Kumpulan Puisi Pendek Sendiri Dengan Kepala Berisik Oleh Muraz Riksi

Table of Contents
Kumpulan Puisi Pendek Sendiri Dengan Kepala Berisik Oleh Muraz Riksi

Kumpulan puisi pendek untuk diri sendiri merupakan ungkapan rasa yang menggambarkan tentang keadaan seseorang. Adakalanya itu tentang perasaan bahagia, sedih, lelah dan juga tentang cinta. Berikut teks puisinya:

"Bagaimana Pun Aku Sudah Memilih"

Oleh Muraz Riksi

Bagaimana pun aku sudah memilih, aku tidak bisa berpura-pura bahwa aku ada rasa untukmu
Aku tidak memintamu untuk menungguku
Aku ingin kau bahagia, tidak denganku
Bagaimana pun aku sudah berusaha memahamimu, meyakinkanmu bahwa aku denganmu takkan mungkin bersama
Kamu akan terus terluka jika di sisiku
Aku bukan siapa-siapa untuk bisa membuatmu bahagia
Aku ingin kamu terus berjalan tanpa lagi mengkhawatirkanku yang tidak bisa memilihmu...
Bireuen, 25 Februari 2024

“Kini Semua Akan Baik-Baik Saja”

Oleh Muraz Riksi

Kini semua akan baik-baik saja, jika bisa menerima yang terjadi
Jika dipikirkan pun justru hanya membuatnya semakin keruh
Cobalah untuk tenang dulu, berikan kesempatan tubuhmu menghela nafasnya
Memang semua ini tidak baik-baik saja, tapi yakinlah semua akan baik-baik saja
Selama kamu tidak lagi mengisi kepalamu dengan pikiran-pikiran yang buruk
Atau kamu yang terlalu berlebihan memikirkannya hingga memperburuk suasana
Tetaplah berjalan, Tuhan tidak ingin kamu hancur berantakan
Tak ada satupun daun bertahan pada sepotong ranting
Jika ia tiba masanya akan jatuh dan ranting itu juga tidak selamanya tanpa daun, seiring waktu pucuk daun baru akan membuatnya kembali berwarna...
Bireuen, 08 Maret 2024

“Selamat ya Kamu Sudah Berjuang”

Oleh Muraz Riksi

Bagaimana kabarmu?
Sejauh mana kamu sudah berjuang?
Apakah kamu punya rasa sesal dimasa lalu?
Atau sampai saat ini kamu belum bisa berdamai dengan masa lalumu
Dengar ya!
Mereka yang hidupnya tenang pernah berkata begini
Sekalipun ada kesempatan untuk mengulang waktu, aku tidak ingin mengubah apapun
Aku hanya ingin bersyukur karena mampu melewati semuanya
Jadi jika kamu ingin tenang, berdamailah dengan masa lalumu
Dan buat yang sudah berjuang
Selamat ya, kamu sudah berjuang dengan hebat...
Bireuen, 5 Maret 2024

"Sendiri dengan Kepala Berisik"

Oleh Muraz Riksi

Maaf, aku sedang butuh waktu sendiri
Jangan tanya kenapa?
Kenapa suka menyendiri?
Kenapa aku suka duduk di tempat sepi
Kenapa aku sering hilang dan pergi
Aku sedang tidak butuh kalimat penenang
Dalam kepalaku saja sedang ramai
Pikiranku sedang berantakan
Aku sedang hancur dan rasanya menyebalkan
Sengaja hilang untuk menyendiri
Tahukan rasanya hening dimulut berisik di kepala
Aku sedang berdamai
Jangan terlalu khawatir
Sebab mulutku pun sedang membisu
Telingaku juga sedang berusaha mendengarkan isi kepala
Jangan dicari, aku cuma keluar menenangkan diri
Berusaha terlihat baik-baik saja
Maaf, aku sedang tidak ingin diganggu...
Bireuen, 26 Februari 2024

“Jika Bebanmu Paling Berat”

Oleh Muraz Riksi

Jika kamu paling terbeban
Kamu benar
Sebab saat kamu memikirkannya
maka dunia ini seakan menikammu terus menerus
Jika kamu merasa paling tersakiti
Kamu benar
Lalu bagaimana kamu akan nyaman?
Manusia itu masing-masing punya beban
Jika kamu ingin membuat perbandingan
Tetap saja takkan ada yang sama
Kecewa boleh, siapapun juga pernah frustasi
Marah boleh, tapi jangan berlebihan
Apalagi sampai tak terkendali
Dengar ya!
Buat semua itu menjadi ringan
Setiap orang punya caranya sendiri
Kamu bisa menepi dari keramaian
Mendengarkan musik atau kamu belajar menerima semua yang sedang terjadi
Bireuen, 29 Februari 2024

"Semua Akan Baik-Baik Saja"

Oleh Muraz Riksi

Duduk sendiri menunggu pagi, atau berdiskusi dengan pikiran sendiri
Kedepannya mau bagaimana?
Apa yang harus dilakukan?
Perubahan seperti apa yang harus dicoba
Dan yang harus dingat, bahwa masalah hidup semakin dipikirkan rasanya akan semakin berat
Terima dan jalani saja, jangan terlalu dibawa pikiran
Tak ada satupun manusia tanpa masalah, membahagiakan diri sendiri itu penting walaupun seorang diri
Langkah yang sebelumnya terhenti
Impian yang sebelumnya mati
Sudah saatnya memulai kembali
Hirup udara ini, tersenyumlah dengan ikhlas dan tatap langit, terkadang ia dipenuhi bintang, terkadang hanya langit kelam, kadangkala langit berawan
Dan langit saja tidak selamanya sama
Adakala indah dan dirindukan
adakalanya ditakutkan karena gemuruh petir ataupun badai
Yakinlah, semua akan baik-baik saja...
Bireuen, 26 Februari 2024


***
Demikian Kumpulan Puisi Pendek untuk diri sendiri.

(Catatan Penutup)
Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Salam kopi pahit...

Post a Comment