata kamu bener-bener gak bisa nyanyi ya,,cibirnya padaku. Dan disusul oleh rekannya lagi., masak gak punya kemampuan lain sih? Orang semuanya punya hobi lebih dari satu, loh kenapa kamu tidak! Ujaran mereka membuatku merasa dipermalukan. Tanpa ijin aku lansung kembali duduk dengan rasa kesal. Dan salah satu dari mereka ada yang mengataiku, tidak sopan. Dan bahkan ada yang ngomel tak jelas dengan bahasa yang berbeda_beda. Ah ..masa bodoh mereka mau bilang apa, toh aku sudah ikutin mau mereka, kesalku di dalam hati. Kegiatan terus berlansung rasa kesalku masih begitu muda. Melihat tingkah mereka yang terkadang agak tidak menyenangkan hati. Ada di antara kami di suruh pusap, berjalan merangkak dan sebagainya.

Di dalam hati aku berharap hari ini cepat berakhir. Karena aku tidak suka permainan seperti ini. Tiba di jam istirahat pertama yang lain pada menuju kantin untuk mengganjal perut mereka. Tapi aku memilih menuju sebuah dinding yang berhiaskan gambar dan tulisan-tulisan indah. Satu demi satu tulisan itu kubaca, banyak makna yang tersimpan di setiap tulisan itu. Ada tentang cinta, sahabat dan sebagainya.

Pandangan ku tercuri pada sebuah sajak tentang cinta.


   Di mana cintamu

Gelak tawa yang tercipta ketika kita bersama

Suara dan nanda manja berbaur di antara dilema hati

Rasa ingin berikan kejujuran

Namun bimbang bila tak sama

    Dimana cintamu ?

Hatiku selalu bertanya

Tatapan matanya suara manjanya

Sangat menyita hati dan perhatianku

   Tapi dimana cintamu ?

Hatiku terus saja bertanya

   Tapi bibir ini sungguh sangat berat

Untuk berucap cinta

Kepadanya yang bersuara manja


    Cinta,,,seperti apa ya perasaan cinta itu? Membaca tulisan itu seakan senyumku ingin menertawainya. Karena aku tidak tahu persisnya cinta itu seperti apa. Tidak lama setelah itu bel masuk pun kembali berbunyi. Semua siswa siswi kembali masuk kekelas. Kali ini semua perangkat pembina osis bertukar, tidak satupun sama seperti sebelumnya. Di jam ini suasana terasa biasa-biasa saja tidak ada polemik yang terjadi. Waktu terasa berjalan begitu lama bahkan aku jadi merasa sangat mengantuk karena isi acaranya di penuhi artikel-artikel yang tidak ku pahami. Sesekali aku mengucek mata biar tidak mengantuk lagi tapi tetap saja terasa berat kedua bola mata ku. Bahkan sesekali aku terkejut bila ada hal yang membuat seseorang tertawa dengan tingkah mereka.

Di dalam hati ku berkata,,cepatlah waktu berlalu biar aku tidur.  Tapi waktu masih saja sangat terlalu lama berlalu. Di antara kejenuhan itu suara siulan yang khas itu terdengar lagi karena pria bersiul itu berada di kelas yang bersebelahan dengan kelas ku.

Di jam istirahat kedua ini aku pergi ke lorong dinding berhias itu. Berharap ada sajak baru yang dapat kubaca dan ada kata-kata yang bisa kupetik untukku. Tapi suatu persoalan muncul begitu saja saat aku baru saja tiba di lorong itu. Dari arah dalam ruangan seorang pria muncul dengan berjalan mundur sambil membawa papan berhias itu dan aku yang baru saja tiba tidak sengaja menabraknya karena ada seseorang yang sedang berlari mendorong tubuhku dari belakang begitu saja. Spontan ia terjatuh dan papan itupun tumbang. Hal itu membuat ia sangat marah dan juga meringkus kesakitan karena tertimpa olehku dan papan hias itu kembali berserakan. Sungguh aku tidak menyangka akan terjadi seperti ini. Ternyata pria itu tidak terlihat dari pagi karena dia harus mengerjakan menghiasi papan madding ini. Sungguh aku merasa sangat bersalah sudah menghancurkan kerja kerasnya menghiasi mading itu. Saat itu juga aku segera meminta maaf akan kejadian itu. Walau pada dasarnya aku didorong oleh seseorang yang sedang berlari. Saat itu kata maafku di abaikannya. Ia segera berdiri dan masuk keruangan kreatifitas siswa. Sambil terus mengoceh marah-marah karena sudah lelah mengerjakan mading itu. Melihat hiasan mading yang berserakan aku merasa sangat sedih apa lagi permohonan maafku tidak diacuhkan.

Perlahan aku membantunya mengemasi hiasan yang baru saja  hancur dalam sekejap. Dengan rasa bersalah aku tertunduk dan air mataku jatuh begitu saja. Setelah usai mengemasi semuanya aku kembali ke kelas. Tapi perasaan ku kacau tak menentu karena sudah membuat kerja keras pria itu hancur. Bahkan di acara berikutnya di hari ini aku sangat tidak bersemangat mengikuti kegiatannya. Hati dan pikiranku masih saja teringat kejadian itu. Hingga pulang sekolahpun langkahku terasa sangat gontai, pandanganku kosong. Sesekali air mataku masih saja menetes tidak bisa ku tahan. Semua kejadian ini membuat hatiku ingin mencoba membantunya esok hari. Walau sudah berniat seperti itu tetap saja hatiku masih merasa bersalah. Hingga malam tibapun hal itu masih saja menyita fikiranku.


#Halaman 19

Oh ..tuhan kenapa hatiku tidak juga bisa tenang. Hari sudah semakin larut bahkan lagu bng tomok sudah berulang kali ku putar. Tubuh ini juga sudah berulang kali aku ubah posisi tidurku namun tidak juga bisa kupejamkan mataini. Di tengah malam nan sunyi ku buka pintu teras kamarku. Dengan sepotong bantal ku baringkan tubuhku di lantai tanpa alas. Angin dari pantaiterasa sangatdingin menghembus tubuhku. Tapi hal itu tidak juga membuatku tertidur. Lalu aku teringat akan diary kecilku dan aku mencoba menulis satu demi satu kata.


      Di malam nan sunyi temani aku

      Mengusir rasa gundah yang melanda hatiku.

      Malam beri aku damai

      Beri aku langkah ketika esok akan ku lalui

      Malam rasa gundah apa yang sesungguhnya meracau di hatiku

      Serta siulan itu kenapa seakan selalu segar di telingaku

      Malam padamu aku berserah

      Karena hatiku gundah

      Malam ...

       Ku titip gundahku padamu

       Agar esok di saat sujudku tiada lagi kegundahan.


Coretan-coretan itu mulai memenuhi helaian bukuku. Tidak lama kemudian mataku mulai terasa berat dan bahkan rasa tidak sanggup mengangkat tubuh untuk kembali ke ranjang yang akhirnya aku tertidur pules di teras kamar yang berselimutkan angin malam. Tidak terasa semakin pagi hembusan angin dari pantai semakin dingin menembusi pori-pori kulitku. Dan saat azan subuh yang begitu merdu membangunkan tidurku. Di teras kamarku dengan udara segar ku regangkan tubuhku dan melangkah nikmat menuju air kran yang jg begitu sangat segar di pagi hari. Suasana pagi yang segar membuatku selalu bersemangat untuk melangkah menjalani hari.


Hari Keempat MOS

Sama seerti kemarin tiada yang berbeda yang kulakukan setiap paginya hanya saja aku pergi jauh lebih awal kesekolah. Dan saat sampai di skolah suasana begitu masih sunyi belum terlihat banyak orang. Tanpa berpikir langkahku lansung menuju ruang kreatifita  dan ternyata belum ada sesiapa di sana. Namun papan berhias yang hancur semalam kemarin sudah terlihat sangat rapi dan indah. Aku sungguh tidak menyangka rupanya kemarin pria itu lembur demi mading ini. Ah.. Aku masih menyebutnya dgn kata pria itu,yang sudah berulang kali bertatap muka denganku. Melihat papan itu aku fikir disana ada namanya sebagai penulis. Lalu ku perhatikan satu persatu tapi rasanya tiada nama yang sama dengan panggailan teman-temannya kepada dirinya.

Dalam ruang sunyi itu enatah kenapa fikiranku melayang mencari siapa pria itu. Aku merasa tidak sopan memanggil pria itu dengan sebutan kakak saja tanpa tahu aku memanggil kakak pada siapa. Tidak lama kemudian orang-orang pada ramai dan ruangan itu pun tidak sunyi lagi. Satu persatu pengurus osis mulai berdatangan untuk menyediakan segala apa yang sudah di rencanakan untuk kegiatan hari ini. Karena mereka sudah ramai perlahan aku menarik langkah keluar menjauh dari ruangan itu. Karena takutnya aku malah mengganggu aktifitas mereka. Saat melangkah keluar tiba-tiba saja pria itu muncul dengan tergegas-gegas mungkin ada yang sedang dia buru. Ia begitu saja melewatiku tanpa tahu aku ada disana. Lagi-lagi suara siulannya kembali segar di telingaku ketika ia melewatiku padahal ia sama sekali tidak bersiul. Hal itu membuat bulu romaku merinding. Perasaan mual ku mulai muncul.

Aroma yang membuatku tidak nyaman itu segera ku tinggalkan dan segera kekelas. Tidak lama kemuan suara loncengpun berbunyi semua orang menuju laoangan upacara. Tiada hal yang memembuat upacara berjalan lama karena petugas upacara sudah di latih. Di akhir upacara tiba-tiba saja awan gelap memayungi lapangan upacara. Gerimispun turun dengan lebat semua peserta upacara segera mencari tempat berteduh dan ada jg yang lansung masuk kekelas. Karena cuaca yang tidak bagus acara mos pagi ini di lakukan di dalan ruangan saja. Cuaca terasa sangat dingin sehingga tubuh ku terasa sangat tidak bersahabat.

Wajah ku mulai pucat dan tubuhku mulai gemetar. Biasanya sebagai manapun udara dingin tidak pernah aku merasa seperti ini. Ruang kelas ku terasa sangat riuh oleh tawa semuanya. Hanya aku yang terdiam gemetar dan untuk menghangatkan tubuhku ku oleskan minyak hangat pada kedua telapak tangan. Dan hal itu membuatku sedikit nyaman namun aku tidak bisa mengikuti aktifitas mos seperti yang lain walau hnya di kelas. Alhamdulilah senior yang bertugas mendampingi kami hari ini bisa memahamiku yang tidak enak badan. Entahbkenapa hujan yang begitu deras dan lama tidak kujung teduh membuat aktifitas mos tidak berjalan dengan lancar. Seandainya hujan segera teduh mungkin tubuhku juga akan lebih cepat membaik.

Seharian penuh cuaca di guyur hujan sehingga saat pulang pun tubuhku masih saja belum baikkan. Namun aku harus segera pulang. Lumayan lama menunggu angkot karena cuaca yang tidak bagus. Orang-orang pada berdesakan menunggu angkot. Tapi aku lebih memilih menunggu orang sepi agar berdesak-desakan. Di koridor depan sekolah aku duduk menunggu angkot,seharusnya di halte di balik pagar sekolah namun karena badanku tidak enak maka aku dudukbdi koridor saja. Karena bila angkot tiba masih terlihat dari arah koridor. Lama aku menunggu rasa jenuhpun mukai tiba.

Orang masih berdesakan di halte lalu aku pergi menyusuri koridor dimana disana ada mading yang sudah di hiyas ulang oleh pengurusnya. Saat itu di koridor itu sudah mulai sepi dan bahkan tiada yang melewatinya lagi. Tapi ketika itu aku ingin membaca artikel yang ada namun baru saja aku mulai membaca dari arah belakang ada seseorang yang menarik tanganku spontan aku kaget dan hampir kehilangan keseimbangan. Untungnya aku tidak sampai terjatuh karena tangan ku di pegang lebih erat ketika aku kaget. Dan kali ini lagi-pria itu yang membuat jantungku hampir copot dan tubuhku semakin pucat serta gemetar. Tapi kenapa dia yang selalu membuat mood ku jadi berantakan dan bahkan dia menjadi buah fikiranku. Ah entah apa yang terlintas di  benakku tentang pria ini. Tapi kali ini dia tampak marah karena aku berada di koridor sepi sendiri.

Dia mengoceh sambil menarikku pergi dari koridor itu. Entah kenapa melihat sikapnya aku hanya bisa terdiam memandanginya. Dia yang entah siapa tapi begitu terasa dekat dan hangat. Ah..lagi-lagi fikiran apa yang melintas di benakku. Ketika ia melihat wajahku yang pucat ia membuka jaket yang sudah di gunakan dan tanpa bnyk bicara ia selimutkan padaku. Hal itu membuat jntungku semakin derdetak kencang fikiran-fikiran tidak biasa bermunculan di benakku. Rasa yang tak pernah ku alami sebelumnya membuat hatiku memiliki pertanyaan - pertanyaan yang sulit ku temukan jawabannya. Saat sampai di halte angkotpun datang dan tidak lagi penumpang yang ramai. Hanya ada aku dan dia penumpang terakhir. Perasaan yang berkecamuk di hatiku tak kunjung hilang bahkan tak mampu untuk berucap sedikitpun. Karena aku merasa tidak enak badan berkat jaket yang ia selimutkan tubuhku sedikit terasa hangat.

Cuaca yang buruk mengantarkanku pada kesehatan yang buruk. Selama dijalan aku tak mampu bicara ku hnya menatapnya. Dan ketika ia terlebih dahulu turun dan pamit. Sebeum turun aku mengmbalikan jaket itu tapi ia malah kembali menyelimutkannya padaku sembari berkata, kamu membutuhkannya. Dan ia pun lansung turun,ingin rasanya aku berterimakasih tapi bibirku saat itu bagai terkunci. Usai ia turun angkotpun kembali melaju dan tidak lama akupun sampai di rumah. Hampir seharian penuh hujan tiada reda dan udara tetap saja dingin. Bahkan sesampai dirumah tubuhku masih saja terasa tidak enak. Serta membuatku ingin berbaring di dalam selimut yang hangat.


Hari Kelima MOS

Hari ini hari jum'at hari kelima mos, hari jumat ini kegiatan mos di isi dengan kegiatan ke agamaan. Mulai membaca lquran utusan dari setiap kelompok kejuruan lalu pemahaman tentang ayat-ayat alquran serta di akhir ada pembacaan sajak islami. Di akhir acara ini aku diminta mengisi utusan dari kejuruan busana. Sontak aku bingung  tentang sajak karena aku tidak begitu pandai.  Tapi tidak ada seorangpun yang mau maju mewakili kejuruan kami karena itu aku mencoba untuk maju. Sebelum itu aku mencoba merangkai kata-kata namun beberapa kali aku tidak juga berhasil merangkainya dengan baik.

Ketika tiba waktunya namaku di panggil kedepan dan aku masih saja belum berhasil merangkainya. Rasa ragu untuk maju tapi teman-teman bgtu berharap karena bila tiada yang maju maka kelompok kami akan di hukum. Entah kenapa tanpa coretan -coretan di kertas itu aku lansung maju dan sesampai didepan sejenak aku terdiam melihat semua mata yang menatap ke arahku. Rasa gemetarpun timbul takut apa bila semua orang tidak menyukaiapa yang aku sampaikan dalam sajak. Perlahan ku hela nafas dan memulai dengan memperkenalkan diri.


    Sujudku

Di sepanjang usia yang telah kujalani

Bagai melukis di atas air

Tiada terkesan yang mendalam

Sujudku..

Bagai ruang sunyi dalam mencari sebilah cahaya

Di antara langkah-langkahku yang terpingkal

Mengejar tututan hari

Sehingga waktu yang di haruskan sering terabaikan

Sujudku bagai di ujung waktu

Yang mungkin tidak lagi di dalam ridhonya

Namun aku yakin tuhan tahu tulusnya hatiku

Di dalam sujudku

Bila mana esok atau lusa ragaku semakin tidak terjaga tegurlah aku dengan suara seruan azanmu


Hanya itu kata-kata yang mampu ku ucapkan dalam sajak yang tidak tertulis. Dan alhamdulilah suasana ruangin tidak menunjukkan rasa tidak suka terhadap kata-kata yang ku ucapkan. Setelah usai lega rasanya hatiku dan kawan-kawan.


#Halaman 20

Usai sudah hari kelima mos dan tak terasa aksesoris sayuran ini sehari lagi akan berakhir. Lega rasanya hal yang memalukan ini akan berakhir esok bergelantungan di tubuh. Di saat kelas ke agamaan usai kami semua di bubarkan karena hari jum'at adalah hari yang pendek karena kaum pria akan sholat jum'at. Ketika mau pulang aku bertemu lagi dengan pria itu, ia tersenyum menghampiriku dan berkata hebat !kamu hebat berdiri di depan orang ramai bertutur dalam sajak tanpa goresan pena. Ujarnya senang padaku. Mendengar ucapannya aku jadi tersipu karna menurutku itu hanyalah kebetulan. Sebab aku sendiri tidak tau puisi dan sajak yang benar itu seperti apa ?. Sembari berjalan ke halte aku teringat akan jaketnya yang di pinjamkannya semalam. Namun aku tidak membawanya hari ini. Karena jaketnya belum kering setelah aku cuci. Ketika berjalan tiba-tiba memberiku selembar kertas yang berisi tentang sebuah formulir lomba baca puisi. Lalu aku mengembalikannya karena aku tidak pandai berpuisi seperti syarat yang tertulis di dalam formulir itu.

Sebenarnya aku ingin mencobanya tapi aku tidak pnya waktu di luar jam sekolah untuk mengikuti lomba seperti itu. Memang aku mulai menyukai menulis sajak tapi aku blum mempelajari secara detil tentang menulis. Melihat aku mengembalikan kertas itu dia merasa kecewa karena ia ingin aku ikut. Aneh memang sudah sering berbicara mulut ku masih saja tidak mau menyakan siapa namanya. Ingin aku bertanya tapi terasa begitu berat karena perasaan aneh itu selalu saja menggangguku ketika bersamanya. Melihat wajahnya sedikit kecewa padaku aku jadi salah tingkah. Tapi apa boleh buat aku harus menolaknya karena memang tidak mungkin aku bisa mengikutinya.

Hari berlalu begitu cepat bahkan hari terakhir mospun tiba yang di isi dengan acara puncak seni,ya tepatnya hari sabtu. Di pagi ini diawali dengan gladirrsik sebuah tarian dari para senior seni yang akan mengikuti lomba tarian melayu. Ada beberapa kelompok tarian yang akan bertanding di setiap kejuruan. Acara seni ini bertujuan merilekskan siswa baru. Dan agar dapat menimbulkan jiwa seni pada diri siswa. Akupun beramai-ramai menyaksikan kesenian itu. Usai acaratarian melayu yaitu bernyanyi, tika itu aku sedang istirahat di sebuah pohon yang lumayan rindang menghindar dari terik matahari yang begitu panas dan membelakangi panggung seni. Sedang asik bersandar di pohon tiba-tiba saja tubuh ku jantungku berdebar-debar kala mendengar suara dan syair serta musik yang sangat aku kenal. Spontan aku membalikkan tubuh ke arah pentas. Tubuh ku kaku terpana dengan suara itu suaranya begitu mirip dengan sang senandungku grob band new boyz. Yah..hatiku begitu berdebar-debar menyaksikan nya. Dan ternyata lagi-lagi pria itu lagi yang membuat hatiku berdebar-debar.  Disini aku mengetahui namanya, syamnurija. Nama yang begitu indah, pujiku di dalam hati. Seakan mataku tidak mau berkedip melihat penampilannya yang begitu memukau hatiku. Ia menyanyikan lagu sejarah mungkin berulang, lagu yang sangat ku hafal.tak sedetikpun aku melewatkan syairnya suaranya babkan aku tidak mendengarkan teman yang memanggilku hingga ia datang dn menepuk bahuku. Sungguh aku tidak mengerti dengan semua perasaan yang hadir di dalam diriku, belum pernah perasaan ini hadir dalam di diriku sebelumnya.

Teman-teman ku semuanya meneriakiku ..ahai..ada yang lagi terpesona.kt kata mereka sambil tertawa. Hal itu membuatku sangat malu dan lalu menjauh dari tempat itu. Aku pergi menuju taman kecil di samping lapangan acara seni.

Aku menepi dari mereka semua agar perasaan yang menggangguku bisa segera hilang. Tidak lama kemudian dengan suara lantang memanggil namaku dari arah panggung. Spontan aku terkejut karena seingatku aku tidak ada mendaftarkan diri untuk mengisi acara hari ini. Beberapa kali namaku di panggil tapi aku tidak menerima panggilan itu. Dalam fikiranku mungkin ada siswi lain yang bernama sama dengan ku. Tidak lama setelah itu tiba-tiba saja seseorang duduk dan mengomel di sampingku. Duduk ditaman bukannya dadaku berhenti berdebar tapi malah makin tidak karuan oleh kehadirannya. Bagai mana tidak dasaku semakin berdebar yang datang duduk di sampingku ialah kak syam nurija.

Spontan aku kaget dan lansung berdiri hendak menjauh dari pada ia mendengar jantungku yang semakin berdebar. Tapi jika aku pergi mungkin ia merasa tidak ku hargai kehadirannya. Rasa serba salah menyelimuti hatiku.lalu perlahan aku kembali duduk dan mengatur senyum. Kenapa kamu gak muncul tadi aku panggil ke panggung ? Ujarnya padaku. Maaf kak syam aku fikir itu bukan panggilan untukku kak,sebab aku tidak ikutkan mengisi acara hari ini,tuturku pelan. Dan berusaha tenang dari debar jantung yang bergelora. Terus kamu fikir banya perempuan yang bernama sama dengan mu begitu?. Lagi - lagi ia mulai cetus padaku. Ah..sikapnya membuat aku keliru trkadang sangat baik terkadang cetus begini cetusku dalam hati sambil menghela nafas.

Kak kenapa sich, semenjak kta ketemu kamu tuh aneh banget. Ujarku karna tidak suka melihat ia ketus padaku. Emangnya kakak fikir aku ini siapa ? Kenal kita jg enggak sebelumnya.kadang kamu lembut,kadang ketus banget sama aku kak ? Aku balik ngomelin dia. Melihat aku ngomel dia terdiam memandang ku. Mungkin di dalam fikirannya aku yang aneh. Karena balik marah padanya. Karena tidak ingin semakin marah aku segera meninggalkannya.

Dengan perasaan kesal aku kembali keruangan kelas sendiri. Ruangan terlihat kosong karena semua siswi di luar menyaksikan acara puncak mos. Lalu terlintas di dalam fikiranku kenapa diriku jadi begini ?. Dia yang bukan siapa-siapa bisa membuat hatiku serba salah. Sebenarnya apa yang terjadi di dalam diriku ?.semenjak bertemu dengannya kegelisahan ini selalu muncul. Ah ..aku sungguh tidak mengerti dengan semua ini. Kesunyian di ruangan itu membuat diriku tiba-tiba merasa mual. Dan bulu kuduk mulai berdiri,sungguh tak aneh lagi mereka mendekatiku.

Aku segera pergi karena tidak ingin semakin mual dengan kehadiran mereka yang tidak kasat mata. Di saat melangkah keluar dari ruangan itu lagi-lagi hampir saja aku dia menabraku. Yah dia kak syam,langkahnya terluhat tergesa-gesa karena sudah saatnya kembali mengisi acara di pentas. Rasa kesalku kembali hadir namun ketika aku mencoba kembali bergabung dengan teman-teman kali ini aku mendengar kak syam membacakan sebuah puisi. Dimana seharusnya aku yang di panggil dia tadi tapi aku tidak mau. Suaranya begitu indah ku dengar baik bernyanyi maupun membaca puisi. Nada dan intonasinya begitu pas serta isi dari puisi itu benar-benar terasa. Aku begitu menikmati kata demi kata yang ia sampaikan di dalam puisi itu. Hari ini terasa sangat cepat berlalu hingga di penghujung puncak seni berakhir. Terlihat semua yang mengikuti acara sangat bergembira hari ini tapa kecuali diriku. Berakhirnya acara maka berakhirlah pula mos tahun ajaran ini. Serempak kami semua melepas atribut yang di kenakan sembari menyanyikan lagu lancang kuning.

Ketika mau pulang aku sengaja menunggu kak syam di gerbang karna aku ingin mengembalikan jaketnya yang dia pinjamkan padaku tempo hari. Lumayan lama aku menunggunya karena ia harus membereskan panggung setelah acara usai. Dan tak lama kemudian ia pun muncul lalu lalu mendekatinya. Raut wajahnya nampak begitu kelah karena habis beres-beres setelah acara selesai. Kak,sapa ku padanya sembari memberikan jaketnya. Dan juga segelas jus jeruk untuknya yang aku beli di kantin sebelum pulang. Oh ya,terimakasih,tanpa basa-basi ia mengambil jaket dan jus jeruk itu. Tak lama angkot pun datang kami segera naik angkot bersama.

Lagi-lagi angkot yg kmi tumpangi tiada penumpang lain. Hanya aku dan dia saja aku mengambil tempat duduk bersebarangan dgn nya. Tidak lama setelah angkot berjalan tiba-tiba aroma itu kembali menyapa rahangku hingga aku merasa mual. Sesegera mungkin aku mencari minyak untuk ku hirup usaranya. Melihat aku tergesa-gesa mencari minyak di tasku,aku tidak sengaja menjatuhkan subuah diari kecilku. Dan kak syam mengambil buku itu sembari ia tersenyum. Dan berkata: kamu suka menulis diari,kamu ...katanya terputus sambil tersenyum - senyum. Melihat tingkahnya aku segera merebut buku itu dari tangannya. Namun ia malah mengelak membuatku terperangkap dalam pelukkannya. Sungguh aku malu akan hal itu lalu aku segera memalingkan muka. Aoa lagi rasa mual tidak juga hilang karena minyak itu tidak ku temukan di dalam tas ku. Mualkusemakin mencuat saja aoa lagi angkot yang ku tumoangi rada enjot enjotan larinya. Melihat aku yang mulai mual dan semakin mual. Segaralah kak syam menekan jari jempol kakiku walau hanya dari balik sepatuku.

Kamu tuh ya selalu begini,seneng banget mereka ngikutin kamu. Ujarnya sambil terus memijit jmpol kakiku. Angkot melaju rada pelan suasanya sunyi. Mualku perlahan hilang seiring rasanyaman yang ia timbulkan. Sikapnya lagi-lagi membuat hanyut hatiku. Ingin sekali aku berucap terimakasih atas rasanyaman yang ia berikan. Tapi bibir ini terasa sangat berat hanya bisa memandanginya,memandangi senyumnya yang begitu hangat. Tak terasa angkotpun berhenti di simpng perumahan tempat tinggalnya. Sebelum turun ia berpesan,jaga dirimu baik-baik jangan biarkan kesedihan menghampirimu,mereka menginginkan kesedihanmu. Seakan ia mengetahui apa yang sebenarnya ada pada diriku. Di mana aku sendiri tidak paham aku kenapa ? Kata-kata kak syam begitu membuat aku merasa damai. Tidak terasa juga akupun sampai dirumah. Dan seperti biasanya segala tugas di rumah sudah menungguku. Suara sang senandungpun sudah siap aku putar untuk menemaniku.


<<< Bagian 1 "Rumah Saudara Ibuku"               
Lanjut Baca 
KLIK >>> Bagian 6 "Pindah Rumah"

Profil singkat penulis :
Facebook Nova Elvira
Instagram Nova Elvira

(Catatan Penutup)

Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Salam kopi pahit...

Sampah Kata Seniman Bisu
Penulis Amatiran Dari Pinggiran
Secarik Ocehan Basi Tak Lebih Dari Basa-Basi

Post a Comment