Segelas Kopi di Bulan Ramadhan, Renungan Malam yang Menyentuh Hati Karya Muraz Riksi
Table of Contents
Dalam kesunyian malam, segelas kopi yang mengepul bisa menjadi saksi bisu atas doa-doa yang terucap dalam hati.
Puisi ini menggambarkan perasaan seorang yang merenungi diri, menyadari betapa banyak nikmat yang telah dirasakan, dan berjanji untuk lebih bersyukur serta mendekatkan diri kepada-Nya. Berikut teks puisinya:
Segelas Kopi di Bulan Ramadhan
Oleh Muraz Riksi
Azan berkumandang di haluan senja
Menantikan tarawih pertama di bulan Ramadhan
Orang-orang sibuk dengan penampilannya
Mencarikan mukenah baru dan baju koko
Diawal mula shalat tarawih, menggema suara imam yang menyentuh hati
"Ketika kita masih mendapatkan waktu, berserulah untuk panggilan-Nya. Kita masih diberikan nafas untuk menyaksikan jingga di bulan suci ini. Bersyukurlah karena kamu termasuk orang-orang yang dicintai Tuhan".
Aku yang duduk diantara jamaah lainnya
Menyaksikan begitu banyak pipi yang dibasahi air mata
Hatiku tersentuh oleh nasihat Imam
Betapa hari ini aku melupakan banyak nikmat-Nya
Ada orang-orang yang diuji kesehatan
Ada orang-orang yang diuji dengan penghasilan
Tapi mereka masih melangkah menuju rumah-Nya
Serpihan doa di tanganku masih mengepul
Mengiringi munajat yang mengalun lirih
Aku terdiam, meresapi makna setiap sujud
Betapa aku sering lupa bersyukur di tengah limpahan nikmat
Di luar, angin malam berbisik pelan
Membawa harum tanah yang baru tersentuh hujan
Mengingatkanku bahwa segala yang datang dan pergi adalah bagian dari takdir yang telah tertulis
Sejak azali Ramadhan adalah pangkuan kasih-Nya
Tempat hati yang lelah kembali menemukan cahaya
Maka di antara tegukan kopi dan hela napas panjang, aku berjanji pada diri sendiri
Segelas kopi di genggamanku mulai mendingin
Seperti rindu yang perlahan menemukan tenang
Di bulan penuh cahaya dan pengampunan
Aku tersadar, betapa cinta-Nya tak bertepi
Di bawah langit Ramadhan yang bertabur doa
Kuharap amalku diterima meski tak seberapa
Aku menatap bulan yang menggantung tenang
Seperti saksi bisu atas segala pinta di sajadah
Dalam sujud yang panjang kupasrahkan diri, kupulangkan hati pada-Nya
Esok subuh kumulai kembali langkah
Menata niat, membersihkan jiwa
Sebab Ramadhan bukan sekadar menahan dahaga
Tapi tentang kembali kepada-Nya, seutuhnya...
Aceh, 3 Maret 2025
Baca Juga : Puisi, Cerpen dan Cerbung Muraz Riksi Lainnya
***
Demikian teks Puisi Renungan Malam di Bulan Ramadhan yang Menyentuh Hati.
(Catatan Penutup)
Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Salam kopi pahit...
Post a Comment