Merengkuh Asa di Tanah Penguasa Puisi Kritik Sosial Paling Menyentuh Hati

Table of Contents
Buatkan gambar cewek cantik Indonesia berhijab berkulit putih sedang duduk di cafe

Merengkuh Asa di Tanah Penguasa
Oleh Muraz Riksi

Di setiap pagi dengan matahari yang cerah
Lalu lalang di jalanan mobil-mobil mewah para tuan
Sedang di ujung tanah penguasa, ada mereka yang langitnya selalu mendung
Mereka menanam padi, menanam sayur, beternak yang hasilnya tak menentu
Namun mereka wajib membayar upeti

Di ujung tanah penguasa, ada pasar untuk masyarakat berbelanja
Setiap hari mereka mengeluh tentang harga
Pendapatan mereka setiap bulannya sama
Namun harga barang terus meningkat
Keluh pun takkan mengubah keadaan mereka
Sensasi hidup yang penuh luka tetap mereka jalani
Kadang ada istri yang mengeluh biaya rumah tangga kepada suami
Sedang suami sudah tidak tahu harus berusaha bagaimana lagi untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari 

Sedangkan tuan-tuan penguasa tanah menari-nari dengan bahagia 
Mereka tak ada rasa khawatir tentang biaya hidup apalagi persoalan ekonomi rumah tangga
Bagaimana pun mereka dilahirkan dari ruang tahta
Tak ada mendung dilangit rumahnya
Paginya selalu cerah bahagia
Dengan irama tawa bahagia mengiringi langkahnya

Hanya di ujung tanah penguasa, ada rumah-rumah yang penuh derai air mata
Ada janda yang menangis karena resah akan ekonominya
Ada suami yang menbentak istrinya karena perdebatan kebutuhan keluarga
Ada anak-anak yang dipaksakan keadaan untuk menerima takdir hidupnya

Cangkul-cangkul mulai berkarat, hutan-hutan telah mati dan yang tumbuh hanya pepohonan sawit yang rindang
Kadang ada kiriman banjir bandang yang setelahnya berdatangan dus-dus mie instan, telur-telur ayam berpapan-papan

Mereka bersyukur dengan penuh bahagia
Demikianlah cerita hidup, merengkuh asa di tanah penguasa...
Aceh, 23 Agustus 2025


***
Demikian teks Puisi Kritik Sosial yang Menyentuh Hati.

(Catatan Penutup)
Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Salam kopi pahit...

Post a Comment