Luka di Balik Kotak Suara Puisi Kritik Sosial Karya Kei Naz

Table of Contents
Luka di Balik Kotak Suara Puisi Kritik Sosial Karya Kei Naz

Luka di Balik Kotak Suara
Oleh Kei Naz

Demokrasi kini seperti kaca retak yang dipoles agar tetap tampak utuh
padahal setiap pantulan hanya menunjukkan wajah rakyat yang remuk. 
Kami, yang dulu kalian rayu dengan janji seindah senja
kini ditinggal di lorong-lorong sunyi tempat suara tak lagi bergema. 
Ketika kotak suara telah ditutup rapat, telinga kalian pun serentak tuli.
Gedung megah yang kalian banggakan, tak lebih dari menara bisu
tempat wakil rakyat bersembunyi dari rakyat yang diwakili. 
Kami mengetuk, tapi palu sidang hanya memukul nasib kami lebih dalam.

Kalian lupa, dulu kami adalah suara
sekarang kalian buat kami jadi gema. 

Wakil rakyat duduk, berpose bahkan berjoged ria
di singgasana yang dibangun 
dari sisa-sisa harapan kami yang kalian abaikan. Undang-undang kalian rampas dari nurani
dijahit dengan benang kekuasaan
lalu dipaksa kami pakai 
meski ukurannya menyesakkan dada.
tapi tetap dipaksa berdiri dengan tongkat propaganda.

Namun di balik reruntuhan kepercayaan,  
kami masih menyisakan secuil harapan—meski rapuh,  
ia tetap menyala seperti lilin di tengah badai.  
Kami, kaum jelata yang tak pandai bicara di mimbar,  
hanya tahu cara mendoakan di antara debu dan peluh.  

Kami tidak meminta istana,  
cukup keadilan yang tak pilih rupa.  
Kami tak ingin dibela di layar kaca,  
cukup didengar tanpa perlu menghamba

Dan jika suara kami terlalu lirih untuk menembus nurani  kemanusiaan   
biarlah jerit sunyi ini tumbuh jadi gema,  
yang suatu hari nanti akan memaksa kalian
yang terlalu tinggi untuk melihat ke bawah
turun, menunduk, dan sadar:  
"bahwa negeri ini tidak dibangun oleh janji,  
tapi oleh luka yang dianiaya kekuasaan.
Borneo, 2 Sept 2025

***
Demikian puisi karya Kei Naz. 

(Catatan Penutup)
Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Salam kopi pahit...

Post a Comment