Eps 25 Hangatnya Pelukan Novel Bidara Bukan Bidara Season 2 Oleh Rita Mayasari
Table of Contents
Diruang pertemuan, bersama sekretarisnya dan beberapa staf yang mengikutinya, Ammar berusaha bersikap profesional dengan mengabaikan segala kecemasan dihati dan fikirannya tentang prahara yang terjadi antara ia dan Bidara.
Ia menyapa beberapa rekan bisnisnya yang berada didalam ruangan tersebut.
Namun tak bisa ia hindari, selama meeting dengan para kolega dan para penanam saham itu, bayangan Bidara terus saja berkelebat didalam fikirannya. Bahkan ekspresi wajahnya berubah berkali-kali. Untungnya meski begitu, ia tetap tidak kehilangan fokus pada inti dari pertemuan itu.
Selesai pertemuan, Ammar kembali ke kantornya. Bahkan ia memberi intruksi kepada para staf untuk lembur dadakan.
Sesampai di Kantor, ia bergegas memasuki ruang pribadinya. Ia mulai berkutat dengan tumpukan dokumen-dokumen penting yang harus ia tandatangani.
Ia pun memeriksa file- file yang dikirim melalui email di komputernya. Ammar mengingat kembali janjinya pada Bidara untuk segera kembali ke Rumah Sakit setelah pekerjaannya usai. Namun ternyata ada begitu banyak yang harus ia selesaikan.
Ammar mendengus kasar.
Mengingat saat tadi ia meninggalkan rumah sakit dengan perasaan campur aduk.
Ia begitu kesal harus meninggalkan Bidara ditempat dokter yang membuat kesal ketika membayangkan raut wajahnya itu.
Hal yang membuat Ammar melangkah pergi sembari mengepalkan tangannya saat itu. Tanpa Ammar ketahui, Ahmad melihat punggungnya yang terus menjauh sambil berjalan mendekati pintu dimana Bidara terbaring didalamnya. Bagaimana Ammar yg berjalan dengan tangan mengepal itu memberi keyakinan pada Ahmad, bahwa Bidara tidak bahagia bersama lelaki yang bergelar suaminya itu.
Ammar terus berkutat di depan komputernya hingga waktu menunjukkan pukul 02.00 dini hari. Saat matanya tertuju pada sudut bawah layar komputernya, ia baru menyadari bahwa waktu sudah begitu larut. Ketika ia keluar dari ruangannya, hanya tinggal sekretarisnya saja yang masih berada ditempat. Karena memang Ammar sendiri yang berpesan kepada beberapa staff yang lembur bahwa mereka boleh langsung pulang begitu pekerjaan masing-masing sudah selesai, dan mengerimkannya lewat email saja kepada sekretarisnya.
Ia pun berkata pada sekretarisnya untuk segera pulang dan melanjutkan sisa pekerjaannya esok hari.
Ammar memutuskan untuk mandi di Rumah Sakit saja nantinya. Karena akan sangat memakan waktu jika ia harus kembali ke rumah terlebih dahulu.
Sesampainya di ruang inap sang isteri, Ammar langsung bergegas mendekat dan mengecup kening Bidara, lalu berbisik "aku merindukanmu Dara". Sesaat kemudian ia sudah berada didalam kamar mandi dan mengguyur kepalanya dengan air dingin demi menyegarkan tubuhnya.
Sementara Bidara yang sudah sangat lelap dalam tidurnya, sama sekali tidak menyadari kehadiran suaminya.
Bidara tenggelam dalam mimpi tentang hangatnya pelukan sang suami yang memeluknya dari belakang sembari bercanda tawa.
<<< Eps 24
Lanjut Baca KLIK >>> Eps 26 (Belum Rilis)
***
Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Salam kopi pahit...
Post a Comment