Langgam Kerinduan Puisi Cinta Karya Kei Naz
Table of Contents
Meneteskan luka yang berderai dengan asa. Di bawah bayang malam, tangis pecah di dalam sujud dan doa. Mengapa kita harus saling menyakiti?
Dengan rindu yang merasuk pikiran ataukah keinginan yang tidak lepas oleh rasa memiliki. Pada akhirnya kita akan saling berteriak, karena hati yang telah memiliki jarak.
Tak lagi ada rasa sayang selain benci ingin mengakhiri karena ego yang menenggelamkan kasih hingga kita saling melirih. Berikut teks puisinya:
Langgam Kerinduan
“Jika rindu ini bernyawa, mungkin ia sudah membunuhku,” ucapku pada cermin yang memantulkan wajah muram, mata sembab, napas yang menghela kedukaan.
Kau pergi seperti angin, tak terlihat, tak bisa ku cegah, dan menyisakan sepi yang dinginnya merasuk hingga ke tulang. Tak ada pamit, hanya derap langkah yang samar, dan bau hujan yang meneteskan luka.
Renjana kini tak lagi indah. Ia berubah menjadi nestapa yang diam membisu di ujung malam. Aku menunggu, menggenggam kefanaan dalam acuh yang tak mampu kau runtuhkan. “Kau baik-baik saja di sana?” tanyaku dalam hati yang tahu takkan pernah ada jawaban.
Ada derai yang terus mengalir. Terisak tanpa suara. Lengang ini seperti hukuman yang termaktub dalam kehidupan setelah kepergianmu. Getir. Getir sekali. Bahkan anila pun menolak menyentuh pipiku yang telah lama kehilangan senyum.
Aku perempuan yang dipeluk bayangan, dihantui kenangan, dan ditinggalkan tanpa penjelasan. “Jika memang aku tak cukup, mengapa kau beri aku harapan?” Kalimat itu terulang, menusuk, menampar logikaku yang dulu buta karena cinta.
Kini goresan luka itu kurangkai jadi bait-bait pilu,
bukan untuk dikenang, melainkan pengingat atas kejamnya sebuah kepergian.
Dalam aksara yang karam, dalam asa yang parau,
dalam langgam kerinduan yang satu arah, arah yang tak lagi kau tempuh kembali.
Dan aku masih di sini,
menunggumu hingga waktu kalis dan hati luruh teriris.
_________
Balikpapan, 20 Mei 2025
KeiNaz
Baca Juga : Gubahan Puisi Karya Kei Naz Lainnya
***
Demikian puisi cinta sedih karya Kei Naz.
(Catatan Penutup)
Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Salam kopi pahit...
Post a Comment