Selamat Jalan Dek, Rindu yang Tertinggal di Bawah Hujan Puisi Karya August Ay
Table of Contents
Ada duka yang tak bisa diucapkan, hanya bisa dititipkan pada hujan dan doa.
Puisi ini lahir dari kehilangan yang begitu dekat di hati—tentang seseorang yang pergi terlalu cepat, meninggalkan kenangan yang belum sempat dirapikan.
Melalui baris demi barisnya, terselip kerinduan, keikhlasan, dan doa agar sang tercinta beristirahat dengan damai di sisi Sang Pencipta.
“Selamat Jalan, Dek” bukan sekadar perpisahan, tapi juga bentuk cinta yang tetap hidup meski raganya telah tiada.
DEK...
AUGUST AY
hari ini tak seperti biasa...
kau tidur dan tak bangun lagi...
seakan mimpi mu terlalu indah...
hingga enggan engkau terjaga...
...
melihatmu terakhir kalinya...
sungguh bukan keinginan sebenarnya...
apalagi ini adalah perpisahan abadi...
dirimu tak dapat kulihat lagi setelah ini...
...
dengan airmata kuantar dirimu...
ke tempat peristirahatan sesungguhnya...
bahkan hujan pun turut mengiringi ...
bersama do'a yang di langitkan tiada henti...
...
selamat jalan sayang...
hanya itu yang dapat aku ucapkan...
damai di syurga...
dan sampaikan rinduku buat ayah...
...
PONTIANAK, 09 NOVEMBER 2025
Baca Juga : Puisi-Puisi Karya August Ay lainnya
***
Demikian puisi Rindu yang Tertinggal di Bawah Hujan karya August Ay.
(Catatan Penutup)
Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Salam kopi pahit...
Demikian puisi Rindu yang Tertinggal di Bawah Hujan karya August Ay.
(Catatan Penutup)
Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Salam kopi pahit...

Post a Comment