Izin Menyerah Hari Ini Saja Puisi Khoirul Triann
Izin Menyerah Hari Ini
Maaf, ya.
Hari ini aku izin untuk bilang,
aku sebenarnya nggak kuat.
Izin menyerah dulu, ya, hari ini.
Sebentar saja.
Aku juga butuh menangis.
Bundaku juga butuh rehat dari semua sandaran.
Tolong, untuk semuanya yang sedang bergantung padaku,
turun dulu sebentar, ya.
Aku juga butuh mengeluh.
Aku nggak bisa selamanya baik-baik saja.
Setiap orang punya tipe lelah sendiri,
karena menjadi kuat tidak selamanya terlihat hebat.
Yang kalian lihat itu tawa yang palsu.
Sebenarnya, di rumah aku sering menangis sendirian,
hanya biar bisa pura-pura tegar.
Dan orang lain hanya tahu sisi kuatku saja.
Izin menyerah dulu hari ini.
Karena kemarin semuanya sedang tidak ramah.
Ingin tersenyum, malah dikasih patah.
Ingin berjuang, malah dipaksa untuk pulang.
Dan ketika pulang pun,
aku ternyata sudah kehilangan rumah.
Burung yang kuat sedang butuh istirahat.
Angin yang terbang sedang butuh mendarat.
Terlihat buruk, payah, dan lemah.
Yaitu diriku, hari ini.
Ini loh, aku.
Yang katanya melangkah paling depan.
Izin undur sebentar ke belakang.
Sedang ingin cerita banyak dengan diriku sendiri.
Biar air matanya tumpah jadi satu,
di atas rindu,
dan di atas biru yang tidak pernah sembuh.
Hari ini,
aku ingin menikmati laraku sejadi-jadinya.
Menghargai setiap proses dewasa
yang menjadikanku berharga di ujung sana.
Bahkan di saat aku harus menghilang,
aku hanya tidak mau terlihat lemah.
Bagiku, semua rasa kecewa adalah fase menuju bahagia.
Pelan-pelan air matanya jatuh,
tubuhnya hanya akan menjadi lemah.
Sibuk mencari validasi dari manusia,
padahal mereka tidak paham aku.
Dan bukan kewajiban orang lain juga
untuk mengerti keadaanku.
Mereka tidak wajib menjadi obat,
tapi diri ini selalu sibuk dan siap dijadikan perawat.
Dunia sedang menari di kepala,
isinya tentang kekhawatiran yang tidak berujung.
Merayu Tuhan untuk memberikan semua,
tapi...
apa pernah buat Tuhan bangga?
Peran kita diciptakan sebenarnya apa, sih?
Tujuan hidup ini apa?
Menjadi bahan untuk orang lain bahagia?
Terus-terusan menilai diri sendiri sebagai orang yang payah?
Atau bahkan,
sebenarnya kita hadir di dunia ini untuk menyerah?
Enggak apa-apa.
Izin menyerah untuk hari ini saja.
Tidak semuanya salahmu.
Kadang, keadaan memang suka bercanda,
dan kadang, lawakannya terkesan tidak lucu.
Tapi, tumbuh tetap harus.
Dan esok, aku akan bangun dan melanjutkan lagi.
Namanya proses dewasa,
fasenya memang sering dibikin berdarah.
Tapi percaya,
semuanya akan indah.
Semuanya akan baik-baik saja.
Hanya untuk hari ini,
aku izin menyerah.
Dan ketika matahari esok datang,
aku telah siap untuk kembali menatap dunia.
Demikian Teks Puisi Khoirul Triann Izin Menyerah Hari Ini Saja.
(Catatan Penutup)
Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Salam kopi pahit...
Post a Comment