Puisi Sedih tentang LDR Karena Jarak Kita Terluka Karya Muraz Riksi
Table of Contents
Cinta yang terpisah oleh jarak sering kali diuji oleh waktu dan keadaan. Terkadang, kesibukan dan kesalahpahaman kecil dapat tumbuh menjadi jurang yang sulit dijembatani. Puisi "Karena Jarak Kita Terluka" menggambarkan perasaan kehilangan yang mendalam dalam hubungan jarak jauh, ketika komunikasi yang renggang perlahan mengubah kebersamaan menjadi kesunyian.
Melalui bait-baitnya, puisi ini mencerminkan harapan untuk tetap bersama, meski hati telah dihadapkan pada perpisahan. Ada keinginan untuk memperbaiki, tetapi juga kelelahan karena harus berjuang sendirian. Ini bukan sekadar tentang cinta yang pudar, melainkan juga tentang ketidakmampuan dua hati untuk menemukan jalan kembali.
Puisi ini berdasarkan kisah cinta Lily dan dituliskan karena permintaannya. Berikut teks puisinya:
"Karena Jarak Kita Terluka"
Oleh Muraz Riksi
Kau dan aku bertaut rindu, di kejauhan kita saling membisu
Aku rindu, terkadang waktu tak membuat kita menyatu
Terkadang aku ingin mendengar suaramu
Kepada angin aku berbicara tentangmu
Kita yang disibukkan oleh waktu, pesan yang tertunda
Suara panggilanmu tak terdengar olehku
Kadang aku membalasnya telat begitu juga denganmu
kau marah, aku tak mengerti, lalu kita hanyut dalam sepi
Aku ingin jadi dekap yang meredakan resah
tapi kau memilih diam, menjauh perlahan
Kupikir esok adalah hari yang baru
tapi kau malah berkata, kita tak lagi sejalan
Bukankah cinta adalah tentang bertahan?
Bukan sekadar hujan kecil lalu karam
bukan sekadar salah paham lalu tenggelam
Aku ingin kita mencari cahaya
bukan menyerah pada gelap yang sementara
Jika hatimu masih berbisik namaku, izinkan aku mendengarnya lagi
jika langkahmu masih ragu, mari kita duduk sejenak bukan berlari
Aku tak ingin kita berakhir, perasaanku tentangmu tak pernah mereda
Karena jarak kita terluka, karena Jarak kita jarang bicara
Jika kita masih bisa bertahan, aku akan terus berdoa kepada Tuhan
Kau dan aku akan selalu bergandengan tangan
Tapi jika kita memang tidak mungkin lagi bisa sejalan
Biarkan aku mengenangmu sebagai rindu yang tak sempat pulang
sebagai kisah yang ingin kuselamatkan, namun karena jarak kita terluka
Kini sunyi menjadi teman setia, mengisi ruang yang dulu ada namamu
Aku mencari bayangmu di tiap pesan lama, namun hanya sepi yang menjawab lara
Mungkin benar, kita telah berbeda arah atau hanya tersesat dalam ego yang lelah
Aku masih di sini, menggenggam harapan tapi kau memilih melepaskan genggaman
Jika cinta ini adalah perjalanan, kenapa kita berhenti di persimpangan?
Bukankah hujan yang turun sementara, tak seharusnya meruntuhkan segala?
Aku ingin berbalik, menjemputmu dari jarak yang mengiris,
tapi jika hatimu telah mengunci pintu, maka aku akan melangkah pergi meski perih
Bukan aku tak ingin bertahan
bukan aku yang ingin menyerah di tengah jalan
Aku hanya lelah menunggumu memberi jawaban
sementara kau memilih pergi lebih dulu tanpa ada penjelasan
Aceh, 15 Februari 2025
Baca Juga : Puisi, Cerpen dan Cerbung Muraz Riksi Lainnya
***
Demikian teks Puisi Sedih tentang LDR.
(Catatan Penutup)
Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Salam kopi pahit...
Post a Comment