Eps 2 Lelaki Gunung Es Novel Bidara Bukan Bidara Season 2 Oleh Rita Mayasari
Oleh Rita Mayasari
*Episode 2
*Lelaki Gunung Es
Di dalam sebuah ruangan bernuansa putih, seorang pria
berperawakan tinggi besar, dengan kulit eksotis sedang bergumul dengan tumpukan
berkas yang harus ia baca dan
tandatangani. Wajahnya begitu serius namun tampak gusar. Ia sedang
mempertimbangkan kerja sama dengan salah satu rekan pengusaha yang tak lain
adalah sahabat sekaligus rivalnya sejak bangku sekolah dasar hingga saat mereka
bergelar mahasiswa.
Sebagai sahabat, Wilantara adalah orang yang akan selalu
menjadi garda terdepan untuk membelanya. Namun ketika mereka terlibat dalam
suatu kompetisi, Wilan (panggilan akrab sahabatnya itu) akan menjadi sosok yang
begitu licik dan menyebalkan. Sementar saat ini mereka harus bekerja sama demi
tujuan yang berbeda.
"tok.. tok.. tok.."ketukan pada pintu menyadarkan
Ammar dari lamunannya.
Sekretaris pribadinya muncul dari balik pintu ruangannya.
"Pak, pak Wildantara sudah datang dan menunggu di ruang tunggu. Apakah
harus saya arahkan ke ruang meeting atau...".
Belum selesai ucapan Tania, langsung dipotong oleh Ammar
" suruh masuk keruangan saya". yanga dijawab dengan anggukan oleh
Tania. Tania beranjak keluar lalu kemudian menutup pintu. Tania sendiri adalah
junior yang lumayan dekat dengan Ammar ketika dibangku SMA, kemudian mereka
bertemu lagi saat kuliah di Universitas yang sama.
Untuk Ammar yang sulit sekali bergaul dengan lawan jenis, Tania adalah wanita pertama yang membuatnya nyaman tanpa ada perasaan risih. Mungkin karena Tania tidak seperti gadis lainnya yang selalu mencari perhatian dan salah tingkah didepannya. Tania selalu menjadi sosok pendiam dan berbicara seperlunya saja.
Tak menunggu lama,
Tania kembali masuk ke ruangan Ammar bersama dua orang lainnya, yang tak lain
adalah Wilan dan sekretaris sekaligus kekasihnya.
Ammar beranjak dari kursinya dan beralih ke sofa dimana
Wilan telah duduk disana tanpa dipersilakan terlebih dahulu.
Mereka mulai membahas tentang berbagai hal sehubungan dengan
pekerjaan, sesekali diselingi dengan gurauan ringan.
Sedari awal, Ammar sangat menyadari bahwa ada sepasang mata yang
terus saja mencuri tatap ke arahnya. Ia sebenarnya risih, namun berusaha
bersikap tenang dan seolah tidak perduli. Padahal ia pun khawatir Wildan
menyadari bahwa kekasihnya yang terus menatap dengan tatapan jalang.
Namun kelihatannya, hanya Ammar yang mengkhawatirkan itu,
sementa wanita itu seakan tidak perduli kalaupun ia ketahuan oleh Wildan.
Sedangkan Wildan sendiri tidak begitu memperhatikan.
Tidak hanya tatapannya saja yang membuat Ammar risih, namun pakaian Aprily sendiri membuatnya malu walau sekedar menoleh sesaat. Aprily, kekasih Wildan tersebut mengenakan blazer dengan dalaman tank top dengan leher berbentuk V yang begitu rendah hingga memamerkan belahan dadanya, bahkan rok yang ia kenakan pun seperti kekurangan bahan saja.
Fikiran Ammar pun melayang
kepada sosok istrinya yang begitu tertutup rapi dengan hijabnya. Bidara adalah
sosok yang ia kagumi kesempurnaan bentuk fisiknya, meski tak pernah ia puji
dihadapan isterinya tersebut.
Hubungannya dengan sang isteri jauh lebih rumit daripada hubungan persahabatannya dengan Wildan.
Sedang Ammar memikirkan sang isteri, raut wajah Aprily mulai
berubah manyun. Dalam batinnya ia berkata tentang lelaki gunung es itu. Yaa..
sudah menjadi rahasia umum dikalangan para wanita, bahwa Ammar adalah lelaki
gunung es, karena ia begitu dingin menanggapi wanita-wanita cantik
disekelilingnya.
Post a Comment