Seperti Apa Rindumu Puisi Karya Kei Naz Tentang Rindu yang Mendalam

Table of Contents
Seperti Apa Rindumu Puisi Karya Kei Naz Tentang Rindu yang Mendalam

Seperti apa rindumu merupakan puisi tentang rindu yang mendalam. Rindu itu bukan sekedar ucapan tapi rasa yang membayang-bayang jiwa. Berikut tek puisi karya Kei Naz:

Seperti apa rindumu?
Oleh Kei Naz/lentera_merindu

rindu itu, sayang,  
seperti musim yang selalu datang terlambat,  
menunggu hingga daun-daun gugur dalam diam,  
sebelum akhirnya mengisi ruang dengan warna yang baru  
Ataukah ia sekadar bayang yang hilang di ujung senja,  
terbenam dalam gelap yang tak pernah mengucap sepatah kata

Rindu itu, mungkin adalah gerimis yang tak pernah selesai,  
mengalir pelan di antara pori-pori waktu,  
tanpa suara, hanya jejak basah yang tertinggal.  
Ia tidak bertanya, hanya ada
seperti senyap yang memeluk malam tanpa kata,  
mengundang tubuh untuk merindukan sesuatu  
yang tak pernah benar-benar hilang.

Kadang aku berpikir,  
rindu itu seperti api yang tak pernah padam,  
terpendam dalam bara, menunggu waktu untuk menyala,  
menunggu angin yang akan membawa percikannya ke hati.  
Ia tidak pernah meminta izin untuk hadir,  
hanya datang tiba-tiba,  
dan membakar segala yang ada di sekitarnya.

Atau barangkali, rindu itu adalah hujan yang menari di atas tanah kering,  
melukis garis-garis halus di permukaan yang keras,  
menunggu sampai akhirnya bumi menerima,  
dan menyambutnya dengan tangan terbuka.  
Ia bukan soal menunggu,
melainkan tentang merasakan dalam diam,  
tentang mengizinkan setiap tetesnya  
menyentuh relung terdalam yang terjaga rapat.

Pada akhirnya, sayang,  
rindu itu bukan soal kapan atau bagaimana,  
ia hanya ada, seperti embus angin yang tak terlihat  
tapi selalu mengarahkan langkah,  
seperti bayang yang mengikuti 
membimbing kita ke tempat yang tidak pernah kita pahami,  
ke pertemuan yang tak pernah terduga.

---

***
Demikian puisi rindu mendalam pada kekasih karya Kei Naz. 

(Catatan Penutup)
Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Salam kopi pahit...

Post a Comment